Hanya Gara-gara Telur Setengah Matang, Seorang Pria Marah & Tuangkan Bubur Panas ke Wajah Penjual

TRIBUNNEWS.COM - Seorang penjual bubur mengalami nasib sial, di mana tubuhnya mengalami luka bakar lantaran disiram bubur panas oleh pelanggannya.

Dilansir dari Zaobao, pria yang menjadi pelanggan tersebut tega melakukan perbuatan keji tersebut lantaran hal sepele.

Rupanya pria tersebut tidak puas dengan telur yang tersaji dalam hidangan bubur, tak sesuai dengan yang diinginkannya.

Lantas singkat akal, pria tersebut marah dan langsung menuangkan bubur panas ke sang penjual, seorang wanita tua bernama Zhou Yuye (66).

Akibatnya, Zhou Yuye menderita luka bakar sekunder di wajah dan pundaknya, dan meninggalkannya cacat.

Kecelakaan itu terjadi pada pukul 11:00 waktu setempat, pada 1 Februari, di Pusat Huangpu Hawker, China.

Zhou Yuye mengatakan dalam wawancara di rumah sakit bahwa pria yang menuangkan bubur panas tersebut berusia sekitar 40 tahun.

Pria tersebut rupanya meminta agar telurnya dimasak saat membeli bubur putih.

"Dia tidak puas karena telurnya belum matang sepenuhnya, dan dia bertanya padaku, Bisakah makan telur mentah? Lalu dia bersumpah padaku dengan kata-kata makian dan meremehkan bahwa aku hanya seorang karyawan," katanya.

Zhou Yuye mengatakan bahwa dia kemudian memasak kembali dengan segera, an rupanya pria tersebut masih belum puas, hingga akhirnya mengambil jalan pintas tersebut.

Lantas orang-orang di kedai bubur tersebut berkerumun.

Setelah terkena bubur panas, Zhou Yuye tiba-tiba merasa panas di wajahnya, dia bahkan memanggil seseorang untuk memanggil polisi dan membutuhkan bantuan.

"Wajah saya melepuh besar, dan tangan serta bahu saya telah terbakar. Dokter mendiagnosis bahwa wajah dan bahu saya menderita luka bakar tingkat dua, dan bekas luka pasti akan hilang. Kulit yang terbakar akan pulih namun membutuhkan waktu lebih dari dua tahun," lanjutnya.

Sementara itu ibu dari pria yang menuangkan bubur panas mengatakanm putranya pemarah, dan meminta maaf kepada Zhou Yuye .

Selama periode itu, dia dan putranya saling meminta maaf satu sama lain, dan keluarga dari pria pemarah yang tak disebutkan namanya tersebut pun bertanggung jawab.

"Anak saya memiliki temperamen yang buruk. Dia melakukan kesalahan saat ini. Saya tidak mengatakan apa-apa tentang pihak lain untuk mengambil tindakan. Saya hanya ingin membuat segalanya lebih mudah. Jika pihak lain mengklaim kompensasi medis dalam kemampuan saya, saya akan mempertimbangkan untuk membayar," tutupnya.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)