Sabtu, 23 Agustus 2025

Virus Corona

Jokowi Minta Angka Kematian akibat Covid-19 Ditekan Semaksimal Mungkin

Jokowi meminta jajarannya tekan angka kematian akibat Covid-19 semakismal mungkin.

Penulis: Shella Latifa A
Editor: Arif Fajar Nasucha
Tribunnews/HO/Biro Pers Setpres/Lukas
Presiden Joko Widodo menerima kunjungan para seniman dan budayawan di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (10/2/2022). Pada kesempatan tersebut, para seniman menyampaikan harapannya kepada Presiden Jokowi mengenai pelaksanaan kegiatan pertunjukan seni budaya di Tanah Air selama masa pandemi. Tribunnews/HO/Biro Pers Setpres/Lukas 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya untuk menekan angka kematian akibat Covid-19.

Khususnya pada pasien yang beresiko tinggi, seperti lansia, memiliki komorbid, hingga yang belum divaksinasi.

Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi persnya, Senin (21/2/2022).

"Dalam rapat terbatas (ratas) hari ini, Presiden meminta agar resiko kematian terhadap Lansia, orang yang belum divaksin dan memiliki komorbid untuk dapat ditekan semaksimal mungkin dengan penanganan yang baik," ucap Luhut, dikutip dari laman pers Kemenko Marves.

Baca juga: DAFTAR Daerah PPKM Level 2, 3, dan 4 Terbaru, 4 Kota Naik ke Level 4, Tak Ada Level 1

Untuk itu, lanjut Luhut, pihaknya akan segera melakukan langkah mitigasi sesuai arah Jokowi itu.

Dengan cara, mendorong adanya interkoneksi data antara BPJS Kesehatan yang memiliki data komorbid dan data penambahan kasus di NAR Kemenkes.

Hal itu dilakukan agar pasien yang memiliki komorbid segera terdeteksi dan ditindak.

"Sehingga jika ada penambahan kasus langsung terdeteksi apakah orang tersebut komorbid atau tidak, dan respon tindakan bisa dilakukan secara cepat," kata Luhut.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan saat menyampaikan keterangan pers terkait Hasil Ratas PPKM, Senin (14/2/2022).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan saat menyampaikan keterangan pers terkait Hasil Ratas PPKM, Senin (14/2/2022). (Tangkap layar kanal YouTube Sekretariat Presiden)

Pasien Meninggal: 73 Persen Belum Vaksin, 53 Persen Lansia

Di sisi lain, Luhut juga mengungkapkan 73 persen dari pasien meninggal akibat Covid-19 adalah orang yang belum divaksin dosis lengkap.

Kemudian, 53 persen adalah lansia, serta 46 persen penyakit penyerta atau komorbid.

Luhut menyebut pasien komorbid yang meninggal, mayoritas mengidap penyakit diabetes melitus.

"Pasien komorbid tersebut rata-rata meninggal 5 hari sejak masuk ke rumah sakit. Di mana komorbid terbanyak adalah diabetes melitus," sambung Luhut, sebagaimana diberitakan Tribunnews.com sebelumnya.

Baca juga: Cara Cegah Penyebaran Covid-19 Varian Omicron, Harus Perkuat Protokol Kesehatan

Untuk itu, Luhut mengingatkan bagi pasien positif Covid-19 dengan penyakit penyerta, terutama diabetes melitus harus secepatnya dibawa ke rumah sakit untuk mendapat penanganan.

Menurutnya, pasien Covid-19 dengan komorbid tidak boleh terlalu lama ditangani sendiri karena dikhawatirkan bisa berakibat fatal bagi yang bersangkutan.

"Saya ingatkan kepada teman-teman, saudara kita yang punya komorbid khususnya diabetes militus, bila sampai terpapar Covid-19 untuk segera menuju rumah sakit," kata dia.

Transisi Status Pandemi jadi Endemi

Selain itu, Luhut juga menjelaskan skenario pemerintah dalam menetapkan status dari pandemi jadi endemi Covid-19.

Ia mengatakan, meskipun beberapa negara sudah mulai memberlakukan endemi, Indonesia tak perlu latah mengikuti negara lain.

Baca juga: POPULER Internasional: Kondisi Ratu Elizabeth yang Terpapar Covid | Inggris Tak Wajib Isolasi Diri

Pemerintah akan melakukan transisi dari pandemi ke endemi secara bertahjap dan menerapkan prinsip kehati-hatian.

"Kita akan melakukan transisi ini secara bertahap, bertingkat, dan berlanjut dengan berbasiskan data indikator kesehatan, ekonomi, dan sosial budaya, serta terus menerapkan prinsip kehati-hatian."

"Kami akan terus melakukan evaluasi mengenai pra-kondisi endemi ke depan," ujar Luhut, masih dari sumber laman pers Kemenko Marves.

Ilustrasi pandemi global akibat Covid-19.
Ilustrasi pandemi global akibat Covid-19. (Freepik)

Untuk menetapkan status endemi ini, ada beberapa indikator yang harus dipenuhi.

Di antaranya, tingkat kekebalan masyarakat yang tinggi, tingkat kasus yang rendah berdasarkan indikator WHO.

Kemudian, kapasitas respons fasilitas kesehatan yang memadai maupun menggunakan surveillance aktif.

"Pra-kondisi ini juga harus terjadi dalam rentang waktu yang cukup panjang dan sudah stabil ataupun konsisten," imbuh Luhut.

Baca juga: Update Covid-19 Global 22 Februari 2022: Total Infeksi Capai 426,1 Juta, Kasus Aktif 67.489.776

Adapun indikator pijakan endemi ini akan terus disempurnakan dengan para pakar dan ahli di bidangnya dari waktu ke waktu.

Luhut menuturkan, untuk segera tercapai status endemi, pemerintah juga akan menggenjot vaksinasi dosis kedua dan booster.

Terutama untuk masyarakat lansia.

Ia pun meminta pemerintah daerah untuk terus mendorong masyarakat agar segera divaksinasi booster.

"Pemerintah juga terus mendorong dan meminta bantuan kepada Pemerintah Daerah beserta jajarannya untuk terus aktif menyosialisasikan dan memaksimalkan jumlah vaksinasi booster bagi yang sudah memiliki tiket vaksin ketiga."

"Saya juga meminta masyarakat yang sudah memiliki tiket vaksin ketiga ataupun yang sudah divaksinasi lengkap dengan rentang waktu 6 bulan dapat langsung mendatangi gerai-gerai vaksin yang telah disiapkan,” ucap dia.

(Tribunnews.com/Shella Latifa/ Rina Ayu)

Baca berita soal virus corona lainnya

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan