Sabtu, 6 September 2025

Virus Corona

Ahli Ini Sebut Klorokuin Tidak Bisa Jadi Satu Pilihan untuk Covid-19: Tidak akan Selesaikan Masalah

Meski ada sejumlah penelitian yang menilai klorokuin atau anti-malaria bisa digunakan untuk mengobati Covid-19, tapi masih ada anggapan sebaliknya.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
john Minchillo/AP
Pasien yang diberi obat di Shenzhen berubah negatif dalam rata-rata empat hari. 

TRIBUNNEWS.COM - Meski sudah ada sejumlah penelitian yang menilai bahwa klorokuin atau anti-malaria bisa digunakan untuk mengobati Covid-19, tapi anggapan sebaliknya juga masih ditemukan.

Seperti halnya yang diungkapkan Ahli Biologi Molekuler di Montreal Clinical Research Institute (IRCM), Nabil Seidah. 

Seidah dan satu rekannya sempat meneliti obat ini untuk menanggulangi SARS-CoV pada 2005 lalu.

Baca: Klorokuin Obat Corona Siap 3 Juta Buah, Yuri: Warga Tak Perlu Membeli

Baca: Kominfo Ralat Klarifikasinya yang Sebut Klorokuin Jadi Obat Corona sebagai Disinformasi

Seidah saat ini sedang bereksperimen dengan sejumlah obat-obatan termasuk diantaranya klorokuin sebagai upaya potensial melawan SARS-CoV-2 dan menggunakan bahan yang dikirim farmasi kepadanya.

Penelitiannya pada 2005 lalu menghasilkan efek antivirus kuat dalam sel hewan vitro.

Hasil Penelitian Terkait Cara Kerja Klorokuin

Melansir The Scientist, mekanisme dimana klorokuin menahan infeksi Covid-19 masih belum jelas.

Klorokuin bisa meningkatkan pH endosom, yakni vesikel di dalam sel sebagai tempat masuknya virus.

Endosom memiliki pH agak asam, sedangkan pH yang agak asam dapat membantu proses masuknya virus.

Seidah menjelaskan bahwa klorokuin dapat sedikit meningkatkan pH endosom, sehingga dapat mencegah fusi (penggabungan virus) dan menghentikan virus memasuki sel.

Seidah juga mengatakan klorokuin juga dapat memblokir enzim yang terlibat dalam fusi (penggabungan) antara virus dan sel paru-paru sehingga menghambat dalam proses replikasi (penggandaan) virus.

Sehingga apapun mekanismenya, kemungkinan kombinasi beberapa jenis obat yang pada akhirnya diperlukan untuk bisa melawan Covid-19.

"Klorokuin saja tidak akan menyelesaikan masalah," katanya.

Sedangkan Rossman masih berharap dengan klorokuin karena kemampuannya untuk meningkatkan pH endosomik.

"Tapi seringkali ada celah besar antara cara kerjanya di sel-sel laboratorium (saat penelitian) dan cara kerjanya di dalam tubuh," katanya.

Obat ini berpotensi berbahaya bila digunakan dalam dosis tinggi atau untuk jangka waktu lama.

Bahkan dapat menyebabkan kebutaan permanen hingga kematian.

Rossman dan Seidah setuju bahwa uji klinis yang lebih besar adalah suatu keharusan, sebelum klorokuin dianggap aman dan efektif sebagai pengobatan untuk COVID-19.

Bahkan belum lama ini ada dua orang Nigeria yang dikabarkan keracunan setelah mengonsumsi obat ini.

"Dalam beberapa hari terakhir, kami telah melihat banyak pesan beredar di media sosial tentang klorokuin sebagai obat untuk coronavirus dan di beberapa daerah Lagos."

"Tapi setelah pernyataan Donald Trump butuh perspektif lain, orang-orang secara besar-besaran antri di depan apotek untuk membeli klorokuin," ungkap Ore.

Lantaran meski beberapa penelitian mengungkapkan harapan yang besar kepada obat jenis ini, para ilmuwan sepakat bahwa untuk benar-benar menggunakan ini butuh waktu penelitian berkali-kali.

Terutama untuk memastikan keamanan obat yang satu ini.

Pemerintah Himbau Tidak Gunakan Klorokuin Sembarangan

Pemerintah mendatangkan jutaan obat-obatan berjenis avigan dan klorokuin untuk mengatasi Covid-19 di tanah air.

Namun Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto meminta masyarakat yang sehat agar tidak membeli obat klorokuin tersebut.

Lantaran obat ini termasuk dalam obat keras yang digunakan untuk mengobati, bukan untuk mencegah Covid-19.

Baca: BREAKING NEWS - Jumlah Kasus Positif Corona di Indonesia Naik Jadi 450 Orang, 38 Meninggal

Penggunaan obat ini pun harus dengan resep dokter. 

“Ini adalah obat yang akan kami datangkan, dan satu diantaranya sudah akrab kita ketahui yakni klorokuin," kata Yuri pada konferensi pers di Gedung BNPB, pada Sabtu (21/3/2020) pukul 15.30 WIB dikutip dari KompasTV. 

“Sehingga tidak perlu masyarakat membeli dan menyimpan obat tersebut,” tegasnya.

Oleh karena itu Yuri berharap tidak ada kesalahpahaman terkait kegunaan dari klorokuin itu.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan