Virus Corona
Apa Itu Omicron? Varian Baru Virus Corona yang Ditetapkan Sebagai Variant of Concern
Varian virus corona B.1.1 529 atau Omicron ditetapkan sebagai Variant of Concern dan memiliki mutasi lebih banyak dibandingkan varian Delta.
Penulis:
Lanny Latifah
Editor:
Arif Tio Buqi Abdulah
Dari Mana Asal Varian Omicron?
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, varian Omicron pertama kali terdeteksi di Botswana pada 11 November, di mana tiga kasus kini telah dicatat.
Sementara di Afrika Selatan, di mana kasus pertama ditemukan pada 14 November, 22 kasus telah dicatat, menurut Institut Nasional untuk Penyakit Menular.
Kasus tambahan telah diidentifikasi di Hong Kong, yang melibatkan seorang pelancong berusia 36 tahun.
Ia sempat tinggal di Afrika Selatan dari 23 Oktober hingga 11 November, lalu dites positif tiga hari kemudian saat menjalani karantina sekembalinya ke rumah.
Baca juga: Waspada Covid-19 Varian Omicron, Pemerintah Indonesia Lakukan Tindakan Pencegahan dan Prokes Ketat
Baca juga: Jangan Sampai Kecolongan Varian Omicron, Legislator NasDem Minta Perketat Pintu Masuk Internasional
Pada hari Jumat (26/11/2021), Eropa mencatat kasus pertama yang dikonfirmasi setelah infeksi dilaporkan di Belgia.
Ahli virologi Marc Van Ranst mengatakan bahwa varian tersebut telah terdeteksi pada seorang pelancong yang kembali dari Mesir awal bulan November.
Para ilmuwan mengatakan bahwa varian tersebut memiliki lebih banyak perubahan pada protein lonjakannya daripada yang lain yang telah mereka lihat.
Ada dugaan bahwa penyakit itu mungkin muncul dari orang dengan gangguan kekebalan yang menyimpan virus untuk jangka waktu yang lama, mungkin seseorang dengan HIV/AIDS yang tidak terdiagnosis.
Varian Omicron Memiliki Banyak Mutasi
Ahli penyakit paru-paru Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan varian tersebut telah punya banyak mutasi.
Ada yang menyebutkan 30 mutasi atau lebih jadi lebih banyak dari varian Delta dan yang lainnya.
"Makin banyak mutasi yag ada tentu akan makin mengkhawatirkan tentang kemungkinan dampaknya," ujar Prof Tjandra saat dikonfirmasi, Jumat (26/11/2021).
Menurutnya, mengkhawatirkan ini artinya harus waspada dan diteliti mendalam secara ilmiah namun belum tentu juga akan lebih berbahaya, tergantung dari analisa ilmiah beberapa waktu ke depan.
"Sejauh ini yang diduga sedikitnya akan ada dampak terhadap penularan, belum terlalu jelas apakah akan ada dampak pada 4 hal lain, yaitu beratnya penyakit, diagnosis dgn PCR & Antigen, infeksi ulang dan vaksin," jelas mantan petinggi WHO Asia Tenggara ini.