Virus Corona
Indonesia Dalam Posisi Rawan dalam Hadapi Varian Omicron
Karena jika gagal melakukan mitigasi, maka bisa berakibat fatal. Bukan tidak mungkin Indonesia akan mengalami situasi seperti di luar negeri sana.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman mengatakan bahwa pemerintah harus mengambil kebijakan yang tepat dalam penanganan virus corona.
Karena jika gagal melakukan mitigasi, maka bisa berakibat fatal. Bukan tidak mungkin Indonesia akan mengalami situasi seperti di luar negeri sana.
"Karena bagaimana pun kita punya kelemahan jadi setengah dari populasi kita belum mendapat dua dosis vaksin. Artinya rawan," ungkapnya pada Tribunnews, Jumat (28/1/2022).
Belum lagi terjadinya penurunan imunitas. Kedua hal ini membuat Indonesia semakin rawan.
Disusul dengan kemampuan Indonesia dalam memahami situasi, mendeteksi kasus sedari dini yaitu testing, treacing dan treatment (3T).
Baca juga: UKHSA: Vaksin Booster Tingkatkan Perlindungan Terhadap Kematian akibat Omicron hingga 95 Persen
"Jadi 3T kita lemah sekali. Kalau diklaim situasi masih terkendali, 3T yang lemah, berarti terkendali apa? Tidak kuat, validitasnya," tegas Dicky.
Untuk bisa mengatakan situasi terkendali, Indonesia setidaknya bisa memenuhi deteksi dini sesuai standar WHO yang disebut ade kuat dan memadai. Yaitu 4 orang per seribu dari populasi perminggu.