Virus Corona
Pemprov DKI Diingatkan Agar Lebih Proaktif Jalin Komunikasi Dengan Daerah Penyangga Terkait PSBB
Edi Prasetyo meminta agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk lebih serius jika ingin memberlakukan PSBB ketat kembali.
Penulis:
Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor:
Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Bidang Kesehatan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Edi Prasetyo meminta agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk lebih serius jika ingin memberlakukan PSBB ketat kembali.
“Jakarta terpaksa kembali menerapkan PSBB karena kegagalan Pemprov sendiri menerapkan aturan PSBB secara konsisten. Salah satunya terlihat dari diizinkannya kerumunan untuk kegiatan demo orasi dan deklarasi, serta dihapusnya ganjil-genap, Yang membuat cluster Angkutan Umum. Yang salah ya pemprov sendiri," kata Edi Prasetyo dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/9/2020).
Edi menegaskan, kebijakan PSBB yang diambil Anies Baswedan kali ini harus dilaksanakan sampai tuntas.
Termasuk, tegas dalam mengambil tindakan selanjutnya.
Baca: DPRD DKI Jakarta Sesalkan Sikap Daerah Penyangga yang Cenderung Tak Dukung PSBB Ketat di Ibu Kota
"Jangan plin-plan, jangan sebelum terasa manfaatnya sudah direlaksasi, nanti diberlakukan lagi tiba-tiba. Rakyat bingung, tenaga kesehatan juga bingung, serta justru membahayakan," katanya.
Edi juga menilai lemahnya koordinasi dan komunikasi antar pemerintah daerah sebagai penyebab gagalnya penanganan pandemi Covid-19.
“Jakarta itu secara fungsional tidak bisa dipisahkan dari Depok, Bogor, Bekasi dan Tangerang. Karena itu Pemprov DKI harusnya lebih proaktif konsultasi ke mereka, seperti di zaman Gubernur sebelumnya. Seharusnya rencana Pemprov DKI yang berdampak kepada wilayah penyangga dikoordinasikan terlebih dahulu," ujarnya.
Baca: Masih Berada di Italia, Pilar Persija Marco Motta Soroti Kondisi Jakarta yang Kembali Terapkan PSBB
PKPI juga menyoroti besarnya anggaran pemerintah yang diperlukan untuk penanganan pandemi.
“Jangan sampai uang tersebut kembali terbuang percuma. Belum lagi beban ekonomi rakyat," kata Edi.
Sementara, Juru Bicara PKPI Sonny Tulung, menyampaikan keprihatinan PKPI atas banyaknya jumlah korban, termasuk dari tenaga kesehatan.
Menurut mantan presenter kuis ini, kepatuhan kita menjalankan protokol kesehatan adalah bentuk solidaritas terhadap pejuang corona.
“Jangan lupakan pengorbahanan tenaga kesehatan. Mereka pejuang garis depan dan Sekaligus Pertahanan akhir perlawanan Indonesia melawan virus Corona," jelasnya.
Baca: Komentari PSBB Jakarta, El Rumi Justru Lebih Cemaskan Hal ini : Mau Gak Nerima WNI Mereka di Sana
Bagi PKPI, bahaya pandemi Covid-19 ini tidak bisa diremehkan. Selain banyaknya korban dari tenaga kesehatan, PKPI juga kehilangan beberapa kader dalam pandemi ini, termasuk seorang Bakal Calon Wakil Bupati.
“Iya, Haji Lutfi Machmud yang meninggal dunia bulan lalu adalah kader kami yang maju di (Pilkada) Halmahera Selatan. Jadi PKPI tahu persis rasanya kehilangan, karena virus Corona,” kata Sonny ketika ditanya mengenai almarhum Lutfi Machmud.
Sonny menilai kunci keberhasilan penanganan pandemi adalah kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan, termasuk larangan untuk berkerumun.
“Kuncinya adalah kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Hindari kerumunan, cuci tangan, pakai masker, jaga jarak aman satu meter. Tidak ada satupun negara yang berhasil menerapkan new normal sebelum menyelesaikan masalah kesehatan terlebih dahulu,” ujar Sonny.