Virus Corona
Penelitian Mengungkap Angka Kematian Covid-19 di Meksiko Lebih Tinggi dari Catatan Resmi
Sebuah studi baru menunjukkan jumlah kematian di negara Meksiko lebih tinggi daripada angka resmi.
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah studi baru menunjukkan jumlah kematian di negara Meksiko lebih tinggi daripada angka resmi.
Menurut catatan Worldometers pada Selasa (26/5/2020), jumlah kematian di negara ini mencapai 7.633.
Adapun angka infeksinya mencapai 71.105.
Penelitian yang diterbitkan di majalah Mexico Nexos pada Senin (25/5/2020) kemarin ini menganalisa data dari 52 pencatatan sipil ibu kota, dikutip dari The Guardian.
Baca: Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa Umumkan Pelonggaran Lockdown Covid-19 Mulai 1 Juni 2020
Baca: 33 Ribu Ton Pupuk Urea Buatan Petrokimia Gresik akan Diekspor ke Meksiko
Data tersebut digunakan untuk memperkirakan jumlah sertifikat kematian yang diterbitkan pemerintah antara 1 Januari hingga 20 Mei 2020.
Peneliti sekaligus penulis laporan itu, Mario Romero Zavala dan Laurianne Despeghel menemukan 37 persen lebih banyak sertifikat kematian dikeluarkan pada April 2020 dari rata-rata di bulan yang sama itu selama empat tahun sebelumnya.
Pada akhir Mei mereka memperkirakan jumlahnya akan meningkat hingga 120 persen.
Meski peneliti mengatakan semua catatan kematian itu tidak selalu berasal dari Covid-19, tapi beberapa dari orang yang meninggal tidak sempat ke rumah sakit.
Di laporan itu tertulis beberapa orang meninggal itu tidak ke rumah sakit karena takut terinfeksi corona atau karena sebab lain.
Romero dan Despeghel menilai persentase kematian resmi Covid-19 di Kota Mexico sebesar 25 persen.
Lebih rendah dari Jerman 97 persen dan Inggris 54 persen.
Pada Senin lalu, Kota Meksiko telah mencatat 1.963 kematian akibat Covid-19 menurut Wali Kota Claudia Sheinbaum.

Sejauh ini, angka tersebut adalah yang tertinggi dibanding negara bagian lain Meksiko.
Tetapi, lonjakan kematian ini terjadi karena meski pengawasan meningkat, pengujian Covid-19 di Meksiko masih rendah.
Meksiko secara resmi mencatat 7.394 kematian dan 68.620 infeksi Covid-19, menurut data pemerintah pada Senin lalu.
Penelitian pada sertifikat kematian di Kota Meksiko ini menambah pertanyaan tentang angka resmi kematian di sana.
Namun, Sheinbaum dan pejabat kesehatan federal menyangkal ada kesalahan perhitungan angka resmi.
Meksiko berada di peringkat paling bawah dalam pengujian di antara negara-negara Amerika Latin lainnya.
Negara ini hanya melakukan 99 tes per 100.000 penduduk pada 15 Mei lalu.
"Mengingat jumlah kematian yang rendah dilaporkan di Meksiko, orang akan menganggap bahwa kita kurang pencatatan."
"Kasus yang dikonfirmasi sangat berkorelasi dengan pengujian."
"Mengingat korelasi itu, jika suatu negara mengambil strategi di mana mereka melakukan pengujian sangat sedikit, lumrah untuk mengasumsikan kematian juga kurang perhitungan," jelas Romero.
Baca: Covid-19 Mencapai Tahap Kritis di Amerika Latin: Brasil, Peru, Chile, Meksiko, hingga Nikaragua
Baca: Presiden Brasil Hadapi Tekanan karena Trump, Warga Dilarang Masuk ke Amerika Serikat
Sebelumnya, ahli epidemiologi, Hugo López-Gatell, memperkirakan Meksiko akan mencapai puncak pandemi pada 10 hari pertama Mei.
Diperkirakan jumlah korban jiwa sekitar 6.000 orang.
Sayangnya, negara ini mencatat lonjakan kematian baru tertinggi, 479 pada Jumat silam.
Hal ini terjadi di tengah klaim Hugo López-Gatell dan Presiden Meksiko, Andrés Manuel López Obrador, bahwa kurva Covid-19 sudah rata.
López Obrador, yang mengaku telah 'menjinakkan' virus corona maju, berencana untuk membuka negara secara bertahap.
Hal ini dilakukannya sekalipun jumlah kematian terus meningkat.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)