Minggu, 24 Agustus 2025

Misteri bercak sinar planet Ceres mulai terkuak

Titik cahaya yang ditemukan di permukaan planet Ceres yang terletak di antara Mars dan Jupiter, menjadi misteri dalam sistem tata surya sepanjang tahun 2015.

Kawah Octator

Kawah Occator memiliki kumpulan bintik-bintik terang yang paling mengesankan.

Titik-titik cahaya berkilau yang ditemukan di permukaan planet Ceres yang terletak di antara Mars dan Jupiter, menjadi misteri dalam sistem tata surya sepanjang tahun 2015.

Planet Ceres merupakan objek terbesar dalam sabuk asteroid di tata surya kita. Lalu, apakah bintik cahaya yang cukup terang di permukaan planet kerdil itu?

Para ilmuwan berupaya memecahkan masalah ini dan tampaknya sekarang ini mereka telah memperoleh jawabannya.

Bercak-bercak cahaya itu adalah lokasi-lokasi terjadinya benturan yang mengakibatkan permukaan terkelupas, dan lapisan air es di bawah permukaan planet kerdil itu menyeruak ke luar, kata sejumlah peneliti dalam jurnal Nature.

Dan bercak-bercak paling terang adalah yang paling belakangan menyeruak.

Bintik

Hasil jepretan kamera satelit milik Badan Antariksa Amerika Serikat, Dawn, menemukan 130 titik di atas planet selebar 950 km itu. Namun, sejauh ini, kumpulan yang paling mengesankan terdapat dalam sebuah kawah yang dijuluki Occator, di belahan utara planet Ceres.

Ketika wahana tiba di orbit planet kerdil itu, kamera telah diatur untuk menangkap apa yang berada di permukaan yang biasanya sangat gelap - sepekat aspal. Namun ini artinya, pancaran cahaya luar biasa terang di Occator benar-benar memenuhi sensor perangkat itu.

"Kami berkata, "Wow! Apa itu? Kami tidak membayangkan ini sebelumnya," ungkap Andreas Nathues, dari tim itu.

Planet Ceres

Wahana antariksa Dawn menembakkan ion ketika mendekati planet Ceres pada bulan Maret.

"Reflektifitasnya berada di skala 0,25, yang berarti sekitar 25% dari cahaya itu terpantul, dan di pusat inti dalam (dari kumpulan titik-titik dalam Occator) bahkan lebih - hingga 50-60% dari cahaya terpantul; sedangkan permukaan yang tersisa, memang gelap - rata-rata sekitar 9%," kata ilmuwan dari Institut Max Planck untuk riset tata suryadi Goettingen, Jerman.

Penyelidikan susulan menunjukkan bahwa ada kemungkinan lapisan es dan garam di balik bebatuan yang melapisi Ceres.

Ketika benda antariksa membentur lapisan ini dan membuncahkannya keluar, es langsung berubah dari bentuk padat ke gas. Lalu, uap yang dihasilkannya lolos dari permukaan, mengangkut partikel-partikel es dan debu dalam prosesnya, untuk menghasilkan kabut.

Wahana antariksa Dawn mengamati kabut ini sepanjang "siang hari", saat terlihat sepanjang Occator pada sudut yang sangat lancip.

Kesimpulan para peneliti adalah bintik-bintik yang ada dalam Occator akan memudar dari waktu ke waktu karena sebagian besar partikel es terdorong keluar, dan hanya menyisakan garam.

Sumber: BBC Indonesia
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan