Virus Corona
WHO Peringatkan Timur Tengah agar Bertindak Cepat untuk Tangani Virus Corona
World Health Organization (WHO) memperingatkan negara-negara di kawasan Timur Tengah untuk bertindak cepat dalam menangani wabah virus corona.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - World Health Organization (WHO) memperingatkan negara-negara di kawasan Timur Tengah untuk bertindak cepat dalam menangani wabah virus corona.
Kasus-kasus di kawasan tersebut telah meningkat hampir 60.000.
"Kasus-kasus baru telah dilaporkan di beberapa negara paling rentan, dengan sistem kesehatan yang rapuh," ungkap Direktur WHO untuk wilayah Mediteriania Timur, Ahmed al-Madhari dilansir Al Jazeera.
"Bahkan di negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih kuat, kami telah melihat lonjakan yang mengkhawatirkan dalam jumalh kasus dan kematian yang dilaporkan," tambahnya dalam sebuah pernyataan.
Lebih lanjut, di luar Iran, lebih dari 50.000 kasus telah dilaporkan.
Baca: Dampak Wabah Corona, Pelatih PSM Makassar, Bojan Hodak Khawatirkan Liga di Asia Tenggara

Jumlah infeksi virus corona di Timur Tengah dan Afrika Utara lebih rendah dibandingkan dengan Eropa, Amerika Serikat dan Asia.
Tetapi pejabat kesehatan mengungkapkan takut terhadap kasus Covid-19 yang tida dilaporkan.
Mereka mengatakan, anyak negara dengan pemerintahan yang lemah dan sistem kesehatan yang terkikis oleh konflik akan berjuang untuk mengatasinya.
"Saya tidak bisa cukup menekankan urgensi situasi," kata al-Mandhari.
"Meningkatnya jumlah kasus menunjukkan bahwa penularan cepat terjadi di tingkat lokal dan masyarakat," ungkapnya.
Bencana Kemanusiaan Yaman
Satu di antara negara yang paling parah terkena dampak konflik adalah Yaman.
Di mana Bank Dunia mengatakan pada hari Kamis bahwa pihaknya akan menyediakan 26,9 juta dolar Amerika sebagai dana darurat untuk membantu WHO dan otoritas lokal meningkatkan kapasitas untuk mendeteksi, menampung dan merawat virus corona.
Untuk diketahui, Yaman belum mengkonfirmasi kasus virus corona.
Tetapi dipandang sangat rentan karena perang saudara selama lima tahun telah membawa sistem kesehatannya ke jurang kehancuran.
Perang saudara itu juga telah menciptakan salah satu bencana kemanusiaan buatan manusia terburuk di dunia.

Negara ini telah berjuang dengan tumpang tindih penyakit menular termasuk kolera, difteri dan demam berdarah.
Sejumlah besar orang telah mengungsi dalam konflik yang sedang berlangsung.
Sekitar 24 juta dari 29 juta penduduknya membutuhkan bantuan kemanusiaan.
Tidak ada dokter di 18 persen dari distrik negara itu.
Sebagian besar petugas kesehatan belum dibayar setidaknya selama dua tahun.
Dan kit pengujian Covid-19 tersedia hanya untuk 600 orang, menurut Bank Dunia.
"Epidemi memang menimbulkan risiko kesehatan masyarakat yang unik di Yaman," kata Marina Wes, direktur bank negara.
"Mengingat sistem kesehatan yang sudah lemah dan kerentanan tinggi di antara populasi," tambahnya.
UPDATE Covid-19 Global
Secara global, sjumlah 1.039.922 kasus telah dikonfirmasi terinfeksi wabah virus corona atau Covid-19.
Lebih lanjut, dikutip dari coronavirus.thebaselab.com, 222.240 orang telah dinyatakan pulih per Jumat (3/3/2020) pukul 20.50 WIB.
Sejumlah 55.170 kematian tercatat di seluruh dunia.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah virus corona sebagai pandemi global, Kamis (11/3/2020).
Virus tersebut dapat menular dari manusia ke manusia yang menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan.

Untuk itu, penting mengenali lebih jauh tentang gejala dan pencegahan virus corona.
Gejala yang ditimbulkan meliputi bersin, pilek, kelelahan, batuk, dan sakit tenggorokan.
Kemudian, pencegahan virus corona dilakukan dengan berbagai cara.
Misalnya, rajin cuci tangan menggunakan sabun atau pembersih tangan.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)