Rabu, 10 September 2025

Penanganan Covid

Fakta-fakta Penerima Vaksin Lalu Positif Covid-19, Danrem 162/WB di Mataram Terpapar Corona

inilah fakta-fakta yang dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber terkait kasus Bupati Sleman dan Danrem Mataram penerima vaksin terpapar covid-19

Editor: Daryono
SURYA/SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
VAKSINASI NAKES - Vaksinator saat akan melakukan vaksinasi kepada tenaga kesehatan RS Husada Utama, Jumat (15/1). Sebanyak 60 tenaga kesehatan di RS Husada Utama di vaksinasi Covid-19 pada hari pertama. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ 

TRIBUNNEWS.COM - Setelah ramai diberitakan Bupati Sleman, Sri Purnomo, terkonfirmasi positif covid-19 pada Kamis (21/1/2021) lalu, kini peserta vaksinasi lainnya di Mataram dikabarkan sama.

Adalah Komandan Korem (Danrem) 162/WB Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani yang terpapar virus corona seperti diberitakan TribunLombok.com, Senin (25/1/2021).

Sama halnya dengan Bupati Sleman, Danrem Mataram merupakan penerima vaksin covid-19 pada Kamis (14/1/2021) lalu.

Ia merupakan satu dari beberapa Forkopimda termasuk Gubernur NTB hingga Kapolda NTB penerima vaksin.

Lantas inilah fakta-fakta yang dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber terkait kasus Bupati Sleman dan Danrem Mataram penerima vaksin terpapar covid-19:

Baca juga: 27 Ribu Nakes Batal Divaksinasi Covid-19 karena Kondisi Kesehatan, Paling Banyak Idap Hipertensi

1. Sama-sama Isolasi Mandiri

Dalam pemberitaan Kompas.com, Bupati Sleman, Sri Purnomo disebut tanpa gejala dan tengah menjalani isolasi mandiri di rumah dinas.

"Hasil antigen kemarin dan hasil PCR tadi pagi itu (Bupati Sleman Sri Purnomo) positif (Covid-19)," ujar Sekda Kabupaten Sleman Harda Kiswaya, Kamis (21/1/2021).

Harda menyampaikan, Bupati Sleman Sri Purnomo saat ini dalam kondisi baik.

"Kami bersyukur setelah dilakukan foto scan paru-paru dan sebagainya alhamdulilah semuanya kondisinya sangat baik, jadi OTG. Beliau melakukan isolasi mandiri di rumah dinas," ungkapnya.

Sementara Danrem Mataram juga diinformasikan menjalani isolasi mandiri.

Hal itu ditulis oleh TribunLombok.com, meski belum ada rilis resmi dari Korem 162/WB, Kepala Dinas Kesehatan NTB, Lalu Hamzi Fikri, memastikan Danrem menjalani isolasi mandiri.

”Pagi ini sudah ada info dari Dankesyah RSAD Wirabhakti Mataram, beliau (Danrem) terkonfirmasi positif Covid-19 dan melaksanakan isolasi mandiri,” kata Lalu Hamzi Fikri, yang dikonfirmasi TribunLombok.com, Senin pagi (25/1/2021).

Baca juga: Jokowi: Vaksinasi Disiapkan 30 Ribu Vaksinator, 10 Ribu Puskesmas, dan 3 Ribu RS

2. Kronologi Bupati Sleman

Masih dari artikel Kompas.com, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Joko Hastaryo menjelaskan, awalnya Bupati Sleman Sri Purnomo menjalani swab antigen karena merasakan gejala batuk-batuk.

"Kemarin siang Pak Bupati meminta diperiksa swab antigen karena malam Rabunya merasakan batuk-batuk dan suhu tubuhnya 37,6 derajat jadi di atas 37,3," ucapnya.

Swab antigen dilakukan oleh Dinas Kesehatan di rumah dinas Bupati Sleman.

Hasilnya, ternyata positif antigen.

"Tadi pagi PCR di rumah sakit, siang harinya keluar hasilnya ternyata positif," tegasnya.

Adapun pengumuman Sri Purnomo positif Covid-19 juga diunggah melalui akun Instagram pribadinya, @sripurnomosp, Kamis (21/1/2021).

3. Kronologi Danrem Mataram Positif

Belum dijelaskan secara resmi oleh Korem 162/WB mengenai kronologi Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani terpapar covid-19.

Namun diberitakan TribunLombok.com, Danrem Mataram merupakan penerima vaksin bersama Forkopimda NTB.

Gelaran suntuik vaksin Sinovac dilakukan di kantor Gubernur NTB, Kamis (14/1/2021).

Saat itu, Danrem mengikuti penyuntikan vaksin secara simbolik bersama 18 orang.

Antara lain, Gubernur Provinsi NTB Zulkieflimansyah, Kapolda NTB Irjen Pol Muhammad Iqbal, Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah, Sekda NTB Lalu Gita Ariadi.

Baca juga: Presenter Billy Syahputra Positif Covid-19, Ini Kata Ibunda Amanda Manopo

Serta tokoh masyarakat seperti TGB Muhammad Zainul Majdi, H Ahsanul Khalik, kepala Dinas Sosial NTB mewakili tokoh Muhammadiyah, I Gusti Bagus Sugihartha, mantan Kalak BPBD NTB mewakili tokoh Hindu.

Berdasarkan keterangan Satgas Penanganan Covid-19 NTB sebelumnya, penyuntikan itu merupakan suntik vaksin pertama dari dua kali vaksinasi yang dijawalkan.

Dalam suntik vaksin Covid-19, masing-masing orang idealnya harus mendapat dua kali suntik vaksin untuk menciptakan kekebalan tubuh.

Sementara Danrem 162/WB baru mendapatkan suntikan pertama 14 Januari lalu.

Terkait hubungannya vaksinasi tersebut, dr Firki belum memberikan menjelaskan.

Belum ada keterangan lebih lanjut.

Ia hanya memastikan Danrem 162/WB positif Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri.

Fikri mengingatkan untuk selalu waspada dan tetap menjaga kondisi kesehatan di tengah pandemi saat ini.

Terkait hal ini, Danrem 162/WB Birgjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani yang berusaha dikonfirmasi via WhatsApp belum memberikan jawaban.

Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari Korem 162/WB terkait hal ini.

4. Kata Dokter Soal Penerima Vaksin Bisa Positif Covid-19

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 RS Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, dr Tonang Dwi Ardyanto memberikan penjelasannya.

Dokter Tonang menegaskan, penyebab Bupati Sleman positif Covid-19 bukan karena vaksin.

"Nomor satu, pasti bukan dari vaksin. Karena vaksin itu isinya virus mati, tidak mungkin menimbulkan infeksi," ungkap dr Tonang saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis malam.

Wakil Direktur dan Diklit sekaligus Jubir Satgas Covid-19 RS UNS, dr Tonang Dwi Ardyanto (Tribunnews/Ist)
Baca juga: Menkes: Indonesia Beruntung Amankan 600 Juta Vaksin Covid-19

Tonang menjelaskan, tidak serta merta orang yang telah disuntik vaksin Covid-19 langsung bisa kebal dari virus tersebut.

Namun, tubuh manusia membutuhkan waktu untuk membentuk antibodi yang mampu menangkal virus Covid-19.

"Dilaporkan di penelitian ilmiah, sekitar hari ke-12 setelah suntikan (vaksin) pertama, baru mulai terbentuk antibodi, tapi masih sedikit sekali."

"Ibaratnya baru membuat cetakannya, purwarupanya."

"Kemudian nanti hari ke-14, disuntik (vaksin) kedua, baru ini yang bisa dengan cepat meningkatkan antibodinya," ungkap Tonang.

Sedangkan untuk membentuk antibodi yang mampu melindungi, Tonang menyebut setidaknya membutuhkan waktu 28 hari.

"Hari ke-28 diharapkan tercapai level antibodi yang memberi proteksi," ungkap Tonang.

Lebih lanjut Tonang menjelaskan, orang yang sudah disuntik vaksin Covid-19 masih memungkinkan untuk terkena Covid-19.

"Sebagaimana orang yang pernah kena Covid, masih bisa terinfeksi Covid lagi."

"Bedanya, orang yang pernah kena Covid-19 kalau terkena lagi, gejalanya ringan atau bahkan tanpa gejala."

"Seperti orang diberi vaksin, masih tetap ada risiko untuk kena, tapi kalau pun kena, sudah punya antibodi, sehingga mencegah timbulnya gejala," jelas Tonang.

Sehingga Tonang menegaskan, Bupati Sleman Sri Purnomo positif Covid-19 bukan karena vaksin.

"Pada kasus ini, beliau terinfeksi dari yang lain entah dari mana," ungkap Tonang.

5. Penjelasan Kemenkes: 2 Kali Dosis Penyuntikan

Kementerian Kesehatan pemberian penjelasannya terkait kabar Bupati Sleman Sri Purnomo mengumumkan dirinya positif Covid-19.

Dalam keterangan Kemenkes yang dikutip Tribunnews.com, Jumat (22/1/2021), Sri Purnomo memiliki kemungkinan saat divaksinasi berada dalam masa inkubasi Covid-19.

dr Siti Nadia Tarmizi, MPH Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan menerangkan, vaksin Sinovac adalah vaksin berisi virus mati atau inactivity, jadi hampir tidak mungkin menyebabkan seseorang terinfeksi.

“Jika melihat rentang waktu dari bapak Bupati maka sangat mungkin pada saat bapak Bupati divaksinasi beliau ini berada dalam masa inkubasi COVID-19 di mana tentunya sudah terpapar virus COVID-19 tapi tidak menunjukkan gejala,” kata dr. Nadia

“Secara alamiah waktu antara terpapar virus dan munculnya gejala atau load virus itu adalah sedang tinggi-tingginya sekitar pada 5 sampai dengan 6 hari. Hal ini adalah waktu yang pas karena beliau divaksinasi pada tanggal 14 Januari sementara hasil pemeriksaan swab beliau positif di tangangal 20 Januari,” tambah dia.

dr.Nadia mengatakan, vaksinasi Covid-19 membutuhkan 2 kali dosis penyuntikan.

Suntikan pertama dilakukan untuk memicu respons kekebalan awal yang selanjutnya akan dilanjutkan dengan suntikan kedua untuk menguatkan respons imun yang telah terbentuk.

Hal ini memicu respons antibodi yang lebih cepat dan lebih efektif di masa yang akan datang.

Suntikan kedua berfungsi sebagai booster untuk membentuk antibodi secara optimal dan imunitas.

Ini baru akan terbentuk secara baik setelah 3 minggu suntikan kedua.

“Untuk itu perlu dipahami bersama meskipun kita sudah divaksinasi COVID-19 masih ada risiko terpapar virus COVID-19, namun tentunya diharapkan vaksin ini akan dapat mengurangi kemungkinan sakit,” ucap dr. Nadia.

Proses pemberian vaksinasi tetap dilakukan seperti yang sudah ditargetkan bagi seluruh masyarakat.

Dr. Nadia berpesan dengan adanya vaksinasi semua masyarakat masih punya kewajiban untuk menjalankan protokol kesehatan karena selain tetap harus menjaga diri juga masih butuh waktu bersama-sama bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk bisa mencapai kekebalan kelompok.

“Kami ingin menyampaikan bahwa kami turut prihatin dengan Bupati Sleman yang saat ini Bapak Sri Purnomo yang dinyatakan diketahui positif COVID-19. Kami sampaikan kondisi beliau saat ini baik dan tidak menunjukkan gejala apapun. Beliau saat ini hampir berusia 60 tahun dan beliau sedang melakukan isolasi Mandiri di rumah dinas,” kata dr. Nadia.

(Tribunnews.com/ Chrysnha, Gilang, Rina Ayu)(TribunLombok.com/Sirtupillaili)(Kompas.com/Wijaya Kusuma)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan