Minggu, 17 Agustus 2025

Virus Corona

Penderitanya Bergejala Ringan, Tapi Omicron Tetap Perlu Diwaspadai

Omicron hanya menimbulkan gejala ringan pada penderitanya, namun tetap harus diwaspadai. Mengapa? Ini penjelasan Epidemiolog.

AFP/OSWALDO RIVAS
Seorang wanita menempelkan kata "Omicron" pada boneka buatan tangan bergambar varian Covid-19 Omicron di Managua, pada 27 Desember 2021. - Boneka-boneka tersebut dibakar pada tengah malam pada 31 Desember sebagai tradisi mengucapkan selamat tinggal pada tahun tua dan menyambut tahun baru. (Photo by OSWALDO RIVAS / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan bahwa meskipun varian baru virus corona (Covid-19) Omicron hanya menimbulkan gejala ringan pada penderitanya, namun tetap harus diwaspadai.

Hal itu karena varian ini memiliki sifat yang jauh lebih cepat dan mudah menular dibandingkan varian pendahulunya, termasuk Delta.

Baca juga: Penjelasan Pemerintah & Kronologi Kasus Transmisi Lokal Omicron yang Terdeteksi di Jakarta

Baca juga: Kasus Omicron Transmisi Lokal di Indonesia, Pasien Sempat Menolak Dirawat di RS Lalu Dijemput Aparat

Ia menegaskan bahwa penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk tetap memperketat aturan terkait penanganan Covid-19 demi menekan penularannya.

Terlebih saat ini masih ada varian Delta yang diketahui bersifat mematikan, sehingga ini tentu harus menjadi perhatian serius bagi semua pihak.

"Satu hal yang harus juga diingat bahwa kalau kita ini nggak waspada, tidak mengendalikan Delta dan Omicron ini dengan baik, kita nantinya akan membiarkan terjadinya infeksi yang merajalela, baik karena Delta maupun Omicron," kata Dicky, dalam pesan singkatnya kepada Tribunnews, Rabu (29/12/2021).

Pelancong check-in di John F. Kennedy International Airpot di New York, pada 24 Desember 2021. - Lebih dari 2.000 penerbangan telah dibatalkan dan ribuan tertunda di seluruh dunia karena varian Omicron yang sangat menular mengganggu perjalanan liburan. (Photo by Yuki IWAMURA / AFP)
Pelancong check-in di John F. Kennedy International Airpot di New York, pada 24 Desember 2021. - Lebih dari 2.000 penerbangan telah dibatalkan dan ribuan tertunda di seluruh dunia karena varian Omicron yang sangat menular mengganggu perjalanan liburan. (Photo by Yuki IWAMURA / AFP) (AFP/YUKI IWAMURA)

Saat varian Delta masih menyebar dan ditambah munculnya Omicron, kata dia, tentu akan menciptakan penyakit yang lebih parah bagi kelompok yang berisiko seperti kelompok lanjut usia (lansia) maupun mereka yang memiliki penyakit penyerta (komorbid).

Hal inilah yang terjadi di beberapa negara di Eropa serta Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Cegah Meluasnya Omicron, Satgas Covid-19 Ajak Masyarakat Terus Aktifkan Posko PPKM Skala Mikro

"Sehingga pada gilirannya, ya sama seperti di negara-negara Eropa dan Amerika, ini akan menimpa kelompok yang rawan," jelaa Dicky.

Bahkan kasusnya bisa menimbulkan kematian, meskipun angkanya diprediksi tidak akan sebanyak varian Delta yang diketahui sangat mematikan.

"Ini akan banyak yang sakit juga pada gilirannya atau yang meninggal juga akan ada, walaupun tidak sebanyak Delta," pungkas Dicky.

Varian Omicron kali pertama diidentifikasi di Afrika Selatan pada awal November lalu, kemudian negara itu melaporkan varian ini ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Selanjutnya, WHO menamakan varian ini sebagai Omicron dan memasukkannya ke dalam kategori varian yang menjadi perhatian atau Variant of Concern (VoC).

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan