Bayi Bangun dari Koma dan Langsung Tersenyum pada sang Ayah, Keluarganya Kini Butuh Bantuan
Bayi 14 minggu bernama Michael Labuschagne, bangun setelah lima hari koma. Saat terbangun, ia langsung mengenali sang ayah dan tersenyum padanya.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Fathul Amanah
Bayi Bangun dari Koma dan Langsung Tersenyum pada Ayahnya, Kini Keluarganya Sedang Butuh Bantuan
TRIBUNNEWS.COM - Bayi 14 minggu bernama Michael Labuschagne, bangun setelah lima hari koma.
Saat terbangun, ia langsung mengenali sang ayah dan tersenyum padanya.
"Itu adalah momen di mana aku akan menghargainya dengan setiap inci hatiku," ungkap Emma Labuschagne, ibunda Michael kepada CNN.com.
"Sejujurnya, itu menjadi momen paling bahagia dalam hidupku. Dia adalah mukjizat, dan kami sangat bangga padanya, " tambah Emma.
Baca: Kondisi Terkini Bayi 2 Tahun yang Peluk Jasad Ibunya, Sempat Dijenguk Wagub Sulsel

Orangtua Michael, Emma dan Stuart Labuschagne mengatakan sangat takut ketika mendapati bayi mereka berhenti bernapas pada dini hari tanggal 16 Maret 2019 lalu.
Michael mengalami serangan jantung saat di rumah.
Paramedis menyetrumnya dengan defibrillator dan menyuntikkannya dengan adrenalin untuk menstabilkan detak jantungnya.
Ketika mereka tiba di rumah sakit, dokter menempatkan Michael dalam keadaan koma yang diinduksi secara medis untuk melindungi otak dari kerusakan lebih lanjut.
Beruntung, Michael bisa bangun dari koma.
Meski begitu, masalah penyakitnya belum selesai.
Baca: Seorang Nenek 67 Tahun Melahirkan Bayi Perempuan dengan Selamat, Inilah Proses dan Kondisi Anak

Michael Didiagnosis Tumor Langka
Bayi asal Inggris ini mengalami cardiac fibroma, sejenis tumor yang memblokir aliran darah ke jantung.
Tumor pada Michael sebesar 5 cm.
Dibandingkan dengan ukuran jantung si bayi yang hanya sebesar kepalan tangannya, tumor itu sangatlah besar.
Dilansir NTD News, dokter berkata kondisi Michael sangatlah langka.
Bahkan tidak ada dokter ahli di Inggris yang berpengalaman mengangkat tumor tersebut.
Baca: Curhat Daniel Mananta yang Sempat Depresi karena Idap Tumor, Hampir Bunuh Diri Hingga Cicipi Narkoba
Emma berkata ia hanya diberi dua pilihan, menunggu transplantasi jantung atau mencari dokter lain di luar negeri.
Saat itulah, ia menemukan Rumah Sakit Anak di Boston, Amerika Serikat.
Di rumah sakit tersebut, ada program Tumor Cardiac yang meningkatkan keberhasilan operasi hingga 100%.

"Kami mencari rumah sakit dan dokter bedah, yaitu "Dr. (Pedro) del Nido and Dr. (Tal) Geva," ucap Emma pada CNN.
"Mereka mempunyai tingkat keberhasilan 100 persen dan reputasi yang baik. Dari sini kami tahu bahwa kami akan mencoba dan memulai perjalanan ini, " lanjutnya.
Perjalanan Menyembuhkan Michael Tidaklah Murah
Emma berkata biaya operasi anaknya yaitu $147,000 (Rp 2 M).
Baca: Bibir Bayi 1 Tahun Mendadak Melepuh & Keluarkan Cairan hingga Nyaris Meninggal, Ini Penyebabnya
Biaya tersebut tentu saja belum termasuk biaya lain seperti biaya perjalanan dan biaya pemulihan.
Namun keluarga Labuschagnes bertekad menyembuhkan Michael, berapapun biayanya.
"Ketika kami menerima kabar dari Boston bahwa anak kami bisa dioperasi, kami tidak memikirkan lagi biayanya," ucap Emma.
"Kami akan membayar berapapun demi menyelamatkan nyawa anak kami," ungkapnya.
Saat keluarga Labuschagnes memperoleh rincian biaya dari rumah sakit, Emma langsung membuat penggalangan dana di GoFundMe pada 11 Oktober 2019.

Ia berkata respons yang didapat dari GoFundMe sangat luar biasa,
Michael memiliki defibrillator internal dan alat pacu jantung untuk mendukung kerja jantungnya.
Emma mengatakan kepada CNN bahwa pengobatannya harus diberikan empat kali sehari.
Pengobatan itu menimbulkan efek samping, seperti sakit perut, diare dan sensitivitas kulit yang mencegahnya keluar di bawah sinar matahari.
Keluarga berharap untuk melakukan perjalanan ke Amerika Serikat untuk operasi pada bulan April 2020 mendatang.
Untuk saat ini, mereka menikmati waktu mereka bersama bayi dan mencoba menyulap hidup mereka dengan kebutuhan medisnya.
"Lihat dia, dia seperti bayi lainnya," kata Emma.
"Dia selalu tersenyum lebar. Kakak laki-lakinya menyayanginya dan dia adalah karakter kecil yang kuat di keluarga kami. Kami sangat berterima kasih padanya, bahkan dengan masalah medisnya," pungkas Emma.
(Tribunnews.com/Tiara Shelavie)