Virus Corona
Perlukah Vaksin untuk Orang yang Pernah Terpapar Covid-19? Ini Penjelasan Ahli
Banyak pertanyaan seputar Covid-19. Diantaranya adalah perlukah seseorang yang pernah terpapar dan dinyatakan sembuh Covid-19 untuk divaksin?
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Banyak pertanyaan seputar Covid-19. Diantaranya adalah perlukah seseorang yang pernah terpapar dan dinyatakan sembuh Covid-19 untuk divaksin?
Berikut penjelasan Anggota Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional Prof Dr dr Soedjatmiko, Sp.A(K), pada talkshow secara virtual, Kamis (12/11/2020).
Ia menerangkan, pengembangan dan penelitian terkait virus corona terus berjalan sampai hari ini.
Sehingga belum ada satupun hasil yang menunjukan berapa lama sistem kekebalan tubuh mampu melindungi diri dari penyakit covid-19.
Baca juga: UPDATE Kondisi 1.620 Relawan yang Terima Suntikan Vaksin Sinovac Tahap 1 dan 2
Baca juga: 1.000-2.000 Relawan Terlibat Dalam Uji Klinis, Ini Pendapat IDI Tentang Keamanan Vaksin Covid-19

"Belum disimpulkan dari yang sudah sembuh itu ternyata ada ya setelah kekebalannya bisa terkena lagi," kata Dr dr Soedjatmiko.
Di beberapa negara dilaporkan bahwa ada kasus re-infeksi virus corona, seperti di China dan Eropa.
Agar tidak simpang siur dr Soedjatmiko masyarakat diharapkan menunggu hasil uji klinik fase III yang kini tengaj berproses.
"Di Eropa juga ada ya bertahan sampai lama tetap kebal Sampai sekarang kita belum simpulkan dan tunggu hasil uji klinik tersebut," tutur dia.

Update Kondisi Relawan Vaksin yang Lakukan Penyuntikan di Bandung
Sebanyak 1.620 relawan di Bandung yang menjalani uji klinik 1 dan 2 vaksin Covid-19 Sinovac, dilaporkan sampai hari ini tidak menimbulkan sakit berat.
Anggota Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional Prof Dr dr Soedjatmiko, Sp.A(K) menyampaikan hal tersebut, pada talkshow secara virtual, Kamis (12/11/2020).
"Melaporkan bahwa 1.620 relawan yang diimunisasi yang pertama dan kedua serta sudah diambil darahnya, sampai hari ini tidak ada yang sakit berat atau macam-macam," ungkap dr Soedjatmiko.
Ia memaparkan, untuk sampai pada uji klinik fase III yang sekarang berlangsung, proses penciptaan vaksin teruji keamananya.
Di awali dari menguji vaksin yang disuntikan pada binatang. Lalu hasilnya baik, berlanjut pada menyuntikan vakin pada relawan dengan jumlah yang sedikit.
"Percobaan binatang menunjukkan aman dan ada tanda-tanda mampu melindungi badan maka mengijinkan untuk masuk ke uji klinik fase 1 yaitu pada orang dewasa tapi jumlahnya tidak banyak," jelasnya.
Setelah uji klink fase 1 ternyata hasilnya aman kemudian disuntikkan sama persis dengan jumlah orang yang lebih banyak
"Ada tanda-tanda efektif dilanjutkan diijinkan untuk uji klinik fase 2," lanjut dia.
dr Soedjatmiko berharap hasil uji klinik fase 3 yang dinanti-nantikan, juga menunjukkan hasil yang sama baiknya yakni tanpa efek samping berat.
"Yang dipakai itu aman dan juga bermanfaat dan efektif, di mana semua negara-negara yang melakukan uji klinik vaksin ada badan- badan yang mengawasi sejak awal sejak mulai membuat proposal penelitian kemudian uji klinik," jelas dia.