Rabu, 3 September 2025

Virus Corona

Alat Tes Khusus Virus Corona Menipis, Jumlah Pasien Virus Mematikan Tersebut di China Tak Terdeteksi

Menurut Dokter Spesialis Pernafasan Universitas Hongkong, Profesor David Hui Shu-cheong, korban virus corona kemungkinan lebih dari data yang ada.

Penulis: Ika Nur Cahyani

TRIBUNNEWS.COM - Jumlah korban jiwa akibat virus corona di daratan China ini semakin bertambah.

Dilansir dari Kompas.com, ada 64 korban jiwa baru sehingga kini totalnya 425 korban meninggal.

Pemerintah setempat juga menyampaikan bahwa terdapat 3.235 kasus infeksi baru virus corona, membuat angkanya menyentuh level 20.400.

Menurut Dokter Spesialis Pernafasan Universitas Hongkong, Profesor David Hui Shu-cheong, korban virus corona kemungkinan lebih dari data yang ada.

"Perhitungan resmi (korban virus corona) di Wuhan bisa jadi bagaikan 'ujung gunung es' karena hanya menampilkan kasus pasien dengan gejala akut yang sudah dirawat di rumah sakit," jelas David pada tayangan South China Morning Post.

Peralatan khusus tes virus corona juga mulai menipis, seiring bertambahnya penyebaran virus ini.

Jadi, tidak semua orang bisa diperiksa di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei.

Banyaknya pasien yang tidak terdiagnosa, menyebabkan skala penyebaran virus ini menjadi tidak jelas.

Pencegahan terus diupayakan baik pemerintah pusat maupun otoritas provinsi di China.

Otoritas di provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari 300 juta sudah memerintahkan setiap warganya untuk mengenakan masker.

Namun, pabrik masker setempat mengaku hanya bisa memenuhi 60-70 persen kebutuhan saat ini.

Dilansir dari Kompas.com, Juru bicara Kementerian Industri, Tian Yulong mengatakan, permintaan dan penawaran berada di "angka yang tipis" menyusul penambahan durasi Libur Tahun Baru Imlek.

Tian menjelaskan, kenyataan itu membuat pemerintah mulai bergerak dengan mencari suplai masker dari Eropa, Jepang, hingga AS.

Sejumlah negara seperti Korea Selatan, Kazakhstan, hingga Hongaria turut mendonasikan peralatan medis mereka.
dan membutuhkan "penanganan istimewa".

BUMN Kirim Masker ke China

Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Tohir meminta perusahaan plat merah untuk mengirim bantuan berupa masker.

Ini ditujukan untuk membantu WNI yang tinggal di China.

Tiga perusahaan BUMN yakni BNI, Garuda Indonesia dan RNI akan mengirimkan masker sebanyak 25.000.

“Masyarakat Indonesia di Hongkong termasuk yang paling besar, untuk membantu mengantisipasi virus corona, RNI akan mengirimkan masker melalui Garuda, yang kemudian akan dibagikan di BNI cabang Hongkong,” jelas Erick dalam keterangan tertulisnya, Senin (3/2/2020) dikutip dari Kompas.com.

Masker tersebut paling lambat dikirimkan Selasa (4/2/2020), lanjut Erick.

Otoritas China Tegur Orang yang Tidak Pakai Masker

Sebuah postingan media pemerintah Global Times memperlihatkan pengawasan yang dilakukan pemerintah China kepada warganya.

Dilansir dari Kompas.com, mereka menegur orang yang tidak memakai masker menggunakan drone.

"Ya, Bibi, ini drone yang berbicara kepada Anda. Seharusnya Anda tidak keluar tanpa masker," ujar operator tersebut.

Dalam kejadian yang berlangsung Inner Mongolia itu, otoritas China meminta perempuan itu pulang ke rumah.

"Jangan lupa mencuci tangan," pesannya.

Dia juga mengimbau untuk tidak keluar rumah dan akan terus mengawasi menggunakan drone.

"Anda lihat, kami terus meminta orang untuk tidak keluar dari rumah. Namun Anda tetap bersikeras. Kini drone akan mengawasi Anda," tegas petugas.

Virus dengan kode 2019-nCov itu sudah menjangkiti 24 negara, dengan satu kasus kematian terkonfirmasi di luar China, tepatnya di Filipina.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis (30/1/2020) mengumumkan status darurat dengan banyaknya negara yang terkontaminasi.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanmom Ghebreyesus mengatakan, virus corona adalah "kasus istimewa".

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani) (Kompas.com/Ardi Priyatno Utomo/Akhdi Martin Pratama)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan