Jumat, 5 September 2025

Virus Corona

Kota di Spanyol Larang Orang Merokok di Tempat Umum karena Khawatir Bisa Sebar Virus Corona

Wilayah barat laut Spanyol, Galicia memberlakukan larangan merokok di tempat umum ketika minim jarak sosial untuk menghindari penularan Covid-19.

Penulis: Ika Nur Cahyani
zoom-inlihat foto Kota di Spanyol Larang Orang Merokok di Tempat Umum karena Khawatir Bisa Sebar Virus Corona
IST
ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM, MADRID - Sebuah kota di wilayah barat laut Spanyol, Galicia memberlakukan larangan merokok di tempat umum ketika minim jarak sosial untuk menghindari penularan Covid-19.

Larangan itu mulai berlaku sejak Kamis (13/8/2020) lalu dan sedang dipertimbangkan wilayah lainnya.

Berdasarkan undang-undang Galicia, melepas masker untuk merokok di depan umum tidak diizinkan.

Dengan catatan bahwa jarak sosial sejauh dua meter tidak memungkinkan, sebagaimana dilaporkan Daily Mail. 

Langkah ini didukung penelitian dari Kementerian Kesehatan Spanyol.

Baca: Donald Trump Sebut Flu Spanyol Mengakhiri Perang Dunia II, Cek Faktanya di Sini

Baca: Pulau di Spanyol Siapkan Asuransi Wisata Gratis, Danai Perawatan Medis dan Karantina Turis

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan belum menyepakati usulan revisi Peraturan Pemerintah 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi kesehatan
Ilustrasi Rokok (IMPERIAL COLLEGE)

Kemenkes bulan lalu menemukan bahwa merokok mampu menyebarkan virus karena ada percikan yang keluar ketika menghembuskan asap.

Selain itu, virus dapat menyebar ketika seseorang dengan infeksi melepas maskernya hanya untuk menyesap rokok.

Bahkan menyentuh batang rokok sebelum memasukkannya ke dalam mulut juga berpotensi terjadi penularan.

Sejatinya hampir seluruh wilayah Spanyol, kecuali Pulau Canary mewajibkan masker baik di dalam maupun luar ruangan.

Sejak Juli lalu, sebenarnya Komunitas Epidemiologi Spanyol sudah menyerukan larangan merokok di luar ruangan.

Alasannya ada risiko penyebaran virus jika si perokok menderita Covid-19 tanpa gejala.

Larangan merokok yang berlaku di Galicia merupakan yang pertama di antara wilayah Spanyol lainnya.

Selain larangan itu, wilayah ini juga menutup bar, klub malam, hingga membatasi orang yang boleh masuk ke dalam pertokoan.

Kini pemerintah di wilayah lain seperti Madrid dan selatan Andalusia sedang mempertimbangkan larangan merokok serupa.

Sistem pemerintahan Spanyol memang sangat terdesentralisasi, sehingga masing-masing daerah bertanggung jawab penuh atas solusi penyebaran Covid-19.

Jadi tambal sulam kebijakan sebagaimana dilakukan Galicia sangat lumrah terjadi di negara 47 juta penduduk ini.

Sebenarnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pernah mengatakan bahwa pengonsumsi tembakau cenderung lebih rentan pada virus.

Selain itu berisiko tertular karena melibatkan kontak jari dengan bibir.

Ilustrasi Coronavirus. Setelah 7 karyawan sebuah pusat grosir di Sleman Yogyakarta positif covid-19, pengunjung lakukan tes rapid massal.
Ilustrasi Coronavirus.  (CNN)

Baca: Tertangkap Kamera, Momen Seorang Matador Senior Spanyol Diseruduk Banteng Tepat di Pantat

Baca: Diduga Terlibat Korupsi, Mantan Raja Spanyol Juan Carlos Tinggalkan Negaranya

Meski larangan merokok terkait dengan Covid-19 ini masih dalam tahap pengujian ahli, beberapa pihak mempertanyakan efektivitasnya.

"Belum ada cukup informasi ilmiah yang kuat untuk menunjukkan bahwa di ruang terbuka, asap tembakau dapat menularkan penyakit," kata Fernando Garcia, seorang ahli epidemiologi di Institut Kesehatan Carlos III, kepada AFP.

"Mengambil tindakan ekstrem ketika tidak ada cukup bukti, menurut saya agak tidak proporsional," ujarnya.

Dengan 30 kasus per 100.000 penduduk, Galicia memiliki tingkat prevalensi virus terendah di Spanyol, yang memiliki hampir 330.000 kasus infeksi, jumlah tertinggi di Eropa Barat.

Larangan merokok muncul saat negara ini memiliki tingkat infeksi terburuk di Eropa Barat.

Spanyol sekarang memiliki total 376.864 kasus yang dikonfirmasi, dan 28.579 kematian.

Spanyol mengkonfirmasi 44.400 kasus baru selama 14 hari terakhir, berbanding jauh dari Italia yang hanya 4.700 kasus baru.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan