Senin, 18 Agustus 2025

Virus Corona

UPDATE Virus Corona: Hong Kong Konfirmasi Kematian Pertama, Korban Derita Serangan Jantung Mendadak

Wabah virus corona yang semakin memburuk sepanjang harinya, membuat 427 orang tewas. Yang terbaru, seorang warga Hong Kong tewas akibat virus tersebut

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Wulan Kurnia Putri
SCMP/Xinhua
Tim medis memberikan kode kepada salah satu pasien virus corona. Dokter di Kota Wuhan mengisahkan bagaimana suka duka mereka dalam merawat pasien yang positif terkena virus. 

TRIBUNNEWS.COM - Wabah yang disebabkan oleh virus corona semakin membuat dunia merasa cemas.

Terhitung hingga Selasa (4/2/2020) siang, sudah ada 20.624 kasus dan 427 orang tewas akibat virus corona dari Wuhan, China.

Terbaru, seorang pria berusia 39 tahun asal Hong Kong meninggal setelah didiagnosis virus corona.

Kasus meninggalnya korban akibat virus Corona menjadi yang pertama di Hong Kong.

Pasien yang dirawat karena virus corona di Rumah Sakit Princess Margaret di Kwai Chung, Hong Kong meninggal pada Selasa pagi setelah kondisinya memburuk.

Dikutip dari South China Morning Post, pria tersebut juga menderita gagal jantung mendadak, menurut sumber medis.

Warga Whampoa Garden, Hong Kong sebelumnya diidentifikasikan sebagai kasus ke-13 yang dikonfirmasi tentang virus corona.

Kematiannya adalah kematian kedua terkait dengan wabah yang telah dilaporkan di luar daratan China.

Pria tersebut pergi ke Wuhan pada 21 Januari 2020, dan kembali ke Hong Kong dua hari kemudian melalui jalur Kereta Ekspress Guangzhou-Shenzhen-Hong Kong, sebelum mengalami demam pada 31 Januari.

Ia dirawat di Rumah Sakit Queen Elizabeth di Yua Ma Tei pada hari yang sama, di mana dia dipastikan terinfeksi sebelum dipindahkan ke bangsal isolasi di Rumah Sakit Princess Margaret.

Pria itu memiliki masalah kesehatan yang mendasarinya, menurut informasi yang sebelumnya diungkapkan oleh Pusat Perlindungan Kesehatan.

Otoritas Rumah Sakit Princess Margaret mengkonfirmasi kematian pria tersebut sekitar pukul 10.30 waktu setempat.

Sebelum pria asal Hong Kong ini, Filipina lebih dahulu mengkonfirmasi kematian akibat virus corona.

Taiwan Dihantui Virus Flu Babi

Taiwan melaporkan hanya 10 kasus di negaranya yang terjangkit virus corona. Namun virus musiman flu babi atau H1N1 telah menewaskan 56 orang.
Taiwan melaporkan hanya 10 kasus di negaranya yang terjangkit virus corona. Namun virus musiman flu babi atau H1N1 telah menewaskan 56 orang. (SCMP via EPA-EFE)

Selain virus corona yang semakin memburuk, Taiwan telah mengkonfirmasi kematian akibat virus Flu Babi.

Taiwan telah melaporkan setidaknya ada 56 orang tewas akibat flu babi yang dikenal sebagai virus H1N1 dalam tiga bulan terakhir.

Dikutip dari SCMP, media berita lokal menyebutkan setidaknya ada 13 kematian akibat flu babi dalam sepekan terakhir ini.

Jumlah tersebut mengalahkan virus corona yang menjangkit 10 orang di Taiwan dan tidak ada kematian akibat penyakit dari Wuhan, China itu.

Menurut Central News Agency, 13 orang yang tewas akibat flu babi ini berusia antara 47 dan 97 tahun.

Dokter CDC, Lin Yung-ching mengatakan, seorang wanita berusia 80 tahun demam pada Desember 2019, akhirnya meninggal dunia karena pneumonia dan kegagalan pernapasan di rumah sakit.

Ia mengatakan bahwa wanita itu telah menerima vaksin flu sebelum tertular.

Lin mengatkaan sisa pasien yang meninggal karena komplikasi pneumonia dan masalah pernapasan yang terkena flu, belum menerima vaksin.

Pejabat CDC mengatakan, H1N1 telah menjadi tipe virus dominan di Taiwan selama tiga bulan terakhir.

"Selama musim ini, ada 771 kasus influenza dengan komplikasi parah sejak 1 Oktober 2019, termasuk 56 kematian," ujar seorang juru bicara CDC.

Dari kasus yang parah, 41 persen pasien berusia lebih dari 65 tahun, 32 persen lainnya berada di kelompok usia 50-64 tahun.

Juru bicara tersebut mengatakan bahwa 98 persen dari pasien itu belum menerima vaksi flu babi dan hampir 80 persen memiliki penyakit kronis.

Ia meminta warga untuk mendapatkan vaksin flu untuk melindungi diri mereka dengan lebih baik.

"Tidak ada dari 43 pasien yang meninggal akibat komplikasi flu babi dalam tiga bulan terakhir yang telah divaksinasi," ujarnya.

CDC telah mengoperasikan kampanya vaksinasi influenza musiman sejak 15 November 2019 lalu, menawarkan suntikan gratis kepada penduduk setempat dalam tiga kelompok: bagi siswa di sekolah dasar hingga menengah, pekerja perawatan kesehatan, dan warga senior.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan