Kamis, 21 Agustus 2025

Virus Corona

Apa Itu Omicron? Varian Baru Virus Corona yang Ditetapkan Sebagai Variant of Concern

Varian virus corona B.1.1 529 atau Omicron ditetapkan sebagai Variant of Concern dan memiliki mutasi lebih banyak dibandingkan varian Delta.

digi24.ro
Ilustrasi varian baru Covid-19, Omicron 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini pembahasan mengenai apa itu varian baru virus corona Omicron.

Varian baru virus corona B.1.1 529 atau yang dinamakan Omicron, disebut sebagai varian super yang dilaporkan dari Afrika Selatan.

Dikutip dari NPR, varian Omicron dilaporkan dapat memiliki mutasi dua kali lebih banyak dibandingkan varian Delta, dan menjadi varian dominan di sebagian besar dunia selama musim panas.

Baca juga: Mengapa Diberi Nama Omicron? Berasal dari Huruf Yunani, Begini Cara Mengucapkannya dan Artinya

Baca juga: Gejala Varian Baru Covid-19, Omicron: Digambarkan Sangat Ringan, tapi Lebih Cepat Menular

Lantas, apa itu Varian Omicron?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengadakan pertemuan darurat, di mana mereka akan memutuskan apakah varian B.1.1.529 masuk kelompok Variant under investigation (VUI), atau akan masuk Variant of Interest (VOI) atau Variant of Concern (VOC).

Dalam pertemuan darurat tersebut, mereka menamai varian baru virus corona "Omicron", setelah huruf ke-15 dari alfabet Yunani, dan menetapkannya sebagai "Variant of Concern (VOC)".

Menurut Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman, varian ini menjadi satu pertanda yang sangat serius. 

Pasalnya, Omicron langsung ditetapkan sebagai Varian of Concern.

Pada varian mutasi sebelumnya, perlu beberapa tahapan sampai bisa menjadi Varian of Concern.

"Ini adalah salah satu pertanda yang sangat serius. Dan umumnya penetapan varian itu dari varian of interested dulu atau under of investigision. Tapi ini langsung lompat dan ini menjadi varian of concern," ungkapnya saat ditanyai Tribunnews.com, Sabtu (27/11/2021). 

Menurut Dicky hal ini menjadi satu hal yang serius dan kemungkinan bisa saja terjadi gelombang ketiga.

Dicky memprediksi hal ini tidak hanya terjadi pada Indonesia, namun juga dunia.

"Dalam hal ini tidak hanya di indonesia tapi juga dunia. Karena Omicron ini adalah lahir dari situasi dimana adanya wilayah negara, kawasan rendah kapasitas 3T, 5M dan, vaksinasinya," kata Dicky.

Selain rendahnya penerapan protokol kesehatan di suatu negara, lambannya program vaksinasi Covid-19 pun dapat memperparah situasi

"Itu adalah kondisi yang secara hukum  biologi mendukung kemunculan suatu varian super," ujar Dicky.

Ilustrasi varian Omicron
Ilustrasi varian Omicron (Freepik)

Dari Mana Asal Varian Omicron?

Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, varian Omicron pertama kali terdeteksi di Botswana pada 11 November, di mana tiga kasus kini telah dicatat.

Sementara di Afrika Selatan, di mana kasus pertama ditemukan pada 14 November, 22 kasus telah dicatat, menurut Institut Nasional untuk Penyakit Menular.

Kasus tambahan telah diidentifikasi di Hong Kong, yang melibatkan seorang pelancong berusia 36 tahun.

Ia sempat tinggal di Afrika Selatan dari 23 Oktober hingga 11 November, lalu dites positif tiga hari kemudian saat menjalani karantina sekembalinya ke rumah.

Baca juga: Waspada Covid-19 Varian Omicron, Pemerintah Indonesia Lakukan Tindakan Pencegahan dan Prokes Ketat

Baca juga: Jangan Sampai Kecolongan Varian Omicron, Legislator NasDem Minta Perketat Pintu Masuk Internasional

Pada hari Jumat (26/11/2021), Eropa mencatat kasus pertama yang dikonfirmasi setelah infeksi dilaporkan di Belgia.

Ahli virologi Marc Van Ranst mengatakan bahwa varian tersebut telah terdeteksi pada seorang pelancong yang kembali dari Mesir awal bulan November.

Para ilmuwan mengatakan bahwa varian tersebut memiliki lebih banyak perubahan pada protein lonjakannya daripada yang lain yang telah mereka lihat.

Ada dugaan bahwa penyakit itu mungkin muncul dari orang dengan gangguan kekebalan yang menyimpan virus untuk jangka waktu yang lama, mungkin seseorang dengan HIV/AIDS yang tidak terdiagnosis.

Varian Omicron Memiliki Banyak Mutasi

Ahli penyakit paru-paru Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan varian tersebut telah punya banyak mutasi.

Ada yang menyebutkan 30 mutasi atau lebih jadi lebih banyak dari varian Delta dan yang lainnya.

"Makin banyak mutasi yag ada tentu akan makin mengkhawatirkan tentang kemungkinan dampaknya," ujar Prof Tjandra saat dikonfirmasi, Jumat (26/11/2021).

Menurutnya, mengkhawatirkan ini artinya harus waspada dan diteliti mendalam secara ilmiah namun belum tentu juga akan lebih berbahaya, tergantung dari analisa ilmiah beberapa waktu ke depan.

"Sejauh ini yang diduga sedikitnya akan ada dampak terhadap penularan, belum terlalu jelas apakah akan ada dampak pada 4 hal lain, yaitu beratnya penyakit, diagnosis dgn PCR & Antigen, infeksi ulang dan vaksin," jelas mantan petinggi WHO Asia Tenggara ini.

Biasanya perlu waktu beberapa minggu agar semua informasi lebih jelas.

Beberapa negara sudah membatasi penerbangan dari negara terjangkit, dan atau memperketat karantina.

"Yang jelas kita masih harus menunggu perkembangan ilmu dalam beberapa hari, dan kita harus terus waspada dan menerapkan 3 M, 5 M, kalau ada keluhan dan atau ada kontak maka segera memeriksakan diri dan untuk yang belum maka segera divaksinasi," pesan Prof Tjandra. 

(Tribunnews.com/Latifah/Aisyah Nursyamsi/Rina Ayu)

Atikel lainnya terkait Virus Corona

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan