Penanganan Covid
India Setujui Vaksin Covid-19 AstraZeneca
India telah menyetujui penggunaan vaksin Covid- 19 yang dikembangkan AstraZeneca dan Universitas Oxford.
Penulis:
Srihandriatmo Malau
Editor:
Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI -- India telah menyetujui penggunaan vaksin Covid- 19 yang dikembangkan AstraZeneca dan Universitas Oxford.
Hal itu disampaikan Menteri Informasi dan Penyiaran Prakash Javadekar mengatakan kepada wartawan, seperti dilansir Reuters, pada Sabtu (2/1/2021).
Persetujuan ini membuka jalan untuk pelaksanaan program imunisasi di negara terpadat kedua di dunia.
Javadekar mengatakan ini adalah vaksin Covid-19 pertama yang disetujui untuk penggunaan darurat oleh India, yang memiliki jumlah infeksi tertinggi setelah Amerika Serikat.
Baca juga: Proses Penerbitan Izin Darurat Penggunaan Vaksin Covid-19 AstraZeneca Akan Lebih Mudah
Javadekar mengatakan setidaknya terdapat tiga vaksin lagi sedang menunggu untuk disetujui—yaitu COVAXIN perusahaan lokal Bharat Biotch, Zydus Cadila's ZyCoV-D dan Rusia Sputnik-V.
"India mungkin satu-satunya negara di mana setidaknya empat vaksin sedang disiapkan," katanya.
"Satu disetujui kemarin untuk penggunaan darurat, " katanya, merujuk pada AstraZeneca / Oxford yang sedang dibuat secara lokal oleh Serum Institute of India (SII).
Baca juga: Pemerintah Juga Berupaya Datangkan Vaksin Pfizer, Novavax dan AstraZeneca
Organisasi Kontrol Standar Obat Pusat India (CDSCO) diperkirakan akan mengumumkan detail vaksin tentang vaksinasi nanti.
Vaksin AstraZeneca/Oxford, yang diberikan persetujuan pertamanya oleh Inggris pada hari Selasa, lebih murah dan mudah digunakan daripada beberapa vaksin saingan lainnya - keuntungan utama dalam menanggulangi pandemi yang telah merenggut lebih dari 1,8 juta nyawa di seluruh dunia.
Baca juga: Indonesia Umumkan Perjanjian Vaksin COVID-19 dengan Pfizer dan AstraZeneca
India telah melaporkan lebih dari 10 juta kasus Covid-19, meskipun tingkat infeksinya telah turun secara signifikan dari puncak pertengahan September lalu.
Negara ini berharap dapat mengimunisasi 300 juta dari 1,35 miliar penduduknya dalam enam hingga delapan bulan pertama tahun ini.
SII, produsen vaksin terbesar di dunia, telah menimbun sekitar 50 juta dosis tembakan AstraZeneca / Oxford, yang akan dijual kepada pemerintah sekitar 250 rupee (3,42 dolar AS) per dosis dan 1.000 rupee di pasar swasta.(Reuters)