Kamis, 4 September 2025

Virus Corona

Vaksin Booster Gratis, Epidemiolog Sebut Itu Dapat Percepat Capaian Vaksin Covid-19

Program booster untuk vaksin Covid-19 dimulai pada hari ini, Rabu (12/1/2022). 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
WARTA KOTA/NUR ICHSAN
Tenaga kesehatan di Puskesmas Panunggangan, Cibodas, Kota Tangerang, memberikan suntikan Vaksin Booster kepada warga lansia usia 60 tahun ke atas dan yang memiliki penyakit bawaan ( komorbid), Rabu (12/1/2022). Pelaksanaan Vaksinasi Booster di tahap awal yang digelar Pemkot Tangerang ini menyasar 6000 orang warga. WARTA KOTA/NUR ICHSAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program booster untuk vaksin Covid-19 dimulai pada hari ini, Rabu (12/1/2022). 

Pemerintah memastikan bahwa pemberian vaksin booster secara gratis kepada seluruh lapisan masyarakat. 

Menurut Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman, menilai kelompok berisiko hingga masyarakat miskin harus mendapatkan vaksin booster gratis. 

Baca juga: Apresiasi Vaksinasi Booster Gratis, Pimpinan Komisi IX DPR Ingatkan Soal Pendataan

Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah terkait pemberian vaksin booster gratis dianggap cukup berperan.

"Kita apresiasi ini dan sebagaimana sudah saya usulkan bahkan sejak tahun lalu ya, mekanismenya memang seperti itu. Kalau bicara untuk booster, tentu upaya atau peran dari pemerintah menjadi sangat penting," ungkapnya pada Tribunnews, Rabu (12/1/2022). 

Terutama jika melihat dari skala prioritas untuk mereka yang berisiko tinggi seperti lansia. Begitu juga yang memiliki komorbid. 

Baca juga: Dimulai Hari Ini: Penerima Sinovac Dapat Vaksin Booster dari Pfizer dan AstraZeneca Dapat Moderna

"Kalau misalnya digratiskan untuk semua masyarakat, itu lebih baik lagi. Artinya bisa dengan skema BPJS atau lainnya, ditanggung. Bisa secara langsung atau tidak langsung," kata Dicky menambahkan. 

Menurut Dicky ini tentu membantu capaian atau cakupan vaksin Covid-19. Karena bagaimana pun semakin banyak orang vaksinasi, tantangan cakupan juga lebih besar. 

"Kalau tidak ada yang skema seperti mulai melibatkan masyarakat tentu mengurangi potensi partisipasi. Karena masyarakat mulai punya beban dan sebagainya. Belum lagi teori konspirasi," pungkasnya.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan