Kerusuhan di Mesir
Mahasiswa RI di Mesir: SBY Lambat Lakukan Evakuasi
Mahasiswa Indonesia yang berada di Mesir menilai pemerintah Indonesia yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sangat terlamba
Penulis:
Husein Sanusi
Editor:
Widiyabuana Slay
TRIBUNNEWS.COM, KAIRO - Mahasiswa Indonesia yang berada di Mesir menilai pemerintah Indonesia yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sangat terlambat melakukan evakuasi yang sedang terjebak kerusuhan di Negeri Fir’aun tersebut.
Alim Gema Alamsyah, Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Ummul Qurra’ jurusan Tafsir Hadist, kepada Tribunnews.com, mengaku sangat kecewa dengan kelambanan pemerintah Indonesia untuk mengevakuasi WNI yang ada di Kairo.
“kami menyayangkan tindakan pemerintah Indonesia yang sangat lambat sekali mengevakuasi warganya. Kenapa saya katakan lambat karena negara-negara lain sudah mengirimkan pesawatnya sejak Sabtu kemarin,” kata Alim
Menurut Alim yang berasal dari Tasikmalaya tersebut, sangat wajar jika pesawat bantuan yang dikirimkan Indonesia untuk mengangkut WNI ke tanah air sangat sulit mendarat di Bandara Alexandria, Kairo, karena mayoritas tempat disana sudah duluan di booking pesawat dari negara-negara lain yang lebih dulu memesan tempat.
“Jadi jangan salahkan otoritas bandara Mesir kalau pesawat Indonesia tidak dikasih ijin masuk. Karena presiden Indonesia kalau tidak salah baru memberikan instruksi evakuasi dan mengirimkan pesawat kemarin, itu sudah sangat terlambat sekali,” ujar Alim.
Mayoritas mahasiswa Indonesia yang ada di Mesir juga mempertanyakan kepedulian SBY terhadap warganya yang sedang ditimpa musibah di negeri lain.
“Negara lain sudah bergerak sejak lama kita kok baru kemarin, Madza ya'mal Ra'isu Jumhuriyyatuna Akhi? (apa yang dikerjakan kepala negara kita saudaraku?),” kata Alim dalam ungkapan bahasa Arab.
“Saya beri contoh India, kawan-kawan kami mahasiswa banyak orang India, mereka sekarang sudah pada berada di negaranya masing-masing. Kami kok baru dengar hari ini pesawat Indonesia mau datang, pastilah tidak bisa masuk bandara Kairo karena sudah dipenuhi oleh pesawat negara lain yang sudah lama minta ijin masuk,” tambah Alim.
Nasi sudah menjadi bubur, namun usaha untuk menyelamatkan WNI yang ada di Mesir masih bisa dilakukan dengan opsi lain meski pesawat-pesawat Indonesia sudah tidak bisa lagi mendarat di Kairo.
“Hemat saya ada solusi bagi pemerintah Indonesia kalau memang mau mengevakuasi WNI yang ada disini. Seperti dilakukan beberapa negara, pesawat mereka yang sudah tidak bisa masuk ke Bandara Mesir masuk aja pesawat itu ke Bandara Jeddah Jordaan atau negara-negara lain yang dekat dengan Mesir. Untuk menuju ke tempat itu, pemerintah Indonesia mengangkut WNI pakai jalur darat. Itu satu-satunya solusi mungkin, Amerika saya lihat juga melakukan hal yang seperti itu,” pungkas Alim.