Virus Corona
Ada 6000 Kasus Corona, Spanyol Lockdown Nasional
Peningkatan tajam atas jumlah kasus Covid-19 di Spanyol membuat otoritas setempat memberlakukan lockdown secara nasional.
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Peningkatan tajam atas jumlah kasus virus corona atau Covid-19 di Spanyol membuat otoritas setempat memberlakukan lockdown secara nasional.
Pada Sabtu (14/3/2020) lalu, pemerintah Spanyol mengumumkan hal ini.
Kini resmi sudah Spanyol menjadi negara Eropa kedua yang melakukan penguncian secara besar-besaran.
Pemerintah mengimbau masyarakat agar terus tinggal di rumah dan keluar dengan pengecualian tertentu.
Warga boleh keluar hanya untuk membeli makanan, pergi bekerja khusus untuk pekerjaan yang tidak diperbolehkan secara jarak jauh, mencari bantuan medis, atau membantu orang yang membutuhkan.
Semua sekolah, restoran, bar, dan toko ditutup dan diliburkan.
Kebijakan ini mengikuti aksi pemerintah regional Madrid dan Catalonia, yang sudah melakukan lockdown sejak beberapa hari terakhir.
Transportasi umum ditangguhkan, terlebih bagi kereta dan bus jarak jauh.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez menilai bahwa saat ini Spanyol tengah mengalami kondisi kritis.
"Spanyol menunjukkan saat-saat kritis dimana kapasitas ini menyebabkan kesulitan," jelasnya.
"Kita menghadapi saat yang sulit dengan perjuangan dan pengorbanan."
"Beberapa hak yang penting harus dibatasi karena kita mau mengalahkan virus ini," tambah Pedro di hadapan awak pers.

Menurutnya, Spanyol akan bisa menanggulangi wabah ini bila ada vaksin khusus Covid-19.
Pedro menjelaskan, pemerintah akan mengambil langkah untuk mengawasi dan menjaga stok pasokan makanan, energi, dan pelayanan lainnya secara nasional.
Ini merujuk pada kebijakan penguncian Spanyol selama 15 hari, dimulai dari Senin depan.
Dilansir New York Times, pada Sabtu (14/3/2020) otoritas kesehatan Spanyol mengumumkan adanya lonjakan kasus sebanyak 2.000 infeksi baru.
Angka ini merupakan peningkatan harian terbesar di Spanyol sejak wabah corona memasuki negara itu.
Deretan angka kenaikan kasus menunjukkan bahwa Spanyol memiliki kemiripan dengan yang terjadi di Italia.
Dimana kasus tiba-tiba melonjak secara drastis.
Sementara itu, korban tewas karena wabah corona di Spanyol mencapai 190 orang pada Sabtu lalu.
Sedangkan menurut catatan The Wuhanvirus, total kematian Spanyol pada Minggu (15/3/2020) bertambah 6 orang menjadi 196 jiwa.
Spanyol memiliki total 6.391 kasus sehingga menjadikan negara ini duduk di posisi ke-5 kasus corona terbanyak di dunia.
Baca: Spanyol Nyatakan Keadaan Darurat karena Virus Corona
Baca: Pencuri di Spanyol Menyamar Pakai Hazmat, Modus Periksa Corona
Kondisi ini tentu membuat pemerintah semakin memperketat kebijakan mereka.
Bahkan Perdana Menteri memperingtakan bahwa jumlah kasus Covid-19 di Spanyol bisa mencapai 10.000 jiwa pada pekan depan.
Hal ini merujuk pada kenyataan tajamnya peningkatan infeksi akhir-akhir ini.
Di hari yang sama, pejabat regional Catalonia dan Madrid menyatakan lockdown pada kota tersebut.
Sama halnya dengan pemerintah pusat, otoritas Catalonia juga menyuruh para warga berdiam diri di rumahnya.
Sementara Madrid menutup semua tempat-tempat umum yang berpotensi sebagai tempat penularan.
"Kami adalah Italia yang baru," kata seorang petugas kebersihan di Kota Madrid, Francisco Gutierrez.
"Kami belum tahu berapa lama hal ini akan berlangsung," tambahnya.
"Dan kami belum tahu akan berapa banyak Spanyol menderita."
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)