Virus Corona
Epidemiologi Sebut Alasan Adanya Prediksi Lonjakan Kasus Covid-19 Pada Februari Mendatang
Menurut Dicky, proteksi atau imunitas dari infeksi sebelumnya akan menurun di bulan Februari-Maret. Sehingga artinya rawan kelompok masyarakat terkena
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah prediksi puncak kasus Covid-19 varian Omicron akan terjadi pada Februari mendatang.
Prediksi tersebut pun senada dengan Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman.
Ia pun menyebutkan alasan kenapa lonjakan kasus diprediksi pada Februari- Maret.
"Masyarakat Indonesia yang mayoritas terpapar Covid-19, terinfeksi dan memiliki imunitas paling besar adalah saat terinfeksi Covid-19 pada gelombang Delta di Juli-Agustus lalu," kata Dicky pada Tribunnews Kamis (13/1/2022).
Menurut Dicky, proteksi atau imunitas dari infeksi sebelumnya akan menurun di bulan Februari-Maret. Sehingga artinya rawan kelompok masyarakat terkena paparan virus Covid-19.
Kedua, Indonesia masih memiliki populasi yang belum divaksin penuh. Jumlahnya juga cukup signifikan.
Ia pun mencontohkan Singapura yang mengalami ledakan dengan jumlah penduduk hanya 20 persen di bawah 10 juta. Sedangkan cakupan vaksin Covid-19 di Singapura terhitung tinggi.
Baca juga: Kapan Pasien Covid-19 Varian Omicron Dikatakan Sembuh? Ini Prediksi Puncak Kasus Omicron
"Kita yang belum divaksin lengkap ini setidaknya 20 persen Indonesia dari total penduduk yaitu 280 juta, tentu angkanya lebih lagi," kata Dicky menambahkan.
Ia pun mengingatkan bahwa varian Delta varian itu belum berakhir masa krisisnya.
Indonesia dikhawatirkan menghadapi kombinasi masalah yang lebih serius dibandingkan tahun 2021.
Meskipun bekal imunitas lebih besar, Omicron kombinasi dengan delta bisa bersikulasi. Bukan hanya kalangan belum divaksinasi bahkan divaksinasi lengkap.
"Kemudian, angka tertinggi kasus indonesia prediksinya, kalau bicara 300 ribuan bisa menjadi rujukan. Tapi prediksi saya setengah dari itu yaitu sekitar 150 ribuan," pungkasnya.