Virus Corona
Tambah 78.761 Perhari, India Catat Rekor Dunia atas Lonjakan Kasus Covid-19 Tertinggi selama Pandemi
India mencetak rekor tertinggi atas lonjakan Covid-19 harian tertinggi selama pandemi terjadi.
Penulis:
Inza Maliana
Editor:
Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Dalam 24 jam terakhir, India telah mencatat rekor atas tambahan 78.761 kasus virus corona baru pada Minggu (30/8/2020).
Lonjakan angka itu merupakan yang terburuk yang pernah ada di seluruh dunia selama pandemi terjadi.
Kementerian Kesehatan India juga melaporkan 948 kematian.
Sehingga jumlah total kematian di India menjadi 63.498 kasus.
India merupakan satu di antara negara yang paling parah terkena dampak pandemi Covid-19.

Baca: Covid-19 Telah Menewaskan Lebih dari 50.000 Orang di India
Jumlah orang tewas di India mencapai angka tertinggi keempat di dunia setelah AS, Brasil, dan Meksiko.
Setelah India, Inggris memiliki jumlah kematian tertinggi kelima yang dilaporkan di dunia.
Jumlah kasus Covid-19 di dunia saat ini telah mencapai lebih dari 25 juta menurut Universitas Johns Hopkins.
Perjalanan India melawan pandemi sangat mengkhawatirkan.
Sebab, negara itu memiliki kasus harian dengan pertumbuhan tercepat dari negara mana pun.
Mereka melaporkan lebih dari 75.000 infeksi selama empat hari berturut-turut.

Baca: Polisi India Amankan 3 Pelaku yang Terlibat Kasus Rudapaksa dan Pembunuhan Remaja Berusia 16 Tahun
Bahkan angka penambahan kasus Covid-19 terbarunya, melampaui lonjakan harian terbesar di dunia.
Kala itu, lonjakan terbesar diraih AS pada pertengahan Juli, yakni 77.299 kasus dalam 24 jam terakhir.
Lonjakan pada Minggu kemarin ini ditengarai terjadi saat negara itu membuka kembali jaringan kereta bawah tanahnya.
Otoritas setempat juga mengizinkan acara olahraga dan keagamaan dengan beberapa batasan yang dimulai pada bulan depan.
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk menghidupkan kembali ekonomi.

Baca: 111 Nelayan Aceh Masih Ditahan di India, Thailand dan Myanmar, Panglima Laot Minta Perhatian Jokowi
Mirisnya, sistem transportasi umum sebagai jalur kehidupan jutaan orang di Ibu Kota New Delhi, akan dibuka kembali secara bertahap mulai 7 September.
Namun, sekolah dan perguruan tinggi akan tetap ditutup hingga akhir September.
Aturan tersebut masih akan diberlakukan meski delapan negara bagian India berada di antara wilayah yang paling parah terkena dampak.
Delapan negara bagian tersebut menyumbang hampir 73 persen dari total infeksi.
Anggota suku di Kepulauan Andaman dan Nicobar yang terpencil telah dinyatakan positif Covid-19.
Hal tersebut membuktikan, bahkan virus tersebut menyebar dengan cepat di daerah yang tidak padat penduduknya.
Perkembangan virus corona di dunia
Sementara di AS, 44.635 kasus virus corona dilaporkan pada Minggu (30/8/2020) kemarin.
Angka tersebut menambah jumlah total kasus konfirmasi positif menjadi hampir enam juta jiwa.
Sedangkan Korea Selatan, yang berhasil mengendalikan penyebaran virus pada tahap awal pandemi, telah membatasi restoran dan pusat kebugaran di ibu kota.
Hal itu setelah mereka mencatat peningkatan tiga digit selama 17 hari berturut-turut.
Peningkatan tersebut menjadikan total kasus corona di Korea Selatan menjadi 19.699 dan 323 kasus meninggal.
Dan di Berlin, Jerman, polisi membubarkan protes massal terhadap pembatasan virus corona pada hari Sabtu (29/8/2020) lalu.

Baca: CDC Sebut 94% Kematian Pasien Covid-19 di AS Terjadi Akibat Adanya Kondisi Medis Lain
Mereka menangkap 300 orang karena tidak menjaga jarak dan memakai masker.
Infeksi virus corona yang dilaporkan kini mencapai lebih dari 210 negara sejak kasus pertama diidentifikasi di China pada Desember 2019 lalu.
Kendati demikian, lintasan Covid-19 masih jauh dari flu Spanyol 1918, yang menginfeksi sekitar 500 juta orang dan menewaskan setidaknya 10 persen pasien.
Tetapi para ahli khawatir informasi yang ada tidak mendasari dampak sebenarnya dari pandemi.
Terutama di negara-negara berkembang dengan pengujian yang terbatas atau kurang memadai.
(Tribunnews.com/Maliana)