Minggu, 21 September 2025

Sekolah Tertua di Jepang Ini Diusulkan Jadi Warisan Budaya Dunia

Tahun 1872 sekolah ini berhenti beroperasi.

Editor: Johnson Simanjuntak
Foto Richard Susilo
Pintu Masuk Sekolah Ashikagam satu di antara tiga pintu masuk ke sana, tertua di Jepang 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sekolah ini tertua di Jepang dengan segala versi.

Ada yang bilang sekolah tertua, ada yang bilang bangunan sekolah tertua di Jepang.

Namun satu yang pasti, rasanya tak ada orang Jepang yang tak tahu sekolah ini kalau bertanya soal sekolah tua di Jepang dan kini diusulkan sebagai Warisan Budaya Dunia (World Heritage).

"Tanggal 24 April 2015 sekolah ini telah diakui sebagai warisan budaya Jepang oleh pemerintah Jepang dan kita telah mengusulkan pula agar bisa dijadikan Warisan Budaya Dunia, namun belum tahu kapan bisa terealisasi," ungkap Maeko Yama, salah seorang eksekutif sekolah Ashikaga khusus kepada Tribunnews.com Kamis ini (28/4/2016).

Pendirian sekolah ini pada awalnya di jaman Nara antara 710-784 dengan nama Kokugaku atau Sekolah Nasional.

Kemudian tahun 832 Bangsawan Ono-no Takamura mendirikan sekolah Ashikaga di jaman Heian (794-1185).

Kemudian tahun 1196 bangsawan Ashikaga Yoshikane mendirikan Ashikaga School di kuil Ban-naji.

Barulah sekolah dibuka tahun 1439 oleh bangsawan Uesugi Norizane, wakil Shogun di kawasan Timur Jepang, seiring dengan diimplementasikan UU Perlindungan Kesehatan Siswa.

Dari berbagai versi pendirian sekolah itulah tahun 1439 tampaknya paling sering disebut sebagai tahun pendirian dan beroperasinya sekolah Ashikaga.

Tahun 1872 sekolah ini berhenti beroperasi.

Sekolah ini sebagian besar ditutup, kemudian menjadi properti dari dan dikuasai pemda perfektur Tochigi.

Tahun 1873 bagian timur sekolah ini digunakan untuk Sekolah Dasar. Lalu tahun 1892 pintu masuk Kyodan terbakar dan baru pulih tahun 1897.

Tahun 1902 sekolah ini dikuasi pemda kota Ashikaga lalu tahun 1921 jadi tempat pariwisata dan tempat sejarah, bukan lagi sebagai tempat belajar sekolah.

Tahun 1963 pintu masuk utama Nyutoku rusak dan diperbaiki. Termasuk tahun 1972 perbaikan juga dibuat terhadap pintu masuk sekolah (School Gate).

Sekolah ini memiliki tiga pintu masuk dan pintu utama masuk (ke luar) adalah Nyutoku Gate. Nyutoku dari karakter China yang tertulis di gerbang masuk itu berarti Enter dan Virtue.

Kemudian terpecah dua pintu, satu pintu sekolah (School Gate) yang dulunya disebut Middle Gate karena ada di tengah.

Karakter Sekolah juga dari karakter bahasa China sehingga kanji yang tertulis untuk Gakko (sekolah) beda dengan karakter Gakko dalam bahasa Jepang.

Dan satu lagi Kyodan Gate, di mana ajaran konfusius mulai diajarkan di sana sehingga disebut Kyodan.

"Dalam satu tahun dulu sekitar 160.000 pengunjung hadir ke sini. Namun setelah menjadi Warisan Jepang tahun lalu kini mencapai 180.000 pengunjung per tahun," ujarnya.

Jumlah pengunjung ini sudah bisa dipakai untuk membiayai operasional sehari-hari sekolah tersebut hanya dari tiket masuk saja yang nilainya 420 yen per orang.

"Seluruh anggaran memang dari pemda Ashikaga tetapi dengan uang masuk tiket yamu yang datang sudah bisa menghidupi sendiri operasional dan pemeliharaan tempat ini dengan baik per tahunnya," katanya.

Kini sekolah tersebut berharap bisa tercatat sebagai Warisan Dunia, hanya waktu yang akan berbicara dan banyak pihak tampaknya tidak keberatan menjadikan sekolah Ashikaga ini sebagai warisan dunia karena menjadi lambang dan sekolah pertama di Jepang dengan segala ilmu pendidikan yang ada hingga saat ini mulai diajarkan di sana seiring dengan ajaran konfusius.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan