Minggu, 21 September 2025

Masaaki Hatsumi Ninja Terakhir di Dunia Tetap Hebat di Usia 83 Tahun

Kelahiran Noda, perfektur Chiba, 2 Desember 1981, Masaaki Hatsumi atau Yoshiaki Hatsumi (nama lamanya), masih sangat segar.

Editor: Dewi Agustina
zoom-inlihat foto Masaaki Hatsumi Ninja Terakhir di Dunia Tetap Hebat di Usia 83 Tahun
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Ninja terakhir di dunia, Masaaki Hatsumi (83) sebelah kiri dengan karya shodo nya.

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kelahiran Noda, perfektur Chiba, 2 Desember 1981, Masaaki Hatsumi atau Yoshiaki Hatsumi (nama lamanya), masih sangat segar. Jalan dan bicaranya masih seperti anak muda, padahal usianya sudah 83 tahun.

Dialah ninja terakhir di dunia, Grand Master ilmu bela diri dari 9 sekolah martial arts, 3 di antaranya sekolah ninja dan 6 sekolah samurai terbesar di Jepang.

"Saya cuma main-main saja kok, santai saja sambil bertukar budaya dengan orang-orang asing ini," paparnya sambil senyum khusus kepada Tribunnews.com saat datang ke tempat latihan (Dojo) nya yang utama di dekat stasiun Atago, perfektur Chiba.

Hadir sedikitnya 30 orang asing dari berbagai warga negara, Perancis, Inggris, Kanada, Amerika Serikat, bangsa-bangsa dari Amerika Latin, Jerman dan sebagainya.

Latihan hari Minggu (30/3/2014) mulai jam 11 pagi tapi sensei Hatsumi mungkin ada kepentingan lain, baru tiba jam 11.37. Menggunakan jaket Air Force One yang katanya diterima langsung dari Presiden Amerika Serikat. Sementara lebih dari 30 muridnya, laki dan wanita, sudah siap dengan seragam latihan dan siap untuk memulai latihan menyambutnya dengan senyum semua.

"Ohayougozaimasu," sapanya kepada Tribunnews.com.

Kemudian sensei ini langsung berganti baju latihan ninjutsu warna hitam-hitam dan langsung menuju tempat latihan yang sudah ditunggu para muridnya. Semua berbaris rata, sama-sama duduk bersila, memberikan penghormatan kepada leluhur di bagian utama (depan) dojo sambil bertepuk tangan dua kali. Dimulailah acara latihan hari itu untuk lama sekitar 2 jam dan tiap murid membayar 35.000 yen untuk satu lesson tersebut, diselingi istirahat pembuatan shodo oleh sensei sendiri, melukis indah Jepang pada kertas-kertas yang diberikan oleh para muridnya.

Berbagai gerakan diperlihatkan di dojo Bujinkan utama tersebut langsung oleh sensei sendiri selama kira-kira dua menit, disertai penjelasannya dalam bahasa Jepang, diterjemahkan oleh murid-murid kepercayaannya, orang asing, ke dalam bahasa Inggris sehingga semua peserta orang asing tu mengerti apa yang dimaksudkannya.

Seorang muridnya, yang telah dua tahun lebih berada di Jepang, warga Perancis, keturunan Aljazair, Kacem Zoughari, mengatakan, "Latihan tidak tentu tapi sering kali tiga kali seminggu."

Demikian pula sensei juga mengatakan bahwa jadwal latihan umunya diserahkan kepada para murid kalau sudah terkumpul banyak barulah dilakukan.

Hatsumi adalah ninja terakhir yang ada di dunia saat ini. "Ya saya sendiri yang tersisa, lainnya ninja yang setahu saya di Jepang sih tidak ada lagi," paparnya.

Ninja memang sangat terkenal di mana-mana, bahkan jauh lebih terkenal di luar Jepang ketimbang di Jepang sendiri. Namun saat ini lebih banyak yang "palsu" hanya berpura-pura seperti ninja, berpakaian ninja, bahkan untuk cari uang dengan penampilannya tersebut dipakai untuk promosi pariwisata di berbagai tempat supaya ramai datang banyak orang ke sana.

Namun kehebatan sensei Hatsumi ini memang tidak dapat dipungkiri saat latihan tersebut. Dengan gerakan bela diri sederhana saja, lawan cepat jatuh tak berkutik lagi. Cara menghindar dari lawan tetapi sekaligus melihat celah lemah lawan dan mengantisipasi segera ke arah titik lemah lawan, baik melalui gerakan antisipasi perlawanan sederhana dengan gerak tubuh fleksibel, atau pun dengan menggerakkan jari tangan kita menuju ke titik lemah syaraf dan tulang lawan.

Gerakan bela diri yang dilakukan sensei tampak jarang sekali dilawan dengan benda atau pedang atau pisau dan alat berbahaya lain. Semua dengan alat kosong. Tetapi dengan perlawanan hanya dengan memegang jari tangan dan titik lemah syaraf dan atau tulang jari lawan, langsung lawan menjerit kesakitan dan dapat dijatuhkan dengan mudah disertai ayunan tangan atau kaki yang semakin menjatuhkan lawan tampak seolah secara alamiah dengan gerakan kecepatan tinggi.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan