Pemerintah Jepang akan Bantu Program Menteri Susi Bidang Perikanan dan Kelautan di Indonesia
Pemerintah Jepang akan membantu Indonesia sebisa mungkin di bawah kepemimpinan Menteri Perikanan dan Kelautan RI, Susi Pudjiastuti.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pemerintah Jepang khususnya Kementerian Pertanian Kehutanan dan Perikanan akan membantu Indonesia sebisa mungkin di bawah kepemimpinan Menteri Perikanan dan Kelautan RI, Dr (HC) Susi Pudjiastuti yang ternyata diakui sangat populer di Jepang.
"Saya senang sekali ketemu Ibu Menteri Susi karena saya sudah banyak dengar sangat populer sekali di Jepang," kata Menteri Pertanian Kehutanan dan Perikanan Jepang, Yuji Yamamoto kepada Susi saat bertemu Jumat (14/4/2017).
Karena itu pihak kementerian pun sebisa mungkin akan banyak membantu berbagai program Susi dalam pengembangan bidang perikanan dan kelautan di Indonesia.
"Saya dengar ibu menteri ke pasar ikan di Kanagawa, sangat baik sekali dan senang saya mendengarnya, sehingga mungkin Indonesia pun bisa banyak melihat bagaimana pasar ikan dilakukan di Jepang," kata Yamamoto.
Baca: Menteri Susi Ingin Bertemu Komikus Jepang Pembuat Gambar Dirinya
Menteri Susi menjelaskan mengenai radar pantai di Natuna, Morotai, Biak, Panambulai. Peternakan tuna di Sabang, Morotai dan Biak.
Lalu rencana pembangunan pelabuhan perikanan yang diharapkan pengusaha Jepang dapat membangunnya di Natuna, Morotai, Biak, Sabang, Saumlaki, Moa, dan Merauke.
Sementara kepada wartawan Susi pun menekankan akan terus mengejar komitmen Jepang tersebut.
"Kita harus percepat kerja sama Jepang di Indonesia. Kalau lamban ya kehilangan kita nanti," kata Susi.
Susi juga mengingatkan bahwa Indonesia harus banyak belajar dari Jepang.
Baca: Keidanren Jepang Berharap Kebijakan Susi Pudjiastuti Terus Berjalan Meski Tak Lagi Jadi Menteri
"Mereka kan bangkit setelah Perang Dunia II bersama kita sama-sama. Tapi berkat kemauan spirit kerja keras integritas yang tingg, transparansi, good governance tak ada korupsi, Jepang bisa hebat seperti sekarang. Indonesia juga bisa kok, makanya harus prioritas itu semua," tegas Susi.
Bulan Mei mendatang Menteri Susi rencananya akan ke China dan akan menyampaikan pula kebijakan perikanannya kepada China termasuk soal illegal fishing.
"Kita akan tetap berantas illegal fishing dan kepada China, juga negara lain sama juga, akan minta oitoritas China supaya bisa memonitor kapal-kapal mereka tidak memasuki wilayah Indonesia. Kalau kapal penangkap ikan mereka jadi ilegal ya tentu saja kita hajar mereka karena melanggar hukum," kata dia.
Saat ini menurut Susi lebih dari 10.000 kapal illegal fishing telah menjauh dari Indonesia dan perikanan di Indonesia kembali pulih lagi.
"Kita bisa lihat dari foto satelit recover kembali pantai dan laut kita. Kan bisa lihat sampai chlorofil pun kalau pakai foto satelit," katanya.
Susi mencontohkan, ikan teri, sarden di Pantai Pangandaran tempatnya, setelah 15 tahun kini ke luar kembali mudah ditemukan lagi di laut Pangandaran.
"Juga di Wakatobi semua pimpinan daerahnya memberitahukan lihat ikan tuna yang besar-besar lagi di pantainya setelah 15 tahun menghilang. Bahkan bupati nya belum lama mudah menemukan ikan tuna yang besar dan panjang di sana," cerita Susi.
Demikian pula Kepala Dinas Perikanan Maluku melaporkan menemukan kembali ikan tuna di pinggir laut Ambon yang besarnya sudah mencapai 40 kilogram.
"Sudah lama sekali tak pernah lihat ikan besar seperti itu di pantai Ambon dan kini balik lagi," kata dia.