Jumat, 22 Agustus 2025

Sidang Majelis Umum PBB

Singgung Dampak Covid-19 di Sidang Umum PBB, Jokowi : No One is Safe Until Everyone Is

Presiden Jokowi menyerukan, dampak pandemi Covid-19 yang luar biasa dirasakan semua negara, tak mengenal batas negara.

YouTube Sekretariat Presiden
Untuk pertama kali, Presiden Jokowi berpidato di Sidang Majelis Umum ke-75 PBB. Ia memakai bahasa Indonesia dalam pidatonya. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK -- Perdana Presiden RI Jokowi memberikan pidato pada sidang umum PBB, di New York, Selasa (22/9/2020).

Jokowi menyinggung pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia.

"Kita semua prihatin melihat situasi ini. Keprihatinan kita menjadi semakin besar di saat pandemi covid-19 ini.

"Di saat seharusnya kita semua bersatu padu, bekerja sama melawan pandemi yang justru kita lihat adalah masih terjadinya perpecahan dan rivalitas yang semakin menajam," ujarnya seperti dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Rabu (23/9/2020).

Dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang mendominasi pidatonya, mantan walikota Solo itu menyerukan, dunia bersatu melawan virus corona.

Baca: Pidato Pertama Jokowi di Sidang Umum PBB, Bicara Kesetaraan dan Rivalitas Hingga Posisi Indonesia

Baca: Pidato di Sidang PBB, Jokowi Serukan soal Akses yang Setara terhadap Vaksin Virus Corona

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato perdananya dalam Sidang Majelis Umum (SMU) ke 75 PBB secara virtual. Rabu, (23/9/2020)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato perdananya dalam Sidang Majelis Umum (SMU) ke 75 PBB secara virtual. Rabu, (23/9/2020) (dok Kementerian Luar Negeri)

"Padahal kita seharusnya bersatu padu, selalu menggunakan pendekatan win-win, pola hubungan antar negara yang saling menguntungkan," tutur Jokowi.

Presiden Jokowi menyerukan, dampak pandemi Covid-19 yang luar biasa dirasakan semua negara mulai dari sisi kesehatan, sosial dan ekonomi.

Ia menegaskan virus corona tak mengenal batas negara. 

"Kita tahu dampak pandemi ini sangat luar biasa, baik dari sisi kesehatan, maupun sosial ekonomi. Kita juga paham virus ini tidak mengenal batas negara. No one is safe until everyone is," serunya.

Untuk itu, persatuan semua negara diperlukan mutlak dalam menghadapi wabah.

"Jika perpecahan dan rivalitas terus terjadi, maka saya khawatir pijakan bagi stabilitas dan perdamaian yang lestari akan goyah atau bahkan akan sirna. Dunia yang damai, stabil dan sejahtera semakin sulit diwujudkan," harap Jokowi.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan