Penanganan Covid
Indonesia Getol Amankan Vaksin Covid-19 dengan Berbagai Negara, Kemlu Ungkap Alasannya
Hal tersebut dikarenakan kemampuan industri untuk memproduksi vaksin dalam masa yang pendek dengan jumlah yang besar itu tidak dimungkinkan.
Penulis:
Larasati Dyah Utami
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi belakangan rutin melakukan kerja sama multilateral terkait pengadaan vaksin Covid-19 dengan sejumlah negara.
Termasuk saat ini Indonesia tengah mengupayakan kerja sama dengan badan kesehatan dunia WHO untuk mendapatkan akses vaksin sekiranya 20 persen dengan harga terjangkau.
Hal itu menimbulkan pertanyaan di masyarakat bahwa Pemerintah nampak getol mengamankan vaksin Covid-19 dengan sejumlah negara.
Kementerian Luar Negeri RI lewat Direktur Jenderal Kerjasama Multilateral Febrian Alphyanto Ruddyard, Jumat (16/10/2020), mengungkapkan bahwa kerja sama vaksin yang dilakukan bertujuan agar Indonesia tidak tertinggal dalam pengadaan vaksin.
Termasuk soal kunjungan Menlu dan Menteri BUMN, Erick Thohir ke sejumlah negara termasuk ke London, Inggris kemarin dan ke Jenewa Swiss pada hari ini.
Hal tersebut dikarenakan kemampuan industri untuk memproduksi vaksin dalam masa yang pendek dengan jumlah yang besar itu tidak dimungkinkan.
Baca juga: Indonesia Jadi Tempat Uji Klinis Fase III Vaksin Covid-19 dari Inggris
Walaupun Indonesia sendiri juga tengah mengupayakan ketersediaan vaksin Covid-19 secara mandiri berupa vaksin merah putih.
“Saat ini masyarakat dunia sedang memerlukan vaksin. Tidak ada tertinggal dibelakang. Diplomasi kita memastikan bahwa kita tidak tertinggal dalam memperoleh vaksin,” kata Febri dalam konferensi pers virtual, Jumat (16/10/2020).
Dirjen Multilateral mengatakan lewat kerja sama ini, pemerintah juga memastikan bahwa vaksin Covid-19 yang diperoleh adalah vaksin yang aman dan efektif.
“Ini juga penting. Ini jadi dasar diplomasi kita agar vaksin mudah diakses, tersedia dan aman,” katanya.
Menurutnya pengadaan vaksin dilakukan harus dengan berbagai konteks, baik dalam sisi bilateral, regional, maupun multilateral.
Disisi multilateral, Febri mengatakan tentu pemerintah lewat Kemlu RI akan bekerja lewat kerangka badan kesehatan dunia atau world health organization (WHO).
Dimana WHO merupakan badan multilateral yang memastikan kesehatan bagi masyarakat seluruh dunia.
“Di WHO kita terlibat di Covax, jadi bukan hanya tentang ketersediaan adil tapi juga pembagian yang adil. Jadi Covax merupakan platform pendistribusian,” ujarnya.
Kunjungan Menlu dan Menteri BUMN juga untuk memastikan vaksin tersedia bagi Indonesia jika sudah siap.
Sebab, menurutnya jika tidak diamankan lebih dulu negara lain akan lebih dulu memesan.
"Kita harus cepat. Tentunya untuk mendapatkan ini dijalin dengan hubungan bilateral yang baik," ujarnya.