WHO Minta Dunia Bertindak untuk Tekan Penyebaran Omicron
Meskipun terlalu dini untuk menyimpulkan seberapa efektif vaksin yang ada saat ini dalam memberikan perlindungan terhadap varian baru.
Penulis:
Fitri Wulandari
Editor:
Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Rabu kemarin bahwa pemerintah seluruh negara perlu menilai kembali tanggapan nasional mereka terhadap virus corona (Covid-19) dan mempercepat program vaksinasi untuk mengatasi varian Omicron.
Meskipun terlalu dini untuk menyimpulkan seberapa efektif vaksin yang ada saat ini dalam memberikan perlindungan terhadap varian baru.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (9/12/2021), Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan penyebaran varian omicron secara global menunjukkan bahwa itu bisa berdampak besar pada pandemi Covid-19.
"Sekarang waktunya untuk menahannya sebelum lebih banyak pasien Omicron dirawat di rumah sakit. Kami meminta semua negara untuk meningkatkan pengawasan, pengujian, dan pengurutan, kepuasan dalam bentuk apapun saat ini akan menelan korban jiwa," kata Tedros dalam konferensi pers.
Baca juga: WHO Akui Efek Varian Omicron Lebih Rendah dari Virus Covid-19 Varian Delta
Sementara itu, Direktur Darurat WHO Mike Ryan mengatakan bahwa karena varian tersebut tampaknya lebih mudah menyebar, upaya yang dilakukan pun harus digandakan untuk memutus rantai penularan.
WHO mencatat bukti awal dari BioNTech dan Pfizer tentang efektivitas vaksin mereka terhadap Omicron.
Perusahaan Jerman dan Amerika Serikat (AS) itu mengatakan pada Rabu kemarin bahwa kursus tiga suntikan vaksin Covid-19 mereka mampu menetralkan varian Omicron dalam tes laboratorium.
Sementara vaksin dua dosis menghasilkan antibodi penetralisir yang lebih rendah dengan faktor 25.
Memperingatkan agar tidak melompat ke kesimpulan dari tes, Kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan mengatakan terlalu dini untuk menyimpulkan apakah pengurangan antibodi penetral mengindikasikan suntikan itu kurang efektif.
"Masih terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa pengurangan aktivitas penetralan ini akan menghasilkan penurunan yang signifikan dalam efektivitas vaksin. Kami belum tahu mengenai hal itu karena seperti yang anda ketahui, sistem kekebalan jauh lebih kompleks. Jadi yang kita butuhkan sekarang adalah upaya penelitian yang terkoordinasi dan tidak melompat ke kesimpulan studi demi studi," kata Swaminathan.
Baca juga: Varian Omicron Sebabkan Penyakit yang Lebih Ringan dari Delta? Ini Kata WHO
Kepala Unit Penelitian dan Pengembangan WHO, Ana Maria Henao-Restrepo menyampaikan bahwa pertemuan tertutup para ahli pada Senin lalu telah meninjau variabilitas dalam hasil data awal tentang efektivitas vaksin terhadap Omicron.
"Antibodi penetralisir adalah bagian penting dari informasi, mereka memainkan peran penting dalam pengendalian infeksi, tetapi mereka hanya satu bagian dari perlindungan terhadap penyakit parah," jelas Restrepo.
WHO juga mengaku akan menerbitkan tinjauan tentang pendiriannya terkait dosis penguat (booster) dalam beberapa hari ke depan.
Namun dengan tingkat vaksinasi yang sangat rendah di sebagian besar negara berkembang, pemberian dosis primer dibandingkan booster tetap menjadi prioritasnya.
"Dosis booster bukanlah solusi," pungkas Swaminathan.