Rabu, 27 Agustus 2025

Virus Corona

Omicron Bukan Tanda Akhir Pandemi Covid-19, Diprediksi Bakal Ada Varian Baru, Bagaimana Dampaknya? 

Bermutasinya virus menjadi varian baru omicron yang akhir-akhir ini menular lebih cepat bukanlah tanda akhir pandemi.

Penulis: Anita K Wardhani
Freepik
Ilustrasi pandemi global akibat Covid-19.Omicron Bukan Tanda Akhir Pandemi Covid-19, Diprediksi Bakal Ada Varian Baru, Bagaimana Dampaknya?  

Dari sini kita memiliki pesan penting. Pertama, varian yang muncul tidak dapat terhindarkan. 

Selama membiarkan virus terus menginfeksi bisa bermutasi dan melahirkan varian.

Kedua, varian yang muncul bisa berpotensi lebih mudah menginfeksi. Karakter varian sebelumnya berbeda dengan Omicron yaitu bisa menginfeksi orang yang belum divaksin. Bahkan yang sudah divaksinasi.

Baca juga: Kemkes Terbitkan Sertifikat Vaksin Covid-19 Internasional untuk Perjalanan ke Luar Negeri

Baca juga: Vaksin Merah Putih Karya Anak Bangsa Dapat Izin PPUK dari BPOM

"Omicron jelas bukan varian terakhir. Dan karena masih terlalu banyak penduduk di dunia belum memiliki imunitas, masih banyak negara ini yang belum memitigasi mencegah orang supaya tidak terinfeksi," kata Dicky menambahkan. 

Jadi selama virus ini memiliki peluang, menginfeksi orang maka ia mempunyai peluang untuk bermutasi. Di sisi lain perlu diketahui jika virus tidak melemah. 

"Evolusi tidak melemah virus. Yang membuat terkesan melemah adalah karena imunitas dari manusia. Lanskap imunitas dari negara, daerah makin bagus. Artinya trush hold immunity makin tercapai," papar Dicky lagi.

Kematian Covid-19 Didominasi Pasien yang Belum Vaksinasi Lengkap

Menteri Koordiantor Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan dalam Keterangan Pers Ratas Evaluasi PPKM di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (7/2/2022).
Menteri Koordiantor Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan dalam Keterangan Pers Ratas Evaluasi PPKM di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (7/2/2022). (Tangkap layar kanal YouTube Sekretariat Presiden)

Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa terdapat 365 pasien Covid-19 yang meninggal sejak varian Omicron masuk ke Indonesia. 

Dari jumlah tersebut sebagian besar yang meninggal merupakan pasien yang memiliki komorbid, lansia, dan belum vaksinasi lengkap.

 "42 persen itu memiliki komorbid,  44 persen lansia dan ini yang perlu di ingat 69 persen belum divaksinasi lengkap," katanya dalam konferensi pers virtual yang disiarkan Youtube Sekretariat Presiden, Senin, (7/2/2022).

Oleh karena itu Luhut meminta warga yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid seperti diabetes dan hipertensi untuk hati-hati. 

Petugas menggunakan alat berat saat menguburkan peti jenazah pasien covid-19 di TPU Rorotan, Jakarta Utara, Jumat (4/2/2022). Kasus covid-19 kembali meningkat hingga menelan korban jiwa, menurut petugas pemakaman pada Jumat (4/2) terdapat 13 jenazah terkonfirmasi covid telah dimakamkan di TPU Rorotan. Tribunnews/Jeprima
Petugas menggunakan alat berat saat menguburkan peti jenazah pasien covid-19 di TPU Rorotan, Jakarta Utara, Jumat (4/2/2022). Kasus covid-19 kembali meningkat hingga menelan korban jiwa, menurut petugas pemakaman pada Jumat (4/2) terdapat 13 jenazah terkonfirmasi covid telah dimakamkan di TPU Rorotan. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Selain itu ia menghimbau warga yang belum vaksinasi lengkap untuk segera vaksinasi, terutama lansia.

Ia meminta warga tidak mendengarkan masukan-masukan tidak jelas yang dapat membahayakan diri.

"Jadi saya mohon orang-orang yang menganjurkan jangan vaksinasi, anda itu bertanggung jawab di komunitas mu kalau ada orang yang meninggal karena tidak divaksin," katanya.

Mengingat sebagian besar pasien meninggal merupakan kelompok komorbid, lansia, dan belum vaksin, maka kebijakan proteksi pemerintah, kata Luhut,  lebih mengarah kepada tiga kelompok tersebut. 

Halaman
123
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan