Pemuda Jepang Dibunuh di Kolombia, Mengapa ada Kursi Pijat di Dalam Masjid?
Izaki hanya mengetahui kalau mesjid sebagai tempat beribadah kalangan muslim di Malaysia.
Editor:
Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang pemuda Jepang, mahasiswa tingkat terakhir Universitas Hitotsubashi Funabashi, Ryo Izaki (22) meninggal dibunuh penodongnya sendiri 19 November lalu di Medellin Kolombia.
Izaki sejak Februari 2016 sampai dengan ajalnya (19/11/2016) minta ijin sekolahnya untuk keliling dunia.
Mulai Malaysia, Filipina dan sebagainya, tetapi tidak ke Indonesia, sampai akhirnya dibunuh penodongnya sendiri tanggal 19 November lalu di kota terbesar kedua di Kolombia, Medellin.
Saat itu Izaki ditodong dan dompet segalanya diambil penodongnya, lalu pergi meninggalkan dia.
Namun Izaki penasaran lalu mengejarnya.
Kesal dikejar sang korban, penodong itu menembak Izaki sehingga meninggal di tempat.
Blognya terakhir ditulis tanggal 16 November ketika berada di kota Meksiko.
Namun yang menarik dari blog nya adalah ketika berkunjung ke Malaysia.
"Selamat pagi!" Tulisnya memulai blog Malaysia tersebut per 10 Maret 2016.
Izaki menuju ke mesjid besar di Kuala Lumpur, sambil motret berbagai hal.
Satu hal yang dipertanyakan adalah keberadaan tiga kursi pijat di dalam mesjid tersebut.
"Mengapa ada kursi pijat ya di dalam mesjid ini?" tanyanya tidak mengerti.
Izaki hanya mengetahui kalau mesjid sebagai tempat beribadah kalangan muslim di Malaysia.
"Saya melihat mesjid untuk tempat ibadah, ada orang yang tidur, ada yang sambil baca buku, tempat istirahat tampaknya. Mesjid ini lain dengan yang saya lihat di Turki, lebih cantik dan modern," tulisnya.
Selain itu Izaki juga bingung mengapa orang Malaysia cuek saja terhadap orang mabuk.
"Ketika saya cari orang Malaysia supaya mencarikan polisi karena ada orang bule mabuk berat, kaget saya karena orang Malaysia itu cuek saja bahkan mengatakan kepada saya agar jangan ikut campur urusan orang itu," tulisnya lagi.
Tingkat rawan kota Medellin 70 kali lipat lebih rawan daripada Jepang.
Itulah sebabnya kementerian luar negeri Jepang memberikan level-1 kepada kota tersebut yang artinya sangat berbahaya untuk bepergian ke sana.