Minggu, 21 September 2025

Thae Yong Ho: Korea Utara akan Pertahankan Diri Jadi Negara Nuklir

Thae Yong Ho mengungkapkan bahwa Negeri Tirai Bambu ini dipastikan akan tetap menjaga bahkan mengembangkan negaranya sebagai negara nuklir.

Editor: Dewi Agustina
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Thae Yong Ho, mantan wakil duta besar Korea Utara untuk Inggris. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Thae Yong Ho, mantan wakil duta besar Korea Utara untuk Inggris, mengungkapkan bahwa Negeri Tirai Bambu ini dipastikan akan tetap menjaga bahkan mengembangkan negaranya sebagai negara nuklir dan persenjataan nuklir.

"Sebagai orang mantan diplomat Korea Utara (Korut) yang hijrah ke barat, saya sangat yakin Korut akan tetap menjaga dan mengembangkan negaranya sebagai negara nuklir dan persenjataan nuklir," kata Thae Yong Ho dalam jumpa pers di klub wartawan asing Jepang (FCCJ), Kamis (20/6/2019).

Thae Yong Ho mengaku hijrah ke barat karena alasan keluarga.

"Anak saya dulu jadi budak di Korea Utara dan saya tak mau masa depannya hancur, itu sebabnya kita semua hijrah ke barat," kata dia.

Selain itu Thae Yong Ho juga mengatakan AS tak mungkin serang Korut.

"Ada 200.000 warga AS tinggal di Korea Selatan, AS tak mungkin serang Korut. Juga China pasti akan mati-matian membantu mendukung Korut. Hal ketiga karena Korut tidak akan melepas nuklirnya. Pasti AS tak akan mungkin menyerang Korut hanya ancaman-ancaman saja," kata dia.

Pemimpin Korut Kim Jong Un menurutnya yang ditakutkan adalah rezimnya akan collapse (hancur) berbeda dengan perubahan rezim.

"Pemimpin Korut takut rejimnya collapse apabila free kapasitas inflow informasi yang masuk dari Korea Selatan dan mencecoki pikiran warga Korut, maka rezim Korut akan hancur nantinya dan Pemimpin Korut tak akan bisa kuasai rakyatnya lagi," ujar dia.

Internet sudah masuk ke Korut jadi Thae Yong Ho juga berharap rakyat Korut bisa berubah pikirannya dengan masuknya internet tersebut dan percaya pola pikir rakyat Korut akan berubah di masa depan.

Thae Yong Ho, mantan wakil duta besar Korea Utara untuk Inggris.
Thae Yong Ho, mantan wakil duta besar Korea Utara untuk Inggris. (Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo)

Thae Yong Ho memperkirakan rezim Pemimpin Korut, Kim Jong Un akan hancur antara 10 tahun sampai 20 tahun mendatang.

Thae Yong Ho memiliki pengalaman langsung tentang cara kerja diplomasi Korea Utara.

Thae Yong Ho adalah seorang diplomat untuk negara terpencil yang memegang jabatan di Denmark, Swedia dan Inggris sebelum melarikan diri ke Korea Selatan pada tahun 2016 bersama keluarganya.

Denuklirisasi antara Washington dan Pyongyang tetap terhenti setelah runtuhnya KTT Trump-Kim di Hanoi awal tahun ini.

Berdasarkan pengetahuannya tentang bagaimana rezim beroperasi, Thae Yong Ho berbicara di FCCJ tentang bagaimana dia melihat masalah nuklir sedang terjadi, dan membahas dorongan baru-baru ini oleh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk pembicaraan langsung dengan Kim.

Menurut Thae, pihak Korut hanya mendapat kunjungan sedikit sekali dari empat negara yaitu Korsel, Jepang, Israel dan Amereika Serikat.

Jadi hubungan negara-negara tersebut dianggapnya lemah dengan Korut.

Thae juga menekankan masalah makanan sangat besar di Korut.

"Tetapi ini masalah sejak dulu 20 tahun lebih hingga sekarang. Bantuan dunia terutama lewat Korsel tampaknya tidak terus menerus dengan baik dan pihak Korsel tampaknya mencari pertimbangan dari segi politik. Jadi kalau mau bantu harus berdasarkan kemanusiaan untuk makanan Korut dan harus berkelanjutan terpenting," tambahnya.

Kudeta oleh militer dianggapnya juga tak mungkin terjadi karena dukungan kuat militer kepada pemimpin Kim saat ini.

Saat ini 200.000 tentara khusus bagi perlindungan Pyongyang yang dipimpin langsung Kim, tidak terkait langsung dengan kementerian pertahanan.

"Itulah sebabnya tidak mungkim Kim digulingkan."

Terkait almarhum Kim Jong Nam sebenarnya pengganti Kim Jong Il paling utama karena darah langsung dari almarhum pemimpin Korut tersebut.

Namun aktivitasnya di luar Korut membuatnya terbunuh.

"Demikian pula anaknya, Kim Han Sol saat ini bersembunyi karena jadi target pembunuhan berikutnya oleh rejim Kim Jong Un saat ini. Oleh karena itu banyak pihak berusaha melindungi Kim Han Sol agar terlepas dari pembunuhan tersebut," kata dia.

Thae juga menginformasikan pertemuan G20 mendatang di Osaka juga berusaha dipakai Korut sebagai upaya mendekati G20 supaya mendukung selalu Korut guna menghadapi Amerika Serikat.

Anak muda Korut juga tidak punya loyalitas pada sistem Korut saat ini.

"Jadi hanya waktu akan menghancurkan Korut setelah anak muda sekarang menjadi penguasa Korut, jadi akan berubah ideologinya dibandingkan sekarang. Lihat saja free market sekarang di Korut semakin banyak, film drama Korsel semakin banyak, koran Korsel semakin banyak di Korut, pasti akan mempengaruhi pikran mereka," kata dia.

"Tetapi mereka tak bisa batasi lagi sekarang dan rakyatnya semakin korupsi, masyarakatnya lebih melihat kepada uang saja, informasi baru, maka sistem itu tak akan terjaga sama dalam 10 tahun mendatang," kata Thae Yong Ho.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan