Senin, 25 Agustus 2025

Penanganan Covid

Vaksin Covid-19 Belum Tersedia, Ketua MPR Ajak Warga Patuhi Protokol Kesehatan

Vaksin terbaik menghentikan penyebaran Covid-19 adalah dengan cara mematuhi protokol kesehatan.

TRIBUN/DANY PERMANA
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan sebelum vaksin medis tersedia, 'vaksin' terbaik menghentikan penyebaran Covid-19 adalah dengan cara mematuhi protokol kesehatan.

Antara lain memakai masker jika keluar rumah, menjaga jarak, dan mencuci tangan secara berkala.

Didukung pola hidup sehat dengan istirahat dan olahraga yang cukup.

Menurut dia, Presiden Joko Widodo, Senin (5/10/2020), telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang pengadaan dan pelaksanaan vaksin Covid-19.

Baca: 22 dari 27 Pengunjuk Rasa Tolak UU Cipta Kerja Reaktif Covid-19 Dikirim ke Wisma Atlet

Dalam Peraturan tersebut Menteri Kesehatan diberikan kewenangan untuk menetapkan besaran harga vaksin, sekaligus mengatur pola vaksinasi, yang mencakup penetapan kriteria dan prioritas penerima vaksin, wilayah, jadwal, tahapan, dan standar pelayanan vaksinasi.

"Seluruhnya dikoordinir langsung oleh Kementerian Kesehatan," ujar Bamsoet, dalam keterangannya, saat kunjungan Reses, Temu Tokoh, dan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, di Kebumen, Kamis (8/10/2020).

Bamsoet mengungkapkan pemerintah menargetkan vaksin Covid-19 tersedia pada awal tahun 2021.

Vaksin yang dikembangkan antara lain Sinovac (kerjasama Bio Farma - Sinovav China yang kini sedang menjalani uji klinis tahap ketiga di Bandung, Jawa Barat.

Baca: Jadwal MotoGP Prancis 2020 - Temuan Kasus Covid-19 di Tim Valentino Rossi & Vinales

Kemudian SinoPharm (Kimia Farma - G42 Uni Emirat Arab,) sedang menjalani uji coba klinis tahap ketiga di Uni Emirat Arab.

Serta Genexine-GX-19 (Kalbe Farma - Genixine Korea Selatan) masih melakukan uji klinis fase 1A dan 2A.

Presiden Joko Widodo juga telah memerintahkan pengembangan vaksin 'Merah Putih' melalui kerjasama Bio Farma sebagai holding BUMN Farmasi yang membawahi Kimia Farma dan Indo Farma dengan Kementerian Riset dan Teknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional, serta Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.

"Sehingga Indonesia bisa memproduksi sendiri vaksin sesuai strain virus Covid-19 yang berkembang di Indonesia," kata Bamsoet.

Politikus Golkar itu menjelaskan kerjasama antara holding BUMN farmasi yang dipimpin Bio Farma dengan pihak swata juga diperlukan dalam menyukseskan program vaksinasi.

Baca: BREAKING NEWS: Ketua DPD Gerindra Jatim, Soepriyatno Meninggal akibat Covid-19

Khususnya, dalam pengadaan cold chain equipment inventory sebagai tempat penyimpanan vaksin.

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan