Peningkatan Kasus Positif di Jakarta, Anies: ''Artinya yang Ketahuan Lebih Banyak''

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan peningkatan jumlah kasus positif corona dalam kurun waktu dua pekan ke belakang disebabkan karena makin banyaknya warga yang ketahuan terinfeksi.

Mereka yang ketahuan terinfeksi jadi lebih banyak karena Pemprov DKI makin menggiatkan pemeriksaan dengan metode active case finding di puskesmas, serta penelusuran (tracing) dari kasus positif.

"Artinya yang ketahuan lebih banyak. Angka positivity rate-nya masih lima persen. Justru kita itu jangan sampai supaya terkesan aman, tidak testing, wah bahaya itu," kata Anies di Jakarta, Kamis (23/7/2020).

Baca: Anies Ingatkan Warga DKI: 66 Persen Kasus Baru Positif Covid-19 Ditemukan Tanpa Didahului Gejala

"Dan yang dites itu orang-orang yang memang dicurigai Covid-19," ucapnya.

Saat disinggung soal perilaku masyarakat yang terkesan abai protokol kesehatan juga berdampak pada peningkatan kasus positif, Anies menyebut hal itu bukan jadi sebab utama.

Tapi ia menyadari bahwa penularan terjadi karena adanya interaksi di masyarakat.

Seiring pelonggaran dihampir seluruh sektor usaha, Pemprov DKI mengantisipasinya denfan mengimbanginya upaya pemeriksaan  secara masif.

Sehingga mereka yang ditemui terindikasi positif Corona bisa menjalani pemeriksaan lanjutan dan diminta isolasi di rumah sakit maupun di rumah. 

"Sebabnya macam-macam. Tapi kan penularannya karena interaksi. Dengan kita testing dan ketahuan positif, maka orang itu bisa kemudian diisolasi," ucap dia.

"Jadi kita akan terus meningkatkan kemampuan testingnya, men-tracing terus sehingga mereka yang ketahuan positif bisa diminta untuk isolasi dan tidak menularkan," pungkas Anies.