Virus Corona
Indonesia Perlu Pembaharuan Data yang Konsisten untuk Hadapi Pandemi Covid-19
Awal tahun 2022 penting menjadi momen refleksi atas gentingnya kondisi pandemi Covid-19. Terutama pemicu besarnya jumlah kematian.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Awal tahun 2022 penting menjadi momen refleksi atas gentingnya kondisi pandemi Covid-19.
Terutama pemicu besarnya jumlah kematian.
Berdasarkan data resmi 34 provinsi, Lapor Covid-19 mencatat, setidaknya terdapat 134 ribu kematian positif Covid-19 sejak 1 Januari 2021 hingga 31 Desember 2021.
Namun, angka ini belum mencakup jumlah kematian kasus probable Covid-19. Data akumulasi kematian probable tiap wilayah mencapai lebih dari 32.094 jiwa.
Sementara kematian kasus suspek lebih dari 8.592 jiwa, serta jumlah kematian saat isolasi mandiri dan di luar RS yang baru tercatat oleh tim LaporCovid-19 setidaknya 3.015 jiwa.
Di antara mereka yang meninggal, terdapat 2.066 tenaga kesehatan. Realita jumlah kematian terkait Covid-19 di Indonesia layaknya fenomena gunung es.
Baca juga: Kasus Positif Covid-19 Alami Kenaikan, Dua Provinsi Jadi Sorotan
Sehingga memerlukan langkah evaluatif demi pencegahan kematian akibat Covid-19 yang bisa dihindari di tahun ini.
Di sisi lain, menurut Lapor Covid-19, Indonesia masih memerlukan pembaruan data secara berkala, dan keterbukaan data. Pembaruan data menjadi tantangan tersendiri.
"Berdasarkan pemantauan kami, masih sering terjadi keterlambatan dalam memperbarui data. Bahkan, beberapa situs tidak dapat diakses untuk waktu yang cukup lama," papar Lapor Covid-19 pada keterangan resmi, Selasa (4/12/2022).
Terdapat enam provinsi yang terpantau mengalami kemacetan update data. Yaitu Gorontalo sejak 22 Desember, Sulawesi Tenggara sejak 19 Desember, Maluku sejak 13 Desember, Sulawesi Barat sejak 21 Oktober, Kepulauan Riau sejak 23 September.
Lalu yang paling lama adalah Papua sejak 2 September. Berdasarkan kondisi tersebut, tim LaporCovid-19 merekomendasikan kepada provinsi terkait agar tetap menjaga keterbaruan data statistik Covid-19 pada situs masing-masing.
Baca juga: DKI Jakarta dan Kepulauan Riau Jadi Penyumbang Kenaikan Kasus Covid-19 di Awal Tahun 2022
Di samping itu, terdapat lima provinsi yang situsnya tidak dapat diakses tanpa penyebab yang jelas, yaitu Sumatera Utara, NTT, Maluku Utara, Kalimantan Timur, dan Bali.
Situs Kalimantan Timur menyatakan sedang dalam perbaikan sejak lama. Pada rilis bulan lalu, provinsi Papua Barat sempat mengalami kondisi situs yang tidak dapat diakses.
Namun kini situsnya sudah pulih kembali dan rutin melakukan update data statistik Covid-19. Lapor Covid-19 pun berharap pemda terkait dapat mendorong situs-situs di provinsi masing-masing agar terus melakukan progress perbaikan dalam menyajikan data Covid-19.
Terutama untuk provinsi Sumatera Utara, NTT, dan Maluku Utara. Selain situs provinsi, tim lapordata LaporCovid-19 juga turut memantau setidaknya 77 situs kota kabupaten dari enam provinsi yakni Bali, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, serta Jawa Timur, dan Lampung.
Secara umum situs-situs kota atau kabupaten yang ada sudah cukup baik. Walaupun terdapat 17 persen situs kota dan kabupaten yang mengalami kemacetan pembaruan data atau situs tidak dapat diakses.
Manajemen website penyajian data statistik Covid-19 yang ideal memang tidak mudah. Sehingga perlu disikapi serius, konsisten, dan selalu terbuka untuk pengembangan yang berkelanjutan.
Karenanya Lapor Covid-19 mengungkapkan ada beberapa aspek yang perlu menjadi perhatian utama dalam menjaga kualitas website penyajian data statistik dan informasi Covid-19.
Baca juga: Satgas Covid-19 Sebut Periode Natal dan Tahun Baru Berhasil Dilewati Tanpa Lonjakan Kasus Covid-19
Pertama keterintegrasian platform dari tingkat lokal, regional, hingga nasional.
Kedua, aspek keterbaruan data yang rutin dan near real time.
Ketiga, aspek kemudahan dalam memahami penyajiaan data. Keempat aspek ketersediaan data setiap parameter dan data secara historis.
Kelima aspek keterbukaan dan kemudahan akses data bagi masyarakat dari berbagai kalangan. Terutama peneliti dalam rangka riset dan analisis data mendalam.
Sumber: https://laporcovid19.org/post/kesalahan-berulang-pendataan-covid-19-di-indonesia-hingga-penghujung-tahun-2021