Kamis, 11 September 2025

Virus Corona

Seminggu Dirawat karena Covid-19, PM Inggris Boris Johnson Pulih dan Sudah Kembali Bekerja

Sempat mendapatkan perawatan intensif beberapa waktu lalu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kembali bekerja.

Editor: Ifa Nabila
The Guardian/PA/Stefan Rousseau
PM Inggris Boris Johnson. 

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kembali bekerja setelah pulih dari infeksi virus corona.

Boris Johnson sempat mendapatkan perawatan intensif beberapa waktu lalu.

Pemerintahannya dikabarkan menghadapi kritik terkait peningkatan kasus kematian dan gangguan nasional yang disebabkan oleh virus tersebut.

Mengutip dari Ap News, kantor Johnson mengatakan dia kembali ke kantornya di 10 Downing Street pada Senin (27/4/2020).

Tepat dua minggu setelah dia dipulangkan dari rumah sakit London.

Lebih lanjut, Menteri Luar Negeri Dominic Raab, yang telah menjabat sebagai perdana menteri sementera, mengatakan Johnson bersiap untuk bekerja, Minggu (26/4/2020).

Baca: Boris Johnson Mulai Kerja Hari Ini, Dihadapkan Pro Kontra Pembukaan Sekolah dan Bisnis di Inggris

Baca: Sudah Sembuh dari Corona, Senin Ini Boris Johnson Kembali Memerintah Inggris

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meninggalkan Downing Street nomor 10 di London pusat pada 18 Maret 2020, dalam perjalanan ke House of Commons untuk menghadiri Pertanyaan Perdana Menteri (PMQ) Parlemen Inggris
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meninggalkan Downing Street nomor 10 di London pusat pada 18 Maret 2020, dalam perjalanan ke House of Commons untuk menghadiri Pertanyaan Perdana Menteri (PMQ) Parlemen Inggris (Tolga AKMEN / AFP)

Habiskan Satu Pekan di RS St Thomas

Johnson menghabiskan satu pekan di Rumah Sakit St Thomas.

Termasuk tiga malam dalam perawatan intensif atau ICU.

Boris Johnson diberi oksigen dan diawasi sepanjang waktu oleh pekerja medis.

Ia dinyatakan pulih pada 12 April 2020 lalu.

Melalui pesan video, Boris Johnson berterima kasih kepada staf di rumah sakit karena menyelamatkan hidupnya.

Jalani Pemulihan di Chequers

Johnson tidak terlihat di depan umum sejak keluar dari rumah sakit.

Ia diketahui menjalani pemulihan di Chequers, Inggris.

Angka Kematian di Inggris Bisa Lebih Rendah jika....

Lebih jauh, para politisi oposisi mengatakan memberikan komentarnya terkait angka kematian di Inggris karena Covid-19.

Mereka mengatakan, angka kematian akibat virus korona Inggris bisa lebih rendah, jika pemerintah konservatif Johnson memberlakukan lockdown nasional lebih cepat.

Mereka juga menuntut untuk mengetahui kapan dan bagaimana pemerintah akan melonggarkan pembatasan yang diberlakukan 23 Maret dan berjalan setidaknya hingga 7 Mei 2020.

Dalam suratnya kepada Boris Johnson, Pemimpin Partai Buruh oposisi Keir Starmer memberikan komentarnya.

"Keputusan harus diambil lebih cepat dan komunikasi dengan publik perlu lebih jelas," katanya.

"Publik Inggris telah membuat pengorbanan besar untuk membuat kuncian bekerja," tulisnya.

"Mereka layak menjadi bagian dari percakapan orang dewasa tentang apa yang terjadi selanjutnya," tambahnya.

Ilmuwan Sebut Inggris Capai Puncak Pandemi

Lebih jauh, para ilmuwan mengatakan Inggris telah mencapai puncak pandemi tetapi belum keluar dari bahaya.

Jumlah orang yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 menurun dan jumlah kematian setiap hari memuncak pada 8 April 2020.

Tetapi ratusan kematian baru di Inggris kabarnya diumumkan setiap hari.

Beberapa ahli kesehatan mengatakan Inggris bisa memiliki jumlah kematian virus tertinggi di Eropa.

Ketika kekhawatiran menyusut bahwa sistem kesehatan akan kewalahan, para penentang mengkritik pemerintah Johnson.

Mereka mengritik kurangnya  peralatan pelindung (APD) bagi para pekerja medis dan kurangnya pengujian untuk virus tersebut.

Baca: Meski 18 Jam Lamanya, Dono Bersyukur Puasa di Inggris Kali Ini Lebih Hikmat di Tengah Pandemi Corona

Baca: Boris Johnson Mulai Kerja Hari Ini, Dihadapkan Pro Kontra Pembukaan Sekolah dan Bisnis di Inggris

Lebih dari 100 pekerja medis yang terinfeksi telah meninggal sejauh ini.

Pemerintah telah berjanji untuk melakukan 100.000 uji virus corona per hari pada akhir bulan, tetapi belum mencapai 30.000 per hari.

Inggris juga meningkatkan pengujian, sehingga semua orang dengan virus dapat diidentifikasi dan kontak mereka dilacak dan diisolasi.

Hal tersebut menjadi kunci untuk melonggarkan lockdown Inggris.

Pemerintah Inggris mengatakan semua staf perawatan kesehatan dan pekerja penting lainnya dapat diuji jika mereka menunjukkan gejala.

Namun, dalam dua hari pertama pengujian yang diperluas, sistem online yang menangani permintaan harian untuk pengujian telah melampaui pasokan pada pagi hari.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan