Bandingkan Indonesia dengan Negara Lain, Faisal Basri: Iran Sepenuh Hati Lockdown di 100 Kota
Ekonom senior Faisal Basri membandingkan kesiapan pemerintah Indonesia dengan negara lainnya dalam menghadapi pandemi virus corona
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom senior Faisal Basri membandingkan kesiapan pemerintah Indonesia dengan negara lainnya dalam menghadapi pandemi virus corona (Coid-19).
Di Indonesia, active cases atau kasus aktif virus ini terus mengalami peningkatan.
Namun tidak didukung tenaga medis serta fasilitas kesehatan yang memadai.
Bahkan Faisal mengutip pernyataan Gubernur Banten Wahidin Halim yang meminta agar masyarakat tidak sakit karena rumah sakit tidak cukup untuk menampung mereka.
Baca juga: Penambahan 7.514 Kasus pada 23 Desember, Total Konfirmasi Positif Covid 685 Ribu Orang
"Yang saya maksud dengan critical ini, active casesnya naik terus mencapai lebih dari 100.000 orang. Bayangkan ya, cari rumah sakit susah, bahkan Gubernur Banten mengatakan 'jangan sakit, karena rumah sakit sudah penuh'," ujar Faisal, dalam agenda Webinar yang digelar INDEF, Rabu (23/12/2020) sore.
Sehingga dengan tidak seimbangnya antara jumlah kasus aktif Covid-19 dengan fasilitas kesehatan yang tersedia, Faisal menilai negara ini bisa mengalami collapse sebelum munculnya vaksin.
Menurutnya, tingginya angka kasus aktif yang dihasilkan Indonesia belum menyentuh puncak gelombang pertama Covid-19.
Baca juga: Cegah Covid-19, Korlantas Polri Awasi Ketat Pembatasan Pengunjung Rest Area di Tol Jakarta-Cikampek
"Jadi bisa collapse sebelum vaksinnya datang, nah kita belum mencapai gelombang 1 sekalipun puncaknya," jelas Faisal.
Sedangkan Iran, kata Faisal, negara yang berada di kawasan Timur Tengah ini kasus aktifnya mulai mengalami penurunan, begitu pula dengan angka kematian akibat virus tersebut.
"Kalau Iran ini sudah sampai gelombang 3, mudah-mudahan ini gelombang terakhir. Dan kalau kita lihat active cases-nya turun, angka kematiannya pun turun tajam," kata Faisal.
Faisal kemudian membandingkan dengan apa yang terjadi di tanah air.
Ia pun menegaskan bahwa keselamatan nyawa masyarakat harus menjadi prioritas utama pemerintah.
"Di Indonesia, active cases-nya naik, angka kematiannya juga naik, jadi nyawa manusia harus nomor satu," papar Faisal.
Lebih lanjut Faisal menyebut alasan yang ia anggap menjadi strategi Iran untuk keluar dari lonjakan kasus aktif Covid-19, yakni fokus melakukan sistem penguncian (lockdown) negaranya.
"Iran bisa begini tangguh karena apa ? Karena dengan sepenuh hati melakukan lockdown untuk kedua kalinya di 100 kota," pungkas Faisal.