Pria Tertua di Dunia Meninggal pada Usia 112 Tahun, Sempat Beberkan Rahasia Berumur Panjang
Pria tertua di dunia, Chitetsu Watanabe, meninggal pada usia 112 tahun. Dia sempat memberikan rahasia hidupnya agar berumur panjang.
Penulis:
Citra Agusta Putri Anastasia
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Pria tertua yang hidup di dunia, Chitetsu Watanabe, meninggal dunia pada usia 112 tahun, Minggu (23/02/2020) lalu.
Chitetsu meninggal setelah 11 hari dinyatakan sebagai pria tertua di dunia.
Dilansir Guinness World Records, pria asal Jepang tersebut lahir pada 5 Maret 1907.
Ia lahir di Niigata sebagai anak pertama dari delapan bersaudara.
Ayahnya bernama Haruzo dan sang ibu bernama Miya.
Chitetsu sempat menempuh pendidikan di sekolah pertanian.
Baca: 6 Negara Tertua di Dunia yang Sudah Ada Sejak Peradaban Kuno
Baca: Menilik Sejarah Kikugawa, Restoran Jepang Tertua di Jakarta
Setelah lulus, Chitetsu menjadi anggota staf Gula Dai-Nippon Meiji.
Ia kemudian pindah ke Taiwan untuk membantu di perkebunan tebu.

Selama 18 tahun di Taiwan, Chitetsu menikah dengan Mitsue.
Pernikahan memberikan mereka lima anak.
Empat dari lima anak lahir di Taiwan.
Selain bekerja di perkebunan, Chitetsu juga pernah bertugas di militer menjelang akhir Perang Pasifik pada 1944.

Setelah perang, pria lima anak itu kembali ke kota asalnya, Niigata.
Menurut Yoko Watanabe, istri Tetsuo, putra pertama Chitetsu, momen pascaperang adalah satu diantara situasi tersulit yang pernah dihadapi keluarga.
"Chitetsu dan Tetsuo memberitahuku bahwa mencari makan saat itu membutuhkan perjuangan. Hidup dengan empat anak kecil pasti sulit," kata Yoko.
Di kampung halamannya, Chitetsu bekerja di kantor pertanian cabang kantor Prefektur Niigata, hingga pensiun.
Meskipun begitu, pensiun tidak menghentikan Chitetsu untuk tetap aktif.
Pada 1974, ia dan putranya Tetsuo membangun rumah baru untuk keluarga.
Mereka juga memiliki lahan pertanian sekitar satu hektar di sebelah rumah baru.
Mereka menanam buah-buahan dan sayuran dari segala jenis, seperti kentang, tomat, stroberi, dan lain-lain.
Chitetsu terus melakukan kegiatan tersebut hingga dia berusia 104 tahun.

Tak hanya menanam buah dan sayuran, Chitetsu juga membudidayakan bonsai hingga dia tinggal di panti jompo.
Menurut Yoko, sang ayah mertua memiliki lebih dari 100 pohon bonsai.
Chitetsu juga pernah mempresentasikan tanamannya di pameran lokal hingga 2007 silam.

Karena bertahun-tahun bekerja di pabrik gula, Chitetsu menyukai makanan manis.
Permen cokelat adalah favoritnya.
Namun, karena dia telah kehilangan gigi, pria 11 tahun itu menikmati permen tanpa perlu banyak mengunyah.
Beberapa konsumsinya adalah puding custard atau krim di dalam pastri choux.
Rahasia Umur Panjang
Dalam sebuah wawancara untuk surat kabar lokal pada Januari 2019, Chitetsu membeberkan rahasia umur panjangnya.
Dia mengatakan, rahasianya adalah tidak marah dan tetap tersenyum.
Sang menantu juga menceritakan bagaimana Chitetsu tidak pernah marah kepada siapa pun.
"Saya sudah hidup bersama dengannya selama lebih dari 50 tahun, dan saya belum pernah melihatnya meninggikan suaranya atau marah," ujar Yoko.
Yoko menyebutkan, Chitetsu juga merupakan orang yang peduli.
"Ketika saya mengerjakan hobi tambal sulam saya, dialah yang paling memuji pekerjaan saya. Saya pikir, tinggal bersama keluarga besar di bawah satu atap, bergaul dengan cucu dan cicitnya membantu menjaga senyum di wajahnya juga," jelas Yoko.
Setelah tinggal di panti jompo, Chitetsu sudah tidak seaktif sebelumnya.
Meskipun begitu, ia tetap berolahraga ringan, berlatih origami, kaligrafi, dan matematika.
Chitetsu menyabet predikat pria tertua di dunia setelah pemilik gelar sebelumnya, Jiroemon Kimura, meninggal pada usia 116 tahun 54 hari, 12 Juni 2013 lalu.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)