Virus Corona
Warga AS Boleh Lepas Masker Jika Vaksinasi Covid-19 Lengkap, Ahli: Vaksin di Indonesia Berbeda
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) kembali memperbarui kebijakannya.
Penulis:
Rina Ayu Panca Rini
Editor:
Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) kembali memperbarui kebijakannya.
Warga AS kini diperbolehkan membuka masker di dalam ruangan dengan syarat telah menerima suntikan vaksin Covid-19 dosis lengkap.
Lalu bagaimana dengan Indonesia apakah memungkinkan.
Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Profesor Tjandra Yoga Aditama menyebut, tidak mudah menjawab pertanyaan seperti itu.
Mantan Direktur WHO SEARO Asia Tenggara ini mengatakan, CDC pembertimbangkan setidaknya 5 hal untuk bisa melonggarkan protokol kesehatan itu.
Baca juga: Sahroni Minta Semua Pihak Tak Saling Menyalahkan Jika Kasus Covid-19 di DKI Melonjak Usai Arus Balik
"Tentu tidak mudah menjawabnya, yang jelas kita analisa saja bagaimana proses yang terjadi di Amerika Serikat berdasar bukti ilmiah yang ada, yang setidaknya melibatkan lima hal dan kemudian kita lihat juga data yang ada di negara kita," kata dia dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Minggu (16/5/2021).
Pertama, kebijakan CDC secara jelas menyebutkan mereka yang sudah divaksin secara penuh dapat beraktivitas tanpa menggunakan masker dan menjaga jarak, kecuali kalau ada aturan lokal lain yang mengaturnya.
Kalau ditelaah lebih lanjut, yang di maksud sebagai “sudah divaksin secara penuh” adalah hanya kalau sudah 2 minggu sesudah penyuntikan dosis ke 2 vaksin Pfizer atau Moderna atau 2 minggu sesudah penyuntikan dosis tunggal vaksin Johnson & Johnson.
Baca juga: Terpapar Covid-19, Arafah Rianti Sudah di Wisma Atlet Sejak Empat Hari Sebelum Lebaran
Kalau di luar itu maka dianggap belum divaksin secara penuh dan tetap harus pakai masker dan menjaga jarak.
"Kita ketahui bahwa vaksin yang sekarang digunakan di negara kita adalah Sinovac dan Astra Zeneca serta juga sudah ada izin EUA BPOM untuk vaksin Sinopharm, yang tentu saja mungkin saja di perluas ke jenis-jenis lain di masa datang," jelas Prof Tjandra.
Kedua, cakupan vaksinasi Amerika Serikat sudah cukup besar.
Data per 15 Mei 2021 menunjukkan sudah ada sekitar 268 juta dosis vaksin Covid-19 yang disuntikkan di Amerika Serikat.
"Sekitar 120,3 juta orang sudah divaksinasi lengkap dua kali dengan vaksin Pfizer dan juga Moderna serta satu kali dosis tunggal vaksin Johnson & Johnson. Jadi, di Amerika Serikat sampai 14 Mei sudah ada lebih dari 59% penduduk yang divaksin setidaknya satu kali," kata dia.
Baca juga: Kemlu RI: 4.601 WNI Terkonfirmasi Covid-19 di Luar Negeri, 3.655 Sudah Sembuh
Menurut Tjandra, berdasarkan target Presiden Joe Biden, diprediksi sebanyak 70 persen orang dewasa sudah divaksin pada 4 Juli mendatang.
Saat ini setiap hari dilakukan penyuntikan 1,95 juta dosis vaksin di Amerika Serikat
Bahkan pernah sampai 3,38 juta dosis sehari pada 13 April 2021 yang lalu.
Sementara itu, data Kementerian Kesehatan RI pada 14 Mei 2021 menjukkkan sudah ada 13.700.389 masyarakat Indonesia yang sudah mendapat suntikan dosis pertama dan 8.921.978 sudah mendapat dosis ke dua secara lengkap.
Lalu yang ketiga, pola kecenderungan epidemilogi tentang naik turunnya jumlah kasus dan kematian di negara AS.
Keempat, gencarnya promosi vaksinasi yang dilakukan di Amerika Serikat.
"Teman dari salah satu negara bagian di Amerika Serikat saya menceritakan bagaimana upaya mereka untuk mengajak masyarakat disekitar RS nya untuk divaksin," ucap Mantan Dirjen P2P & Ka Balitbangkes Kemenkes ini.
Serta terakhir adalah pertimbangan ke, yang menyangkut social determinant of health.