Kamis, 21 Agustus 2025

Virus Corona

Minta Masyarakat Taat, Doni Monardo: Belum Ada Satu pun Ahli yang Memprediksi Kapan Wabah Berakhir

Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo menjelaskan belum ada ahli yang memprediksi kapan pandemi berakhir, oleh karenanya masyarakat diminta taat.

Penulis: Inza Maliana
TRIBUN/DANY PERMANA
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Doni Monardo berbincang dengan redaksi Tribun Network di Jakarta, Senin (7/9/2020). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menuturkan, hingga kini belum ada ahli maupun pakar yang dapat memprediksi kapan pandemi Covid-19 berakhir.

Hal tersebut ia sampaikan dalam acara Doa Perawat Untuk Negeri yang ditayangkan dalam kanal YouTube BNPB, Selasa (15/9/2020).

Untuk itu, ia mengingatkan agar masyarakat mempersiapkan diri menghadapi pandemi dalam waktu yang.

"Karena belum ada satu pun ahli dan pakar yang bisa menentukan kapan wabah ini berakhir," kata Doni.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Doni Monardo berbincang dengan redaksi Tribun Network di Jakarta, Senin (7/9/2020). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Doni Monardo berbincang dengan redaksi Tribun Network di Jakarta, Senin (7/9/2020). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA (TRIBUN/DANY PERMANA)

Baca: Ketua Satgas Covid-19: Khusus RS Wisma Atlet, Tower 6 dan 7 Masih Kosong

Ia juga mengimbau agar semua pihak tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Seperti menggunakan masker, menjaga jarak sosial, hingga rajin mencuci tangan dengan sabun di air mengalir.

Lebih lanjut, Doni menegaskan, masyarakat harus menjadi garda terdepan dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Dengan begitu, tidak ada lagi tenaga kesehatan yang kelelahan hingga meninggal dunia karena merawat pasien Covid-19.

Doni pun turut mengucapkan duka cita mendalam atas gugurnya para perawat dan tenaga kesehatan lainnya selama pandemi.

Petugas medis mengambil sample darah warga yang melakukan rapid test di Kelurahan Pondok Betung, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (14/5/2020). Kementerian Kesehatan mengalokasikan anggaran berupa dana siap pakai untuk insentif bagi tenaga kesehatan sebesar Rp 5,2 triliun dalam rangka penanganan pandemi virus corona (Covid-19). Tribunnews/Irwan Rismawan
Petugas medis mengambil sample darah warga yang melakukan rapid test di Kelurahan Pondok Betung, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (14/5/2020). Kementerian Kesehatan mengalokasikan anggaran berupa dana siap pakai untuk insentif bagi tenaga kesehatan sebesar Rp 5,2 triliun dalam rangka penanganan pandemi virus corona (Covid-19). Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Baca: Jubir Satgas Covid-19: Kasus Aktif di Berbagai Daerah Mengalami Penurunan

"Mari kita jadikan perawat dan dokter dan rumah sakit sebagai benteng terakhir bangsa kita," kata Doni.

"Mudah-mudahan kita semua dapat melanjutkan pengabdian dan perjuangan para perawat."

"Termasuk tenaga kesehatan lainnya, para dokter, dan unsur pendukung di rumah sakit," imbuhnya.

Sementara itu, Doni menjelaskan, hingga kini pemerintah terus bekerja keras untuk mengembangkan vaksin dan obat Covid-19.

"Bangsa Indonesia seperti bangsa-bangsa lainnya di dunia yang sedang menghadapi wabah Covid-19 ini."

Simulasi uji klinis vaksin Covid-19 di Rumah Sakit Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Kota Bandung, Kamis (6/8/2020).
Simulasi uji klinis vaksin Covid-19 di Rumah Sakit Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Kota Bandung, Kamis (6/8/2020). (Tribun Jabar/Muhamad Syarif Abdussalam)

Baca: Doni Monardo: Kita Jadikan Perawat, Dokter, dan umah Sakit Sebagai Benteng Terakhir Bangsa

"Kita juga sedang berusaha untuk bisa mendapatkan vaksin dalam jumlah yang cukup bagi masyarakat semua," ujar Ketua BNPB Indonesia ini.

"Termasuk juga upaya-upaya untuk mendapatkan obat yang lebih mujarab dalam menghadapi Covid-19," tambahnya.

Namun, ia mengingatkan setelah ditemukannya vaksin Covid-19, tidak serta merta menjamin pandemi akan selesai.

"Walau nanti ditemukan vaksin, walau nanti ditemukan obat, belum tentu pandemi ini akan berakhir," tegasnya.

Agresifkan mencari vaksin Covid-19

Sementara itu, di lain kesempatan, Erick Thohir juga mengatakan upaya Indonesia mencari vaksin Covid-19.

Menurutnya, Indonesia saat ini merupakan negara di Asia Tenggara yang paling agresif untuk mencari vaksin Covid-19.

"Kita, saya rasa negara di Asia Tenggara yang sangat agresif (soal vaksin Covid-19)."

"Dan kalau dengan dunia juga kita masuk kategori negara yang sudah bisa men-secure vaksin dari beberapa partner," ujar Erick, masih dikutip dari Kompas.com.

Ia menambahkan, Indonesia memang tak boleh ketinggalan dalam mendapatkan vaksin Covid-19.

Sebab, Inggris saja yang memiliki jumlah populasinya sekitar 60 juta jiwa sudah mengamankan 200 juta vaksin Covid-19.

Presiden Joko Widodo (kiri) tiba di PT Bio Farma (Persero) Bandung untuk meninjau fasilitas produksi dan pengemasan vaksin Covid-19, di Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (11/8/2020) pagi sekitar pukul 09.45 WIB. Peninjauan dipandu oleh Direktur Utama PT Bio Farma (Persero), Honesti Basyir. Dalam kunjungannya tersebut, Presiden Jokowi didampingi antara lain oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir. Tribunnews/HO/BPMI Setpres
Presiden Joko Widodo (kiri) tiba di PT Bio Farma (Persero) Bandung untuk meninjau fasilitas produksi dan pengemasan vaksin Covid-19, di Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (11/8/2020) pagi sekitar pukul 09.45 WIB. Peninjauan dipandu oleh Direktur Utama PT Bio Farma (Persero), Honesti Basyir. Dalam kunjungannya tersebut, Presiden Jokowi didampingi antara lain oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir. (Tribunnews/HO/BPMI Setpres)

Baca: Erick Thohir Disambangi Sandi Uno, Keduanya Bahas Soal Vaksin Covid-19

"Tentu kita tidak boleh tertinggal, karena itu kita agresif," tegas Erick.

Oleh sebab itu saat ini, lanjut dia, Indonesia telah bekerja sama dengan dua perusahaan farmasi asal China dan Uni Emirat Arab (UAE) terkait pengembangan vaksin Covid-19.

Setidaknya, pada akhir tahun 2020 Indonesia telah memiliki komitmen dengan dua perusahaan farmasi di China dan UAE untuk 30 juta dosis vaksin Covid-19.

"Lalu juga kita harapkan 280 juta tambahan sampai 310 juta, karena di perjanjian ada tambahan 10 persen untuk kita."

"Ini kita harapkan bisa menstabilkan dari menjaga kesehatan masyarakat sampai kita bisa memproduksi vaksin merah putih yang akan dikembangkan di awal tahun 2022," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Maliana, Kompas.com/Akhdi Martin Pratama)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan