Rabu, 27 Agustus 2025

Iran Vs Amerika Memanas

SBY Angkat Bicara Soal Potensi Perang Iran dan Amerika Serikat

Ketegangan yang terjadi antara Iran dan Amerika Serikat ditanggapi oleh Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.

Tangkap Layar YouTube KompasTV
Kata SBY Soal Iran dan Amerika Serikat 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ikut buka suara terkait ketegangan yang terjadi antara Iran dan Amerika Serikat.

SBY menyerukan agar para pemimpin di dunia tidak melakukan pembiaran.

Hal ini diungkapkan SBY melalui rilis resmi akun Facebook-nya, Selasa (7/1/2020).

Kata SBY Soal Iran dan Amerika Serikat
Tangkap Layar YouTube KompasTV Kata SBY Soal Iran dan Amerika Serikat

"Saya pribadi termasuk orang yang tak mudah percaya bahwa krisis di Timur Tengah saat ini bakal menjurus ke sebuah perang besar. Apalagi perang dunia," tulis SBY.

"Namun, saya punya hak untuk cemas dan sekaligus menyerukan kepada para pemimpin dunia agar tidak abstain, dan tidak melakukan pembiaran," lanjutnya.

Presiden ke-6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono soal Iran vs AS
Tangkap Layar YouTube KompasTV Presiden ke-6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, bersuara terkait ketegangan yang terjadi antara Iran, dan Amerika Serikat.

SBY Soroti Tewasnya Jenderal Qassem Soleimani

Selain itu, SBY mengaku selalu mengikuti perkembangan panasnya hubungan Iran dengan Amerika Serikat melalui pemberitaan media internasional.

Termasuk kabar tewasnya perwira militer senior Iran dalam Pasukan Pengawal Revolusi Islam, Jenderal Iran Qassem Soleimani.

"Pasca tewasnya Jenderal Iran Qassem Soleimani oleh serangan udara Amerika Serikat beberapa hari lalu, siang dan malam saya mengikuti pemberitaan media internasional," ujarnya.

SBY mengaku mengikuti aksi dan reaksi politik berbagai pihak.

Terutama, aksi dan reaksi yang dilakukan oleh Irak, Iran, dan Amerika Serikat.

Tidak hanya menyoroti pada tingkat pemimpin, SBY juga menyoroti eksekutif, legislatif, militer, bahkan rakyatnya.

SBY mengaku tidak mudah untuk menjawab akankah ketegangan Iran dan Amerika Serikat akan berujung pada perang besar.

"Jawabannya tentu tak mudah. Saya yakin tak ada yang berani memastikan perang itu pasti terjadi. Atau sebaliknya," ungkapnya.

Pandangan SBY Soal Penyebab Perang

SBY mengungkapkan penyebab terjadinya perang antarnegara memiliki banyak sebab.

Dalam unggahan Facebook itu, SBY juga mengungkapkan sebab-sebab terjadinya perang dunia pertama dan kedua.

"Perang Dunia ke-1, yang menyebabkan korban jiwa 40 juta orang, disebabkan oleh terbunuhnya Pangeran Franz Ferdinand dari Austria-Hongaria di Sarajevo pada bulan Juni 1914," tulisnya.

"Perang Dunia ke-2 yang terjadi di mandala Pasifik dipicu oleh serangan 'pendadakan' angkatan udara Jepang terhadap pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbour, 7 Desember 1941," ungkapnya.

SBY mengungkapkan, jumlah korban pada Perang Dunia II di wilayah Eropa dan Pasifik berjumlah 70-85 juta jiwa.

Para ahli sejarah mengatakan, lanjut SBY, aksi Jepang menyerang Amerika Serikat merupakan sebuah kesalahan.

SBY menambahkan, Jepang diibaratkan sebagai membangunkan macan tidur.

"Kesalahan itu sebuah 'strategic miscalculation' yang dilakukan oleh para politisi dan jenderal-jenderal militer Jepang," ujar SBY.

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memberikan paparan saat Refleksi Pergantian Tahun Partai Demokrat di Jakarta, Rabu (11/12/2019) malam. Dalam Pidatonya, SBY menegaskan Partai Demokrat akan mendukung kerja pemerintah meskipun partainya ada di luar pemerintahan. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memberikan paparan saat Refleksi Pergantian Tahun Partai Demokrat di Jakarta, Rabu (11/12/2019) malam. Dalam Pidatonya, SBY menegaskan Partai Demokrat akan mendukung kerja pemerintah meskipun partainya ada di luar pemerintahan. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Serangan Rudal Iran 

Sementara itu, pada Rabu (8/1/2020) Iran telah melakukan serangan rudal balistik ke Amerika Serikat.

Rudal balistik itu menyasar dua pangkalan udara Amerika Serkat di Irak.

Serangan ini merupakan balasan atas pembunuhan yang dilakukan AS terhadap Jenderal Qassem Soleimani.

Dilaporkan, puluhan rudal yang diluncurkan Iran menghantam dua pangkalan udara di Irbil dan Al Asad, tepatnya di sebelah barat Baghdad.

Hingga saat ini masih belum jelas apakah ada korban dalam serangan tersebut.

Mulanya Washington memilih bungkam atas serangan tersebut.

Namun, Presiden Donald Trump, melalui Twitter-nya, mengatakan, semuanya dalam kondisi baik-baik saja.

Diberitakan Tribunnews, korban dan kerusakan akibat serangan rudal tersebut sampai saat ini masih dalam tahap penilaian.

Dua pangkalan udara Irak yang menampung pasukan AS dan koalisi menjadi sasaran.

Satu di Al Asad dan satunya lagi di Irbil, yang dibombardir rudal Iran sekira pukul 02:00 waktu setempat atau hanya berselang beberapa saat setelah pemakaman Jenderal Qassem Soleimani.

Pangkalan udara Al Asad - yang terletak di provinsi Anbar, Irak barat - terkena setidaknya enam rudal.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei mengatakan serangan itu adalah tamparan di wajah AS.

"Ketika sampai pada konfrontasi, tindakan militer semacam ini tidak cukup. Yang penting adalah bahwa kehadiran Amerika Serikat yang harus berakhir," katanya.

Serangan pembalasan

Iran menembakkan rudal-rudal balistik ke Irak, yang diarahkan ke pangkalan militer Amerika Serikat dan koalisi pada Rabu (8/1/2020).

Setelah lebih dari puluhan rudal Iran ditembakkan ke dua markas tentara AS di Irak, Presiden Donald Trump mengatakan, "Semua baik-baik saja!"

Diwartakan Tribunnews, Trump menulis di Twitter, penghitungan jumlah korban dan kerusakan sedang dilakukan.

Namun, Trump menambahkan, "Sejauh ini, semua baik-baik saja"

"Kami memiliki militer yang paling kuat dan paling dilengkapi persenjataan yang baik di mana saja di dunia, sejauh ini! Saya akan membuat pernyataan besok pagi."

Sementara itu, TV negara Iran mengklaim, Teheran meluncurkan "puluhan" rudal ke pangkalan udara Al Assad.

TV Iran menggambarkannya sebagai operasi balas dendam Teheran atas pembunuhan Jenderal Soleimani.

Garda Revolusi Iran kemudian memperingatkan AS dan sekutunya, mereka akan melawan dengan serangan rudal di Irak.

Garda Revolusi mengeluarkan peringatan melalui pernyataan yang dilaporkan oleh kantor berita IRNA.

"Kami memperingatkan semua sekutu Amerika, yang memberikan basis mereka kepada tentara teroris." 

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani/Lusius Genik) (Fox News/AP/Channel News Asia/Russia Today) 

 
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan