Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Corona

Mike Pompeo: AS Tinjau Kembali Sanksi Terhadap Iran untuk Bantu Perangi Virus Corona

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menyampaikan kemungkinan bahwa pemerintahan Donald Trump dapat meninjau kembali sanki terhadap Iran (31/3/2020).

Sputnik News
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menyampaikan kemungkinan bahwa pemerintahan Donald Trump dapat meninjau kembali sanksi terkait kerjasama nuklir Iran, Selasa (31/3/2020).

Dilansir Al Jazeera, hal ini demi membantu memerangi pandemi virus corona.

Tetapi, Mike Pompeo tidak memberikan tanda-tanda nyata bahwa dia berencana melakukannya.

Pernyataan tersebut mencerminkan perubahan suara di Departemen Luar Negeri AS, yang sebelumnya mendapat kecaman pedas dari Sekretaris Jenderal PBB.

Setidaknya lebih dari 2.800 orang telah meninggal karena virus corona di Iran.

Baca: 100 Awak Positif Covid-19, Kapten Kapal Induk AS: Para Pelaut Kami Tak Harus Mati Seperti Ini

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo  memberikan kesaksian pada sidang Komite Luar Negeri Dewan di Capitol Hill di Washington, DC
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo memberikan kesaksian pada sidang Komite Luar Negeri Dewan di Capitol Hill di Washington, DC (Carolyn Kaster / AP Foto)

Untuk diketahui, sebelumnya AS telah berencana untuk meringankan sanksi kerjasama nuklir Iran.

Mengenai pengurangan sanksi AS ini, Departemen Luar Negeri AS mengumumkannya pada Senin (30/3/2020) kemarin.

Dilansir AL Jazeera, AS juga mengizinkan perusahaan-perusahaan dari Rusia, China dan Eropa untuk melanjutkan proyek mereka di terkait fasilitas nuklir Iran.

Tekanan Maksimum

Lebih jauh, sebagai bagian dari kampanye 'tekanan maksimum', berdasar perjanjian nuklir Iran, AS juga memperketat dan mengekang kegiatan nuklir, dan rudal di wilayah reginonal Teheran.

Sebelumnya, pemerintah Iran telah mendesak negara-negara lain dan PBB untuk menyerukan langkah-langkah 'tekanan maksimum' tersebut dicabut.

Namun, sejauh ini, Washington menolak mencabut sanksi apa pun.

Bahkan AS telah meningkatkan kampanye tekanan maksimumnya.

Pekan lalu, AS memasukkan lima perusahaan berbasis di Iran dan Irak, termasuk 15 orang atas dugaan dukungan kelompok teroris dalam daftar hitam.

Presiden Donald Trump (Twitter.com/realDonaldTrump)
Presiden Donald Trump (Twitter.com/realDonaldTrump) (https://twitter.com/realDonaldTrump)

Sepakat Batasi Program Nuklir

Dalam kesepakatan 2015 antara Iran dan enam kekuatan dunia, Inggris, China, Prancis, Jerman, Rusia dan Amerika Serikat, Teheran sepakat untuk membatasi program nuklirnya.

Selanjutnya, Iran meminta imbalan pencabutan sanksi yang telah melumpuhkan ekonominya.

Teheran juga telah lama menolak pernyataan yang menyebut mereka berusaha mengembangkan senjata nuklir.

Iran Meminta IMF 5 Miliar Dolar AS

Bulan ini, Iran meminta IMF untuk membantunya memerangi pandemi virus coroa agar mencairkan dana darurat senilai lima miliar dolar AS.

Permintaan tersebut tercatat sebagai yang pertama kalinya bagi Teheran meminta bantuan dari pemberi pinjaman internasional.

Baca: IMF: Ekonomi Dunia Masuki Resesi Terburuk Dibanding Krisis Keuangan Global

Baca: Jelajah Makhunik, Desa Kurcaci Berusia 1.500 Tahun di Perbatasan Iran-Afghanistan

Tim gabungan melakukan penyemprotan cairan disinfektan di Jalan Sudirman Pekanbaru, Selasa (31/3/2020). Penyemprotan massal dilakukan dengan mengerahkan puluhan kendaraan, baik mobil watercanon milik Kepolisian, mobil Pemadam Kebakaran maupun mobil Palang Merah Indonesia.

Penyemprotan disinfektan di Kota Pekanbaru, dibagi menjadi 4 zona. Yaitu Zona A (Utara), Zona B (Selatan), Zona C (Barat) dan Zona D (Timur), dengan total puluhan kilometer. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya mencegah penyebaran Virus Corona atau Covid-19.

Penyemprotan yang dilakukan di jalan, juga menyasar trotoar, jembatan penyeberangan orang dan halte di sepanjang rute yang dilaluinya. kegiatan penyemprotan sekitar 10 ton cairan disinfektanini melibatkan 3.802 personel gabungan TNI, Polri dan instansi lainnya. TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY
Tim gabungan melakukan penyemprotan cairan disinfektan di Jalan Sudirman Pekanbaru, Selasa (31/3/2020). Penyemprotan massal dilakukan dengan mengerahkan puluhan kendaraan, baik mobil watercanon milik Kepolisian, mobil Pemadam Kebakaran maupun mobil Palang Merah Indonesia. Penyemprotan disinfektan di Kota Pekanbaru, dibagi menjadi 4 zona. Yaitu Zona A (Utara), Zona B (Selatan), Zona C (Barat) dan Zona D (Timur), dengan total puluhan kilometer. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya mencegah penyebaran Virus Corona atau Covid-19. Penyemprotan yang dilakukan di jalan, juga menyasar trotoar, jembatan penyeberangan orang dan halte di sepanjang rute yang dilaluinya. kegiatan penyemprotan sekitar 10 ton cairan disinfektanini melibatkan 3.802 personel gabungan TNI, Polri dan instansi lainnya. TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY (/Theo Rizky)

AS akan Mengevaluasi Sikapnya?

Ditanya apakah mungkin ada titik di mana AS akan mengevaluasi kembali sikapnya terkait pelonggaran sanksi terhadap Iran, Mike Pompeo memberikan jawaban diplomatis.

"Kami mengevaluasi semua kebijakan kami secara terus menerus," kata Pompeo.

"Jadi jawabanya adalah, apakah kami akan memikirkannya kembali? Tentu saja," tegas Pompeo.

Pertanyaan yang sama penah dilontarkan kepada Pompeo pada 20 Maret 2020 kemarin.

Pompeo saat itu hanya mengatakan sanksi AS tidak berlaku untuk barang-barang medis dan kemanusiaan.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo (Kedubes Amerika Serikat)

Seruan untuk Mencabut Sanksi

Seorang ahli hak asasi manusia PBB menyerukan pada hari Selasa (31/3/2020) untuk mencabut sanksi internasional terhadap negara-negara mulai dari Iran hingga Korea Utara dan Venezuela.

Seruan tersebut untuk memastikan bahwa persediaan makanan mencapai populasi yang kelaparan selama pandemi corona.

Lebih jauh, Pompeo dikritik tajam karena sikap pemerintah terhadap sanksi Iran.

Pada bulan lalu, AS telah berulang kali memperketat sanksi terhadap Iran.

Terutama berusaha membuatnya lebih sulit untuk menjual minyak di luar negeri.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved