Senin, 29 September 2025

Virus Corona

Ingat Ya, Jangan Menurunkan Masker ke Dagu, Kata Ahli Itu Picu Bahaya Serius

Perihal menggunakan masker ini, memang masyarakat masih banyak yang mengabaikannya.Beberapa orang juga masih terlihat menurunkan maskernya ke dagu ata

TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA
Ketika obat Covid-19 belum ditemukan, maka langkah yang bisa kita lakukan adalah menghindari penularan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Selain mengonsumsi makanan yang bergizi, kita juga perlu berolahraga teratur agar pertahanan tubuh semakin kokoh. Ketika kita berolahra sebatas jalan kaki, penggunaan masker diperbolehkan, akan tetapi jika olahraga yang intensitasnya sudah sedang menuju berat, seperti jogging apalagi lari, sebaiknya tidak pakai masker dikarenakan jogging atau lari sambil memakai masker berisiko menyebabkan terjadinya pneumothorax atau kolaps paru. Sehingga untuk kedua olahraga tersebut, kita paling baik melakukannya di rumah menggunakan treadmill dan tanpa masker, selama pandemi. TRIBUN JATENG/Hermawan Handaka 

TRIBUNNEWS.COM – Banyak negara masih berjuang melawan keberadaan covid-19.

Pasalnya virus ini masih sulit dikendalikan dan kian menelan korban jiwa.

Melalui laman covid19.go.id, situs resmi penanganan covid-19 Indonesia, per tanggal 5 Desember 2020 tercatat sudah 220 negara terjangkit, 65.257.767 orang terkonfirmasi, dan 1.513.179 meninggal dunia.

Memang, kini kehidupan perlahan pulih dan terlihat beberapa sektor ekonomi mulai bergerak.

Tapi tetap dengan mengedepankan protokol kesehatan dan standar khusus, mulai dari pembatasan kapasitas jumlah karyawan, sampai membuat aturan pembatasan usia karyawan yang diperbolehkan bekerja di kantor.

Banyak hal yang perlu diterapkan untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru ini.

Hal ini dijelaskan oleh dr. Reisa Broto Asmoro, Juru Bicara covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru pada acara Keterangan Pers yang disiarkan oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Jumat (04/12/2020).

“Sebagian dari Anda mungkin sudah mulai beraktivitas kembali, seperti bekerja di kantor. Soal kesehatan kerja ini memang tidak main-main, mulai dari pengecekan suhu, pengaturan kapasitas dan posisi di dalam lift, pengaturan denah ruang kerja antar karyawan yang dibuat berjarak.

PERMUDAH KOMUNIKASI - Ega Mahardini (37), penyandang tuna rungu saat membuat dan menunjukkan masker transparan karyanya, Kamis (12/3). Berangkat dari kesulitan komunikasi saat pandemi dengan keharusan memakai masker, dengan keahliannya menjahit, Ega membuat masker transparan untuk bisa memudahkan berkomunikasi khususnya dengan komunitas sesama penyandang tuna rungu. Masker transparan karyanya dijual Rp 12.000 per buah dan sudah dikirim ke sejumlah kota di Indonesia. (SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)
PERMUDAH KOMUNIKASI - Ega Mahardini (37), penyandang tuna rungu saat membuat dan menunjukkan masker transparan karyanya, Kamis (12/3). Berangkat dari kesulitan komunikasi saat pandemi dengan keharusan memakai masker, dengan keahliannya menjahit, Ega membuat masker transparan untuk bisa memudahkan berkomunikasi khususnya dengan komunitas sesama penyandang tuna rungu. Masker transparan karyanya dijual Rp 12.000 per buah dan sudah dikirim ke sejumlah kota di Indonesia. (SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ) (SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)

Bahkan beberapa perusahaan meminta karyawan di atas 50 tahun untuk bekerja dari rumah.

"Hal ini penting dilakukan, mengingat kelompok tersebut terhitung berisiko tinggi jika tertular," kata dr. Reisa.

Selama menunggu kedatangan vaksin pun, ketertiban 3M harus terus dilakukan.

Hal ini ditegaskan oleh dr. Aulia Giffarinnisa, Dokter - RSDC Wisma Atlet.

“Jangan berfikir bahwa kebaikan itu harus besar, tapi minimal dari orang-orang terdekat kita dengan cara mencegah penularan lewat 3M (Menggunakan masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak)."

"Dengan bersama-sama seperti itu, akan membantu tenaga kesehatan seperti kami untuk mencegah dan mengembalikan kehidupan normal seperti dulu lagi,” katanya.

Perihal menggunakan masker ini, memang masyarakat masih banyak yang mengabaikannya.

Bahkan, dilansir Grid.ID dari laman Kompas.com, data pada 27 November 2020 dari Satuan Tugas Penanganan covid-19 menunjukkan bahwa persentase kepatuhan masyarakat dalam memakai masker hanya 59,32 persen.

Selain itu, banyak masyarakat masih menggunakannya dengan cara yang salah, yaitu dengan menurunkan masker ke dagu atau leher ketika makan dan minum.

Beberapa orang juga masih terlihat menurunkan maskernya ke dagu atau leher, meskipun tidak sedang makan dan minum, hanya karena alasan kenyamanan.

Padahal, ada dampak kesehatan fatal yang bisa kita alami jika sering menurunkan masker ke dagu atau leher ketika sedang beraktivitas di luar.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pernah mengingatkan melalui sebuah video agar kita tidak menyentuh masker dengan tangan ketika sedang mengenakannya.

Dalam video itu, CDC turut menyingung aturan lainnya yang masih sulit dipatuhi sebagian masyarakat, yaitu, "jangan letakkan masker wajah di leher atau dahi."

Menurut pakar penyakit menular dan peneliti senior di Johns Hopkins Center for Health Security, Amesh A. Adalja, MD, ada beberapa alasan mengapa kebiasaan tersebut harus dihindari.

Menurutnya, masker harus digunakan dengan tepat agar perlindungannya efektif.

Ketika menurunkan masker dan memasangnya kembali dapat melibatkan banyak sentuhan yang dilakukan secara berulang.

"Untuk memindahkannya ke dagu kita tentu harus menyentuhnya dan itu dapat mengotori (masker)," jelas Adalja.

Sementara itu, spesialis penyakit menular dan profesor di Vanderbilt University School of Medicine, William Schaffner, MD menambahkan, saat bepergian, kita mungkin melakukan kontak dengan permukaan yang terkontaminasi virus.

Jadi, menyentuh masker wajah dengan tangan yang tidak dapat dipastikan bersih sebenarnya dapat menularkan virus ke area wajah.

Selain kemungkinan paparan virus yang lebih tinggi, jika masker tidak digunakan dengan baik, menurunkan masker wajah ke dagu atau leher juga bisa membuat kita terinfeksi jika di area leher kita terdapat virus.

Ketika hendak makan dan minum di tempat umum, lebih baik melepas masker sepenuhnya.

Sebelum melepas masker, Adalja menyarankan untuk mencuci tangan dengan air dan sabun terlebih dahulu atau menggunakan hand sanitizer.

Kemudian, lepas masker pada bagian ear loop, pastikan tidak menyentuh bagian yang menutupi wajah.

Ketika hendak menggunakan masker kembali, jangan lupa harus cuci tangan atau gunakan handsanitizer lagi.

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan