Jumat, 5 September 2025

Virus Corona

Indonesia Dalam Posisi Rawan dalam Hadapi Varian Omicron

Karena jika gagal melakukan mitigasi, maka bisa berakibat fatal. Bukan tidak mungkin Indonesia akan mengalami situasi seperti di luar negeri sana.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Johnson Simanjuntak
Tangkapan Layar YouTube Kompas TV
Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Epidemiologi Griffith University, Dicky Budiman mengatakan  bahwa pemerintah harus mengambil kebijakan yang tepat dalam penanganan virus corona. 

Karena jika gagal melakukan mitigasi, maka bisa berakibat fatal. Bukan tidak mungkin Indonesia akan mengalami situasi seperti di luar negeri sana. 

"Karena bagaimana pun kita punya kelemahan jadi setengah dari populasi kita belum mendapat dua dosis vaksin. Artinya rawan," ungkapnya pada Tribunnews, Jumat (28/1/2022). 

Belum lagi terjadinya penurunan imunitas. Kedua hal ini membuat Indonesia semakin rawan. 

Disusul dengan kemampuan Indonesia dalam memahami situasi, mendeteksi kasus sedari dini yaitu testing, treacing dan treatment (3T).

Baca juga: UKHSA: Vaksin Booster Tingkatkan Perlindungan Terhadap Kematian akibat Omicron hingga 95 Persen

"Jadi 3T kita lemah sekali. Kalau diklaim situasi masih terkendali, 3T yang lemah, berarti terkendali apa? Tidak kuat, validitasnya," tegas Dicky. 

Untuk bisa mengatakan situasi terkendali, Indonesia setidaknya bisa memenuhi deteksi dini sesuai standar WHO yang disebut ade kuat dan memadai. Yaitu 4 orang per seribu dari populasi perminggu.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan