Virus Corona
Menkes: Kasus Omicron di Tangerang dan Bekasi Lampaui Rekor Varian Delta, Jakarta dan Bali Menyusul
Menurutnya di Tangerang dan Bekasi, jumlah penularannya sudah melampaui puncak kasus Covid-19 varian Delta yang terjadi pada tahun lalu.
Editor:
Wahyu Aji
Budi juga mengimbau bagi pasien aktif Covid-19 yang tidak bergejala dapat menjalani isolasi di rumah.
Tujuannya, agar rumah sakit dapat melakukan perawatan bagi pasien yang bergejala parah.
"Agar rumah sakit bisa digunakan oleh yang benar-benar membutuhkan. Ini beberapa data yang menunjukkan sebenarnya keterisian rumah sakit kita, kalau sesuai aturan Kemenkes, bisa berkurang 60-70 persen," ucap Budi.
Sebelumnya sejumlah pihak di antaranya pada epidemiolog juga memprediksi bakal terjadi gelombang ketiga Covid-19 pada bulan Februari ini.

Epidemiolog asal Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman memprediksi puncak kasus Omicron bakal lebih tinggi dibandingkan varian Delta.
Ia bahkan menyebut kasus positif Covid-19 akibat varian Omicron ini di Indonesia bisa mencapai angka 300 sampai 500 ribu pada saat puncak gelombang ketiga.
"Jadi kalau misalnya Delta ketemu sampai 50 ribu, ini bisa sampai 2 atau 3 kalinya pada periode puncaknya. Itu bukan berarti kasusnya cuma segitu, enggak. Kita itu bisa sampai 300 sampai 500 ribu pada saat puncak," kata Dicky melalui pesan singkatnya, Minggu (6/2/2022).
Kalaupun nantinya angka positif Covid-19 tidak mencapai ratusan pada puncak gelombang ketiga, Dicky meyakini ada keterbatasan testing dan tracing yang dilakukan oleh pemerintah.
Sebab, tren pada varian Omicron ini menginfeksi banyak orang.
Baca juga: Kemenkes: Kasus Covid-19 Naik, Angka Keterisian RS Masih Landai
"Tren dari gelombang Omicron ini pertama, bahwa dia akan menginfeksi banyak orang, empat kali bahkan lebih banyak dari Delta. Ini mau yang resminya maupun tidak resminya, maksudnya yang ketemu oleh tes pemerintah dengan kemampuannya," kata Dicky.
Meskipun angka kasusnya diprediksi bakal lebih tinggi dari Delta, Dicky memprediksi masa periode varian Omicron tidak akan berlangsung lama.
Hanya saja, sambungnya, bakal ada perbedaan tren puncak kasus di setiap daerah.
"Omicron ini cenderung wilayah-wilayah bisa memiliki budaya yang berbeda. Bahkan di beberapa negara, kota atau provinsi berdekatan bisa berbeda puncaknya ada selisih satu minggu," katanya.
Dicky meminta pemerintah agar lebih bisa mengantisipasi gelombang ketiga Covid-19 ini. Meskipun varian Omicron tidak terlalu fatal, tapi bisa menyebabkan keruntuhan (collapse) pada seluruh aspek pelayanan publik, termasuk rumah sakit.
"Karena para pekerja publiknya harus isoman, termasuk di rumah sakit, nah ini yang harus diantisipasi," ujarnya.(tribun network/rin/git/dod)