Minggu, 14 September 2025

Penanganan Covid

Vaksin Moderna dari AS Tiba Minggu Ini, Nakes Siap-siap Vaksinasi Tahap 3

Tiba di Indonesia, vaksin Moderna akan digunakan pemerintah untuk program vaksinasi tahap ketiga bagi tenaga kesehatan.

Richard Susilo
Vaksin Moderna yang mulai banyak dipakai di Jepang setelah 21 Mei 2021 disahkan penggunaannya oleh pemerintah Jepang 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah melalui Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan vaksin Moderna asal produsen Amerika Serikat akan tiba di Tanah Air pada Minggu (11/7/2021).

Pada pekan depan, pemerintah akan segera menggelar program vaksinasi tahap ketiga untuk tenaga kesehatan yang bekerja di garis terdepan dalam penanganan Covid-19.

Hal ini dilakukan, mengingat besar risiko nakes karena setiap hari bertemu dengan berbagai virus mutasi Covid-19 saat menangani pasien.

Dikutip dari Tribunnews.com, Sabtu (10/7/2021), untuk itu, Menkes Budi berharap para nakes mendapatkan perlindungan ekstra.

"Karena tenaga kesehatan kita itu yang setiap hari bertemu dengan virus yang tinggi sekali kadarnya dan mereka harus kita lindungi mati-matian agar bisa konsentrasi bekerja. agar mereka bisa konsentrasi bekerja," ujar Menkes Budi dalam konferensi pers virtual, Jumat (9/7/2021).

Rencananya, vaksinasi ketiga atau booster akan mulai dilakukan pekan depan untuk 1,47 juta tenaga kesehatan.

Baca juga: 8 WNI Terinfeksi Corona Terdeteksi Tiba di Narita Haneda dan Fukuoka Jepang

Baca juga: Positif Covid-19 Setelah Vaksin Dosis Pertama, Bagaimana dengan Dosis Kedua?

Mengingat kemungkinan tidak semua vaksin Moderna tiba di Indonesia di hari yang sama, maka vaksinasi akan dilakukan secara bertahap.

Mengutip Tribunnews.com, jumlah vaksin jenis Moderna yang akan didatangkan dari AS berjumlah empat juta dosis.

Perlu diketahui pula, Menkes sebelumnya telah berdiskusi terlebih dahulu dengan Badan POM dan ITAGI terkait penyelenggaraan vaksinasi ketiga khusus nakes dengan menggunakan vaksin Moderna.

"Kami juga sudah berdiskusi dengan BPOM dan ITAGI sebagai penasehat independen mengenai program vaksinasi ini dan sudah menyetujui vaksin ketiga akan diberikan menggunakan vaksin Moderna sehingga bisa memberikan kekebalan maksimal terhadap variasi-variasi mutasi yang ada," jelas Menkes.

Baca juga: Khusus untuk Nakes, Vaksinasi Dosis Ke-3 Pakai Moderna Mulai Pekan Depan

Sementara untuk masyarakat, pemerintah belum bisa memutuskan karena keterbatasan vaksin.

"Karena memang kondisi vaksin kita masih belum mencakup untuk seluruh target vaksinasi, maka penting untuk kita pahami vaksinasi ketiga ini hanya diberikan kepada nakes," ujar Budi.

Penggunaan Vaksin Beda Merek 

Dikutip dari Kompas.com, Sabtu (10/7/2021), Direktur Utama (Dirut) PT Bio Farma, Honesti Basyir, mengatakan suntikan vaksin dosis ketiga boleh menggunakan merek vaksin yang berbeda dari dosis pertama dan kedua.

Namun demikian, menurut Honesti, orang yang bersangkutan harus menyelesaikan vaksinasi tahap dua terlebih dahulu sebelum melakukan penyuntikan dengan vaksin yang berbeda pada tahap ketiga.

Honesti mengatakan, berdasarkan hasil uji klinis dan hasil pemantauan WHO, jika vaksin tersebut harus diberikan dalam dua dosis, misalnya Sinovac atau AstraZeneca, maka harus dilengkapi dulu.

Setelahnya, bisa berganti merek.

"Beda lagi nanti dengan vaksin ketiga yang sifatnya booster, sebagai penguat. Itu boleh berbeda."

"Tapi vaksin pertama dan vaksin kedua sebagai kewajiban itu harus sama," kata Honesti dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi VI DPR dengan Dirut PT Bio Farma, PT Kimia Farma, Indo Farma, dan Phapros, Rabu (7/7/2021).

Komite Keamanan Obat Eropa Ungkap Gejala Moderna

Komite Keamanan Obat Eropa (EMA) di Belanda pada Jumat (9/7/2021) waktu setempat, memperingatkan bahwa vaksin virus corona dengan menggunakan platform mRNA yang diproduksi oleh Pfizer-BioNTech dan Moderna, dapat dikaitkan dengan 321 kasus langka peradangan jantung.

Baca juga: Menlu Retno: Indonesia Sudah Amankan 119 Juta Vaksin

Dikutip dari Tribunnews.com, Sabtu (10/7/2021), EMA menyampaikan dalam rilis resminya bahwa mereka telah melakukan peninjauan pada penggunaan dua vaksin mRNA.

Yakni, 164 kasus radang otot jantung (miokarditis) dan 157 kasus radang lapisan luar jantung (perikarditis).

Dari peninjauannya tersebut, gejala dari kedua kondisi tersebut diantaranya termasuk sesak napas, nyeri dada, dan jantung berdebar.

EMA mengatakan bahwa 145 kasus miokarditis telah diamati pada individu yang menerima vaksin Pfizer-BioNTech.

Sementara 19 kasus lainnya diantara orang yang menerima vaksin Moderna.

Dan 138 kasus perikarditis diamati pada individu yang telah menggunakan vaksin Pfizer-BioNTech, bersama dengan 19 kasus yang terlihat setelah divaksinasi menggunakan vaksin Moderna.

"Komite merekomendasikan untuk mencantumkan miokarditis dan perikarditis sebagai efek samping baru dalam informasi produk untuk vaksin ini, bersama dengan peringatan untuk meningkatkan kesadaran di kalangan profesional kesehatan dan orang yang menggunakan vaksin ini," sebut rilis resmi EMA.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Rina Ayu Panca Rini/Fitri Wulandari) (Kompas.com/Haryanti Puspa Sari)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan