Tidak Seperti Inhaler, Memakai Nebulizer Tidak Perlu 'Tarik Nafas Dalam-dalam'
Jika anda menderita asma, dokter mungkin akan menyarankan anda menggunakan nebulizer sebagai pengobatan atau terapi pernafasan.
Penulis:
Fitri Wulandari
Editor:
Hendra Gunawan
Letakkan kompresor pada permukaan yang datar, kemudian periksa untuk memastikan semua bagian bersih.
Cuci tangan anda sebelum menyiapkan obat, jika obat anda telah dicampur, masukkan ke dalam wadah yang ada pada perangkat tersebut.
Hubungkan tabung ke kompresor dan wadah cairan, selanjutnya pasang corong atau masker.
Nyalakan sakelar dan periksa apakah nebulizer itu mulai mengeluarkan uap atau tidak.
Letakkan corong tersebut di mulut anda dan tutup sekitar mulut atau letakkan corong secara aman di atas hidung dan mulut, tanpa meninggalkan celah.
Baca juga: Tips Penggunaan Nebulizer Untuk Anak Saat Pandemi Covid-19
Tarik dan hembuskan nafas secara perlahan hingga obat habis.
Ini mungkin akan membutuhkan waktu sekitar 5 hingga 15 menit.
Jaga agar wadah cairan dalam nebulizer itu tetap tegak selama perawatan.
Bagaimana cara kerja nebulizer?
Perlu diketahui, udara bertekanan akan melewati tabung dan mengubah obat cair menjadi uap.
Selama mengalami serangan asma atau infeksi pernafasan, uap dari nebulizer mungkin lebih mudah dihirup dibandingkan semprotan yang berasal dari inhaler saku.
Saat asma kambuh, saluran udara dalam sistem pernafasan anda tentunya akan menjadi sempit dan anda tidak dapat menarik nafas dalam-dalam.
Faktor ini membuat nebulizer menjadi alat yang lebih efektif untuk memberikan obat dibandingkan inhaler.
Karena inhaler mewajibkan anda untuk menarik nafas dalam-dalam.
Nebulizer dapat memberikan terapi obat asma short-acting (penyelamatan) atau long-acting (pemeliharaan untuk mencegah serangan akut).