Minggu, 28 September 2025

Rumah Sakit Siloam Ekspansi ke ASEAN

Indonesian International School Yangon: Siswanya Justru Kebanyakan Orang Myanmar

Jangan heran jika kelak bertemu dengan orang Myanmar (Burma) yang terdidik tapi pintar bahasa Indonesia.

Penulis: Dahlan Dahi
TRIBUNNEWS.COM/DAHLAN DAHI
Kepala Sekolah Indonesian International School Yangon (IISY), Sirdjanul Gufron (ketiga dari kanan), Duta Besar Indonesia untuk Myanmar, Ito Sumardi (kedua dari kanan), serta James Riady (tengah) berdialog dengan guru-guru IISY di Yangon, Jumat (5/6/2015). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dahlan Dahi, dari Yangon, Myanmar

TRIBUNNEWS.COM - Jangan heran jika kelak bertemu dengan orang Myanmar (Burma) yang terdidik tapi pintar bahasa Indonesia.

Mereka mungkin alumnus Indonesian International School Yangon (IISY).

Anak-anak sekolah itu, dari TK hingga SMA, belajar dwi bahasa, Inggris dan Indonesia. 

Mereka juga belajar budaya Indonesia, mempelajari tarian (dalam suatu pertunjuakan mereka menari Saman), dan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

IISY adalah sekolah yang dikelola Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yangon.

"Sekolah ini merupakan sekolah Indonesia terbaik di luar negeri," kata Duta Besar Indonesia untuk Myanmar, Ito Sumardi, ketika menerima rombongan James Riady dan Lippo Group di IISY di Yangon, Jumat (5/6/2015). 

"KBRI Mesir datang ke IISY untuk mempelajari sistem pendidikan di sini," tambah Ito Sumardi.

Lippo Group mengembangkan sekolah di Indonesia dan berharap akan masuk ke Myanmar.

Langkah masuk ke Myanmar sudah dilakukan Lippo Group dengan mengoperasi Pun Hliang Siloam Hospital, jaringan internasional pertama dari Rumah Sakit Siloam.

Rumah Sakit Siloam itu juga merupakan rumah sakit standar internasional yang diharapkan bisa melayani masyarakat kelas atas dan warga asing di Myanmar.

"IISY ini membanggakan karena menunjukan bahwa Indonesia bisa berkontribusi melalui pendidikan dengan standar tinggi kepada masyarakat Myanmar," kata James Riady, konglomerat Indonesia yang memiliki jaringan retail (Hypermat dan Matahari), properti, bank, rumah sakit (Siloam), dan bisnis media massa.

Indonesian International School Yangon
Indonesian International School di Yangon, Myanmar.

Sirdjanul Ghufron, Kepala Sekolah Indonesian International School Yangon, menjelaskan, IISY mengelola TK sampai SMA dengan jumlah siswa 520 orang.

Dari jumlah itu, 452 orang atau sebagian terbesar adalah warga negara Myanmar.

Siswa Indonesia, umumnya anak-anak diplomat, hanya 51 orang.

Sisanya dari Amerika Serikat, China, Korea Utara, Malaysia, dan Vietnam.

"Anak-anak pejabat Myanmar banyak mempercaya IISY sebagai tempat pendidikan yang baik untuk masa depan mereka," kata Ghufron.

IISY mendidik anak-anak dengan dua kurikulum, Indonesia dan Cambridge (Inggris).

Alumnusnya bisa langsung masuk ke perguruan tinggi dengan standar internasional.

Semula IISY hanya untuk menampung anak-anak Indonesia. Sejak 2004-2005, IISY membuka diri untuk siswa internasional.

Antusiasme warga asing untuk mendaftar terus bertambah dari tahun ke tahun.

Tahun 2015 ini, 138 orang mendaftar tapi hanya diterima 53 orang. 

Biaya sekolah sekitar 100 dolar per bulan, terendah dibanding sekolah internasional lainnya di Myanmar.

IISY diperkuat 51 orang guru, tujuh di antaranya dari Indonesia. Guru lainnya berasal dari Australia dan Myanmar.

Lulusan dari IISY kelak akan bisa masuk melalui jalur kelas internasional di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.

James Riady menjanjikan kerja sama dengan Universitas Pelita Harapan milik Lippo Group di Jakarta.(*)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan