Sempat Dilarang, Penggunaan Zoom di Singapura Diperbolehkan dengan Perlindungan Tambahan
Kementerian Pendidikan (MOE) Singapura telah kembali mengizinkan pengunaan platform video Zoom.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Pendidikan (MOE) Singapura telah kembali mengizinkan pengunaan platform video Zoom.
Sekolah-sekolah di Singapura secara progresif dapat melanjutkan penggunaan platform video konferensi setelah tiga lapisan keamanan tambahan diperkenalkan.
Mengutip dari Straits Times, tiga lapis keamanan tambahan itu terdiri tombol tambahan ogin, pembatasan fitur dan pelibatan guru dalam protokol.
Tombol tersebut mencakup semua yang mengonsolidasikan fitur keamanan platform konferensi.
Langkah keamanan tambahan ini dilakukan setelah, pada Rabu (8/4/2020) lalu ada laporan terkait pelanggaran privasi saat para siswa menggunakan Zoom.
Baca: Singapura Larang Tenaga Pengajar Gunakan Aplikasi Zoom, Setelah Ditemukan Gambar Cabul
Baca: Dilarang di Taiwan, Seberapa Aman Aplikasi Zoom Dipakai WFH Saat Wabah Corona

Diberitakan sebelumnya, peretas telah membajak streaming pelajaran dengan menunjukkan gambar cabul kepada beberapa siswa.
Secara terpisah, peretas juga mengirimkan pesan cabul kepada siswa yang menggunakan Zoom.
Mengantisipasi insiden lebih buruk, para guru kemudian diminta untuk berhenti menggunakan Zoom untuk pengajaran berbasis rumah.
Direktur Divisi MOE, untuk Divisi Teknologi Pendidikan, Aaron Loh mengatakan kepada Straits Times, dua laporan polisi dibuat terkait insiden tersebut, Senin (13/4/2020).
Sejak saat itu, tambah Loh, kementerian menempatkan tiga lapis pertahanan.
Baca: Zoom Disebut Tidak Aman, Ini Rekomendasi Aplikasi Rapat Online Lain untuk WFH
Baca: Menkominfo Jamin Keamanan Data saat Pejabat Negara Rapat via Zoom
Keamanan Platform Dikonsolidasikan ke Tombol Keamanan untuk Membuatnya Lebih Mudah bagi Pengguna
Lebih jauh, pengaturan keamanan pada platform Zoom telah dikonsolidasikan ke tombol keamanan.
Hal itu demi membuatnya lebih mudah digunakan para pengguna saat mengaktifkan pengaturan.
MOE, kata Loh, bekerja sama dengan platform konferensi Amerika dalam hal ini.
Selain tombol keamanan, pengaturan keamanan default guru di platform Zoom sekarang dikelola secara terpusat oleh kementerian.
"Untuk lebih mengamankan platform di semua pengguna sekolah, secara konsisten," tegas Loh.
Selain itu, guru akan dibiasakan dengan fitur keamanan baru ini.
Lapisan pertahanan lain membatasi fitur Zoom yang dapat digunakan para guru, seperti menonaktifkan anotasi layar dan berbagi layar.
Serta penggunaan fitu papan tulis, untuk menghindari penyalahgunaan.
"Ketika masalah keamanan ditangani, pengguna menjadi lebih terbiasa dengan protokolkeamanan, kami akan mengaktifkan fitur-fitur ini lagi," papar Loh.

Langkah keamanan yang ketiga ini melibatkan para guru.
Mereka harus siap mengikuti protokol keamanan yang telah ditingkatkan untuk Zoom.
Setelah mengajukan pengakuan akan mengikuti protokol dari Zoom, guru akan diizinkan melakukan pelajaran langsung melalui platform tersebut.
Baca: Universitas di Jepang Tetap Gelar Wisuda Unik di Tengah Corona, Gunakan Robot dan Aplikasi Zoom
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)