Euro 2012
Loket Kereta Polandia Dijaga Nenek-nenek, Untung Ada Relawan
Penjaga loket tiket kereta api di Polandia lebih banyak dijaga oleh nenek-nenek yang usianya sudah tua.
Penulis:
Husein Sanusi

Liputan Khusus Euro 2012 di Tribun Jakarta
Baca Juga Berita Piala Eropa 2012 lainnya
Pernak-pernik dan Laporan Langsung dari Euro 2012
Laporan Wartawan Tribun, Husein Sanusi dari Polandia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Setelah menyelesaikan beberapa liputan di kawasan Pantai Baltic, Sopot, Gdansk, Polandia, Senin (11/6/2012) sore waktu Polandia saya melanjutkan perjalanan kembali ke Warsawa. Berangkat dengan kereta api, kembali ke ibu kota Polandia itu juga dengan kereta api.
Dari Pantai Baltic perjalanan langsung dilanjutkan ke stasiun yang berjarak sekitar 20 kilometer. Karena ingin mengejar kereta yang berangkat pukul 18.00, saya memutuskan naik taksi meski ada trem dan busway di pinggiran Pantai Baltic.
Sesampai di stasiun Gdansk, antrean pembeli tiket tak terlalu banyak. Saya tidak terburu-buru membeli tiket karena pengalaman di stasiun Warsawa biasanya penjaga tiket sering salah faham ketika ditanya jadwal pemberangkatan tiket, karena tak begitu paham bahasa Inggris.
Maklum saja, para penjaga loket tiket kereta api di Polandia lebih banyak dijaga oleh nenek-nenek yang usianya sudah tua. Untuk mengantisipasi itu, akhirnya saya mencari relawan atau volunteer Euro 2012 yang biasanya banyak mangkal di stasiun atau terminal.
Di Gdasnk ternyata juga banyak terdapat para relawan yang mayoritas adalah pelajar Polandia. Panitia lokal ternyata sudah menyediakan stan khusus buat para relawan ini di sekitar area stasiun. Untuk mengetahui mereka sangat mudah. Mereka mengenakan jaket hijau di belakangnya ada tulisan volunteer.
Saya memanggil satu orang dan meminta tolong kepadanya agar memesankan tiket tujuan Warsawa. Dengan ramah dan sopan, pemuda itu lalu mengantar saya ke loket tiket. Dengan bahasa Polandia, relawan itu berbicara dengan petugas tiket dan tanpa kesulitan saya pun bisa mendapatkan tiket ke Warsawa.
Bentuk tiket kereta api di Warsawa juga sulit dipahami. Hampir semua kode-kodenya ditulis memakai bahasa Polandia seperti keterangan di gerbong berapa atau kursi mana akan duduk. Saya pun kembali meminta penjelasan kepada relawan tersebut.
Setelah semuanya jelas saya baru mencari dimana lokasi saya harus naik kereta api. Andai saja tak ada relawan itu mungkin akan kebingungan seperti pada saat di stasiun Warsawa. Perjalanan Gdansk-Warsawa memakan waktu enam jam, saya tiba di Warsawa pukul 00.00 dini hari waktu Polandia dan langsung istirahat.