Virus Corona
Tingginya Klaster Keluarga Menjadi Perhatian Presiden Jokowi
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga mengatakan klaster keluarga terus meningkat pada September ini.
Penulis:
Taufik Ismail
Editor:
Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga mengatakan klaster keluarga terus meningkat pada September ini.
Menurutnya, klaster keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat.
"Nah ini menjadi perhatian dari bahwa Presiden sehingga bapak Presiden memberikan arahan kepada saya dan dan jajaran Kementerian untuk kita melakukan langkah-langkah," kata Bintang dalam dialog di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat, (25/9/2020).
Baca: Sebaran Virus Corona Indonesia Jumat (25/9/2020): Tambah 4.343 Kasus Sembuh, 1.620 dari DKI
Adapun menurut Bintang, langkah-langkah yang akan dilakukan kementeriannya dalam menekan bertambahnya jumlah klaster keluarga yakni dengan membuat protokol kesehatan di keluarga berkoordinasi dengan Satgas Penanganan Covid-19 dan Kementerian Kesehatan.
"Arahan beliau (Presiden) juga bagaimana kami mengkampanyekan dan mensosialisasikan secara masif berkaitan dengan protokol kesehatan 3M dengan selalu pakai masker, mencuci tangan dan jaga jarak," katanya.
Baca: Sebaran Virus Corona Indonesia Jumat (25/9/2020): Tambah 4.343 Kasus Sembuh, 1.620 dari DKI
Dalam mencegah bertambahnya klaster keluarga menurut dia yakni dengan mengurangi pertemuan-pertemuan secara offline atau tatap muka diantara keluarga besar.
"Misalnya hari ulang tahun kemudian misalnya dengan Komunitas ada reuni, arisan. kalau toh itu harus dilakukan itu kita bisa lakukan secara daring. Kita kan sudah diperkenalkan dengan sistem daring dalam situasi pandemi ini. itu hal-hal yang perlu kita perhatikan." katanya.
Kasus Covid-19 terkini
Tambahan jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia hari ini, Jumat (25/9/2020), kembali memecah rekor penambahan kasus tertinggi selama pandemi Covid-19 melanda negeri ini.
Menurut data di laman covid19.go.id, tercatat ada penambahan 4.823 kasus baru dalam 24 jam terakhir.
Tambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 Jumat ini menjadi rekor penambahan kasus konfirmasi positif tertinggi di Indonesia sejak kasus pertama Covid-19 diumumkan Maret 2020 lalu.
Dengan penambahan tersebut, total kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia kini mencapai 266.845 kasus.
Baca: Update Corona di Indonesia 25 September: 266.845 Positif, 196.196 Sembuh, dan 10.218 Meninggal
Masih berdasarkan data di laman covid19.go.id, diketahui jumlah penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia terus meningkat dan memecah rekor dalam tiga hari terakhir.
Sebelumnya, penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 pada Kamis (24/9/2020) juga menjadi rekor penambahan kasus tertinggi.
Kasus konfirmasi positif Covid-19 dilaporkan bertambah 4.634 kasus dalam 24 jam terakhir pada Kamis kemarin.
Tambahan kasus tersebut memecah rekor penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 yang dilaporkan pada Rabu (23/9/2020).
Rabu lalu, tercatat terdapat penambahan 4.465 kasus baru.

Sementara itu, ada kabar baik dari perkembangan penanganan Covid-19 di Indonesia.
Sebanyak 4.343 pasien Covid-19 telah dinyatakan sembuh hari ini.
Jumlah tersebut menjadi rekor penambahan jumlah pasien sembuh terbanyak selama pandemi Covid-19 di Indonesia.
Kini, pasien positif Covid-19 yang telah sembuh totalnya mencapai 196.196 orang.

Baca: Sebaran Virus Corona Indonesia Jumat (25/9/2020): Tambah 4.343 Kasus Sembuh, 1.620 dari DKI
Namun, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia juga masih bertambah, yakni sebanyak 113 kasus.
Total kasus kematian akibat Covid-19 kini telah mencapai 10.218 kasus.
Penyebaran Corona Akan Turun Drastis jika 75 Persen Penduduk Disiplin Pakai Masker
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebutkan penularan virus corona dapat menurun drastis apabila 75 persen penduduk disiplin menggunakan masker.
Oleh karena itu, Wiku pun mengajak semua pihak untuk terus mengkampanyekan penggunaan masker guna melindungi diri dan orang lain dari bahaya virus corona.
"Agar kita melindungi, jangan sampai droplet yang keluar dari diri kita sendiri atau dari orang lain mengenai pihak lainnya. Jika lebih dari 75 persen penduduk patuh menggunakan masker, maka Covid-19 dapat turun secara drastis," ujar Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (8/9/2020).

Wiku mengatakan, berdasarkan hasil penelitian di Amerika, penggunaan masker kain oleh 80 persen populasi akan mengurangi 34-58 persen penambahan kasus kematian (Eikenberry et al, 2020).
Hasil penelitian itu menyatakan, permodelan penggunaan masker oleh minimal populasi tersebut sudah terbukti menekan peningkatan kasus baru dan kematian akibat Covid-19.
Karena itu, Satgas Covid-19 menargetkan penggunaan masker terhadap 70-75 persen dari populasi di Indonesia secara tertib guna menekan kasus Covid-19 di Indonesia.
"Mari kita buktikan ini menjadi target kita bersama, karena kita ingin melindungi diri dan kita ingin melindungi negeri," kata Wiku.
Tips Mencegah Penularan Corona Melalui Udara di Ruang Tertutup
dr Reisa Broto Asmoro menyampaikan, terdapat 6 cara untuk mencegah risiko penularan Covid-19 melalui udara di ruang tertutup.
Reisa menjelaskan, berdasarkan pernyataan resmi WHO pada 9 Juli 2020, transmisi atau penularan Virus Corona terjadi terutama melalui percikan atau buliran air liur atau droplet.
Penularan terjadi baik secara langsung, tidak langsung, ataupun kontak dekat.
Sementara itu, transmisi melalui udara juga dapat terjadi pada tindakan yang menghasilkan aerosol.
Baca: Update Persebaran Corona di 34 Provinsi, DKI Jakarta Ada 1.171 Kasus Positif Baru
"Transmisi lewat udara dapat terjadi pada prosedur yang menimbulkan aerosol, seperti di fasilitas kesehatan, yakni melalui bronkoskopi, intubasi trakea, pemberian tekanan pada dada saat resustasi jantung, dan kegiatan serupa lainnya," terang Reisa, Selasa (14/7/2020) sore.
Selain itu, Reisa menambahkan, Covid-19 juga dapat menular di udara melalui percikan air liur atau droplet yang dikeluarkan ketika seseorang batuk, bersin, berbicara, atau bahkan bernyanyi.

Reisa menyampaikan, WHO mendefinisikan penularan Covid-19 melalui udara sebagai penyebaran agen penular yang disebabkan oleh penyebaran aerosol yang melayang di udara dalam jarak dan waktu yang lama.
"Teori menunjukkan bahwa sejumlah droplet pernapasan dapat menghasilkan aerosol. Aerosol sendiri adalah tetesan pernapasan yang sangat kecil sehingga dapat melayang di udara," jelas Reisa.
Ia menjelaskan, aerosol memiliki ukuran yang lebih kecil dari droplet.
"Droplet adalah buliran dengan ukuran partikel lebih dari 5 mikrometer, sedangkan aerosol ukurannya lebih kecil lagi, yakni kurang dari 5 mikrometer, dan airbone adalah penularan via aerosol dalam jarak jauh," terangnya.
Lebih lanjut, Reisa menyampaikan 6 cara mengantisipasi peredaran udara di ruang tertutup ber-AC untuk mengurangi risiko penularan Covid-19.
Berikut 6 cara mencegah risiko penularan Covid-19 di ruang tertutup:
1. Perhatikan ventilasi atau sirkulasi udara di dalam ruangan.
2. Pastikan menjaga jarak di dalam ruangan dan hindari ruangan yang terlalu banyak orang
3. Selalu pakai masker selama masih berada di luar rumah atau di tempat umum, termasuk di ruangan kantor
4. Hindari memegang permukaan benda yang kotor dan digunakan bersama dengan orang lain.
5. Bersihkan permukaan benda di sekitar ruangan dengan cairan disinfektan secara teratur.
6. Gunakan masker di luar rumah secara benar
Cara keenam ini merupakan tips tambahan dari dr Reisa.
Dalam memakai masker, Reisa meminta masyarakat untuk memastikan hal berikut:
- Pastikan tidak memegang bagian luar masker
- Pastikan hanya memegang tali saat mencopot masker
- Tidak menurunkan masker ke dagu
- Ganti masker setiap 4 jam sekali atau apabila basah dan lembab.